I

20 4 0
                                    

Hai, mungkin cerita ini akan membosankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, mungkin cerita ini akan membosankan.

Cerita cinta remaja yang penuh dengan adegan dan dialog klise seperti cerita cinta monyet pada umumnya...

Langsung saja kita masuk pada awal kisah ku, kisah dimana keadaan memaksa kami berpisah, kisah dimana keadaan memaksa kami untuk saling asing, kisah sebelum jarak sejauh 14.200Km membentang diantara diriku dan dirinya...

🥀

Seorang anak berusia 5 tahun, berlari Menghampiri wanita tua yang sedang duduk menonton Televisi dengan kacamata bulat bertengger di hidungnya, "Nenek. hiks..hiks." pria kecil itu kini menangis sesenggukan dipelukan sang nenek.

Ia bercerita mengenai hari pertama dia bersekolah, tentu saja di bangku TK. "Aduduh, jagoan nenek kenapa nangis?" Ucap nya mengelus surai hitamku lembut.

"Tadi disekolah aku jatuh nek, didorong ujang," kataku masih sesegukan.

"Di dorong gini nih nek. Tapi aku balas kok nek, aku dorong dia juga." aku memperagakan bagaimana ujang mendorong ku hingga terjatuh saat mengantri naik perosotan, Nenek yang melihat tingkahku hanya menggeleng sambil tersenyum.

Memang sudah jadi kebiasaan ku yang ada apa apa selalu cerita kepada neneku satu ini, hanya dia yang ku anggap rumah.

Nenek merapihkan rambutku yang berantakan dan mengelap keringat diwajahku.

"Sayang nya nenek, Alkana harus janji sama nenek. Harus nurut sama orang tua, harus sayang sama ayah dan mamah, harus sayang Arkana juga jangan ditangisin terus." Nenek mencubit gemas hidungku.

"Gk mau! Mamah sama Ayah jahat, Alkana mau nya sayang sama nenek aja." Aku menggeleng keras dan menenggelamkan kepalaku kedalam pelukannya.

"Alkana Abraham! Sudah mamah bilang kalau pulang sekolah itu langsung kerumah! Ngapain kamu kesini! Dasar anak gk berguna berbeda sekali dengan Arkana!" Cecar wanita yang sudah ada dihadapan kami berdua.

"Riana, jangan bentak anak kamu kaya gitu. Gk baik untuk mental nya nak." Sungguh nenek ku adalah malaikat pemberian tuhan.

"Ibu tau apa soal mengurus anak?! Anak yang ibu urus saja gk bener, gara gara ibu. Anak ibu ninggalin aku gitu aja ngurus dua anak seorang diri! Lebih baik ibu cepat mati!" Yah yang mengucapkan kalimat menyakitkan itu adalah mamahku Riana Abraham dia adalah wanita gila menurutku.

Setelah mengucapkan kata kata yang menghujam, dia keluar rumah nenek dan membanting pintu rumah dengan keras.

Rumahku dan rumah nenek tidaklah jauh,hanya berselang dua rumah saja.

Nenek tertegun mendengar ucapan mamah, ia tersenyum simpul dengan air mata yang mengalir.

Perlahan ku gapai wajahnya menyeka air mata nenek dan berkata, "Nenek jangan nangis, suatu hari kalau Alkana sudah besar dan kuat. Alkana bakal jadi super hero buat nenek." Nenek mengangguk kemudian mencium keningku.

King And Broken Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang