fact

823 86 1
                                    

Aku menatap mama yang makan malam dengan tenang. Entah kenapa ingatanku kembali melayang pada ucapan gabriel siang tadi. Ucapan ambigu yang membuatku menyimpulkan sesuatu. Tentang gabriel membuatku menatap mama kembali.

Aku ingat, mama selalu menyembunyikan tentang masalalunya. Selalu menghindar setiap kali aku bertanya tentang papa. Tak pernah memberi tahu ku fakta tentang aku yang memiliki kembaran. Mama dengan segala masalalu nya yang tak pernah membiarkanku mengetahuinya.

Aku menghembuskan nafasku pelan. Mungkin, salam gabriel memang perlu di sampaikan...

" aku punya teman baru di sekolah ma."

Mama menatapku sejenak, kemudian mengambil minuman di samping nya dan meneguknya sekilas.

" oh ya?, cewek apa cowok??"

" cowok"

"cowok? Ganteng gak??"

Tanya mama antusias dengan senyum jail di bibirnya.

" ganteng, ganteng banget malah"

Ujar ku jujur. Benar gabriel memang ganteng, Ganteng banget malah. Mama tersenyum sumringah. Pandangannya menatapku terharu. Bahkan dengan lebaynya ia mengusap sudut matanya yang tak mengeluarkan air sama sekali.

" anak mama udah gede ya, udah ngerti cowok ganteng..."

Aku menatap mama cengo.

" terus gimana?? Kamu suka sama dia?? Semacam love at first sight gitu??"

Aku cemberut, mama apaan sih, aku tau aku jomblo dari lahir, tapi mama gak perlu gitu juga dong..

" apaan sih!, siapa juga yang suka sama gabriel!"

" oh jadi namanya gabriel, namanya bagus. Mama jadi pengen tau dia seperti apa?"

Ujar mama dengan senyum jenaka kepadaku. Aku menatap mama sebal. Aku bisa menebak pemikiran mama yang menduga aku suka dengan si gabriel itu.

" emang, apa lagi namanya mirip banget sama aku"

" mirip gimana??"

" nama aku kan gabriella alexandra kan ma..."

" he em"

" kalo nama dia itu....gabriel, gabriel alexander malvien. Apa lagi wajahnya yang agak mirip sama aku, aneh gak sih ma?"

Raut jenaka dan jail mama berubah dalam sekejab. Pandangannya berubah kosong. Tubuhnya menegang kaku, Tanpa sadar mama menggenggam sendok dan garpu erat. Aku menatap mama polos bercampur bingung.

" mama kenapa??"

Mama menatapku sejenak. Dia meletakkan sendok dan garpu pelan. Kemudian beranjak berdiri.

" mama agak gak enak badan ella. Mama kekamar dulu ya.."

Aku mengangguk setuju. Pandanganku menatap kepergian mama. Sorot polos dan bingung dimata ku berubah datar melihat kepergian mama. Aku mendengus pelan.

" terus aja sembunyiin, di kira gue gak tau apa.."

Tapi, kalo mengingat ucapan gabriel tadi siang. Kayaknya cowok itu udah tau kalo aku kembaran nya. Terus, aku harus gimana???

****

Gabriel melangkah memasuki mansion keluarganya pelan. Netranya menangkap para pelayan beserta bodyguard keluarga yang menyambutnya hormat. Tanpa memperdulikan mereka, gabriel segera melangkah ke lantai 3, tempat dimana kamarnya berada.

Gabriel anak tunggal, jadi lantai itu hanya terdapat kamarnya saja tanpa di tempati oleh orang lain. Begitu memasuki kamar nya, gabriel segera melemparkan tasnya sembarang tempat. Kemudian ia merebahkan tubuhnya sejenak di ranjang.

Pikirannya berkelana, sejenak ia memejamkan kedua matanya. Ingatannya kembali di hari ia pertama kali mendengar nama seseorang yang begitu mirip dengan nya. Seseorang yang selama ini ia cari. Gabriel segera beranjak dari berbaringnya. Ia mendekat ke nakas di samping tempat tidur, kemudian membuka laci lalu mengeluarkan dua lembar foto yang ia simpan.

Foto pertama berisikan pernikahan seseorang. Gabriel hanya tau mempelai prianya saja, dia adalah gavin lectorald malvien atau daddynya sendiri. Sedang kan perempuan yang berdiri di samping foto daddynya gabriel tak tau. Wajah itu terlihat asing.

Di lembar foto satunya, terdapat foto sepasang anak kembar di ruang inkubator.

Gabriel membalik foto tersebut, tertulis tanggal 07/10/20XX. Itu tanggal ulang tahun gabriel. Di bawah tanggal itu tertulis nama 'Gabriel alexander malvien and gabriella alexandra malvien.' Juga sebuah tulisan ' this is my baby twins'.

Raut dingin dan datar yang menjadi ciri khas gabriel menatap foto bayi kembar itu sendu. Jika saat itu gabriel tidak sengaja menemukan foto ini di mansion lamanya. Mungkin sampai sekarang dia akan tetap mengira bahwa perempuan yang selama ini ia panggil mommy adalah ibu kandung nya.

Nyatanya?? Kedua foto inilah yang membuat gabriel diam diam melakukan tes DNA antara dia dan mommynya sekarang. Dan hasilnya mereka bukanlah ibu dan anak. Lalu siapa ibu kandungnya?? Apakah perempuan yang berada di foto pernikahan ini??.

Gabriella... Mungkin mendekati gadis itu gabriel akan menemukan jawabannya. Dan entah kenapa gabriel begitu yakin jika gabriella teman sekelasnya itu adalah saudara kembarnya. Dan Yang perlu gabriel lakukan sekarang adalah menunggu hasil tes DNA antara gabriella dengan daddy gavin. Tes DNA itu akan menentukan langkah gabriel kedepannya. Satu hal yang gabriel inginkan, dia berharap jika firasatnya sekarang itu benar.

Gabriel melangkah menuruni tangga mansion. Dia berniat menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarganya.

Langkah kaki gabriel terhenti di ujung tangga. Pandangan nya menatap mommynya yang menata ruang makan dengan daddynya yang terus memperhatikan mommynya dengan pandangan memuja.

Sudah menjadi rahasia umum di mansion ini melihat bagaimana bucinnya seorang gavin lectorald malvien kepada istrinya, Amanda zenca.

Jika dulu gabriel akan begitu bahagia melihat bagaimana keluarganya yang harmonis, tapi sekarang sudut hatinya terasa muak. Membayangkan bagaimana kehidupan saudara kembar dan mama kandungnya yang ia sendiri tidak tau bagaimana keadaan mereka, membuat gabriel di hantui perasaan bersalah.

Lalu, Bagaimana dengan daddynya??

Hidden characterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang