Pretty Smile

498 56 0
                                    

Smiling doesn't mean you are happy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Smiling doesn't mean you are happy. Crying doesn't mean you are sad. If you never see through that mask, you won't understand.

———————————————————

Semilir angin berhembus. Menggoyangkan dedaunan yang bergemerisik. Suara langkah kaki bergema di jalanan hutan yang sepi. Napas berderu cepat saat merasa tak bisa menemukan jalan untuk kembali.

Lan XiChen, pewaris pertama dari sekte Lan berjalan menyusuri hutan dengan langkah cemas. Dia sudah berjalan sekian lama tapi selalu kembali ke tempat yang sama. Satu demi satu monster dia temui dan pertarungan tak terelakkan terjadi.

Keringat dingin menetes bersamaan dengan harapan terakhirnya untuk bisa ke luar dari hutan. Matanya menatap ngeri seekor monster berbentuk pohon yang memiliki banyak sulur hitam di sekelilingnya.

Dalam hatinya, Lan XiChen terus merutuki kecerobohannya. Dia berdoa semoga dia bisa ke luar selamat dari hutan mengerikan ini. Dia masih memiliki adik kecil yang manis yang menunggunya untuk pulang.

Tepat sebelum salah satu sulur itu bisa menembus kulitnya karena kelalaiannya, sebuah belati memotong telak sulur itu. Sebuah tangan menarik Lan XiChen mundur ke tempat yang aman.

"Tuan muda, anda baik-baik saja?"

Sebuah suara lembut mengalun nyaman menyapa telinganya. Setelah beberapa saat, kini matanya bisa menangkap dengan jelas siapa yang sudah menolongnya. Seorang gadis seusianya yang cantik, berkulit seputih salju dengan pakaian berwarna biru laut yang begitu pas dengan warna matanya. Lan XiChen seolah melihat dewi.

"Tuan muda?"

Suara itu mengalun lagi, menginterupsi waktunya untuk mengagumi keindahan di hadapannya.

"Ah," Lan XiChen melukis senyum ramah di wajahnya, "saya baik-baik saja, nona muda."

Gadis di hadapannya membalas senyuman kecil. "Nona muda ini Hou Yi courtesy ChunXi, tuan muda."

Lan XiChen mengangguk sopan. "Saya Lan Huan courtesy XiChen, pewaris sekte GusuLan."

Hou ChunXi mengangguk. "Anda tidak seharusnya ada di hutan ini, tuan muda Lan."

Seperti menarik kembali benang menuju tujuannya, kecemasan Lan XiChen kembali memenuhi rongga kepalanya. Dia harus pulang. Bagaimanapun, dia harus pulang.

"Tuan muda Lan."

Lan XiChen segera memasang senyumnya. "Nona muda Hou, apakah anda bisa membantu saya ke luar dari hutan ini?"

Hou ChunXi mengernyit. Dia sadar betul dengan senyuman aneh Lan XiChen. Dia dengar, Lan XiChen yang berbakat ini selalu tersenyum seperti malaikat. Kalau dipikir, senyuman itu tidak tulus.

Seperti melihat bintang yang berkelip. Entah cahayanya itu benar-benar cantik atau sebuah tragedi tengah terjadi. Seperti bulan yang bersinar terang dan cantik. Entah kecacatan seperti apa yang ada di dalamnya.

Senyuman tidak selalu berarti senyuman. Saat sedang tidak baik pun kadang kita tersenyum.

"Mari," kata Hou ChunXi sambil berjalan pergi.

Lan XiChen tertinggal di belakang. Masih dipenuhi dengan badai besar di dalam kepalanya. Dia bahkan harus meminta tolong pada seorang gadis hanya untuk ke luar dari sebuah hutan. Dia bahkan tersesat. Dia tidak pantas jadi pewaris sekte. Dia tidak cukup kuat. Dia bukan teladan yang baik.

Hou ChunXi sengaja memelankan langkahnya hingga kini dia berjalan di samping Lan XiChen yang berpikir dalam. Kerutan di dahinya tak lepas sejak mereka berjalan.

"Tuan muda Lan."

Lan XiChen masih terlarut jauh dalam pikirannya.

Hou ChunXi menghela napas. Tak lama, dia memutuskan untuk menjentikkan jari.

"Huh?" Seperti orang yang linglung serta kehilangan tujuan, tatapan matanya menyiratkan dengan jelas ada badai yang begitu besar di kepalanya.

"Kita sudah sampai," ujar Hou ChunXi.

Lan XiChen menatap sekeliling, mereka benar-benar sudah berada di luar hutan.

Lan XiChen segera membungkuk hormat untuk berterimakasih. "Terima kasih, nona muda Hou."

"Tidak masalah. Berjalan lurus saja ke arah barat, kau akan menemukan kota Yunmeng."

Lan XiChen sekali lagi membungkuk berterimakasih dan pamit pergi. Langkahnya masih diiringi dengan banyak suara di kepalanya. Suara-suara menyakitkan yang menghujani setiap inci pertahanannya.

"Tuan muda Lan," suara jernih selembut nyanyian tidur kembali mengusir semua suara yang melukainya. "Hanya mereka yang selalu berbohong pada diri mereka sendiri yang akan tersesat di hutan ini."

Bagai sebuah petir menerjang bumi, perkataan itu mampu membuat Lan XiChen mematung di tempatnya. 'Apa aku tidak cukup baik menutupi semuanya?' pikirnya dalam hati.

Hou ChunXi berjalan menjauh sambil berkata, "Tersenyum setiap saat tidak akan membuatmu bahagia. Mengejar ekspetasi orang lain tidak akan membuatmu puas. Apa salahnya berbuat kesalahan dan tidak tersenyum?"

Tidak pernah sekali pun dalam hidupnya Lan XiChen berpikir dia akan bertemu seseorang yang mengerti dirinya. Dia berbalik, berharap masih menemukan orang yang mampu menatap jauh ke dasar hatinya. Kekecewaan membanjiri hatinya. Menghancurkan setiap serpihan harapannya.

Setetes air mata lolos dari kelopak matanya. "Aku ingin berhenti, ini melelahkan," lirihnya sambil menghapus setiap jejak air mata yang menurutnya bodoh.

"Lan XiChen ... siapa sangka menjadi figur yang sempurna begitu menyakitkan?"

 siapa sangka menjadi figur yang sempurna begitu menyakitkan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————————————————

24-07-2022 | Minggu, 22.19

With love,

L Arunius

D A I S YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang