2. Tak Pernah Padam

1.5K 103 0
                                    

SETELAH membersihkan badannya dari debu dan asap jalanan Ibu Kota, Jonathan kelimpungan sendiri saat membuka lemari pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETELAH membersihkan badannya dari debu dan asap jalanan Ibu Kota, Jonathan kelimpungan sendiri saat membuka lemari pakaiannya. Kosong melompong, hanya tersisa beberapa kemeja dan celana bahan yang biasa ia kenakan saat bekerja. Ia tidak ingat kalau sebagian besar baju bersihnya masih berada di bagasi mobil. Dengan bertelanjang dada, pria itu membopong dua kresek besar berwarna oranye, berisikan pakaiannya yang entah berapa hari yang lalu baru sempat di ambil dari laundry dekat kantornya.

Siang itu setelah Sunmori*, ia sengaja langsung pulang ke rumah tanpa mampir terlebih dahulu ke kedai Nasi Padang langganannya. Sebab perutnya keroncongannya kini sudah terisi. Berkat sehari sebelumnya Sang Adik membawakannya berbagai macam lauk dan kue buatan Mamanya seperti biasa. 

Nathan menghela napas kasar, rambutnya masih basah. Ia kemudian merobek plastik yang membungkus tumpukan baju bersihnya, mencari-cari kaus oblong belel yang wajib ia kenakan jika berniat mendekam seharian di rumah. Lalu ia memindahkan setumpuk demi setumpuk bajunya, mengisi lemari pakaian yang kosong. Hingga penuh, sampai di rak paling bawah.

"Lah, celana siapa ini?"

Nathan mengerutkan kening saat celana jeans berwarna abu-abu gelap itu terselip di antara tumpukan bajunya dipaling bawah. Yang membuatnya semakin heran, saat di perhatikan kembali, ia yakin kalau itu adalah celana jeans perempuan.

"Si Mbak laundry nya salah kali..." monolognya sambil membaca bon pembayaran yang terselip di antara lipatan celana tersebut. "BUSET!! ini laundy'an dari gue kapan?!"

Pria itu semakin di buat kaget menyadari kekonyolannya. Hidup sendirian di rumah yang begitu besar membuat Nathan sangat payah dalam mengatur barang-barang keperluan pribadinya. Jangankan bebenah rumah, untuk dirinya sendiri saja kadang ia tak memiliki waktu. Jam makannya berantakan, waktu istirahatnya sangat pendek, sekalinya ada di saat-saat seperti ini, Nathan lebih memilih menghabiskan waktu bersama moge kesayangannya. Setelahnya ia akan tidur seharian dan marathon menonton series yang sedang ia ikuti.

Niat mencari kaus kesayangannya pun sirna. Suasana hatinya mendadak berubah ketika ia baru saja ingat siapa si pemilik celana jeans yang sudah lama nyasar di lemari pakaianya itu. Ya, Farabella. Siapa lagi? Tidak mungkin Carissa, adik yang tak kunjung akur dengannya hingga kini.

Terakhir kali, Fara, mantan tunangannya itu Nathan ajak bersunmori ria di akhir pekan. Dalam perjalanan pulang hujan deras tidak disangka turun tiba-tiba. Pada saat itu Nathan menawari Fara untuk berteduh menepi. Tapi Fara menolak dengan alasan tanggung, karena rumah Nathan sudah sangat dekat. Alhasil mereka sampai rumah dengan basah kuyup. Ujung-ujungnya Fara harus menginap di rumahnya karena tidak sampai hati untuk meminta Nathan mengantarnya pulang. Sebab waktu sudah malam, dan esok senin pekerjaan sudah menunggu keduanya untuk di sambut.

"Udah mau jadi istri orang tetep aja ini anak minta di inget mulu. Fara... Fara..." keluhnya lemas.

Ia pun melipat kembali celana itu. Dan memisahkannya untuk di masukan ke dalam paperbag  yang kebetulan berada di atas meja kerjanya. "Masa harus gue anterin sih, males banget. Suruh OB ajalah besok. Eh, apa buat Si Rissa aja yah?" ucapnya saat merebahkan diri di tempat tidur.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang