Alur takdir sangat sulit tertebak, roda kehidupan terus berputar tapi knp hidupku hanya penuh penderitaan ?
~~~Disini Rissa berada, disebuah taman degan ditemani suasana tenang dan hembusan angin menerpa dirinya.
Selepas dari cafe tadi, dirinya ingin menenangkan pikirannya serta suasana hatinya.
"Ma.. sebenarnya Rissa harus ngapain lagi di dunia ini?" Ucapan Rissa yang hanya mengudara.
Rissa menengadahkan kepalanya keatas membiarkan suasana tenang ini ia rasakan.
Selang beberapa menit Rissa melakukan kegiatannya, ia kini menatap awan yang membentang luas di atas sana.
"Lebih menyenangkan jika menjadi awan, jauh di atas namun selalu terlihat begitu jelas keberadaannya"
Ting!
Twins Devils!
"Black Armor telah bergerak, sebaiknya lindungi keluarga mu sebelum mereka mati satu persatu"Pesan dari twins Devils membuat Rissa pusing namun dirinya tidak tinggal diam. Ia mengirim pesan kepada kak zilla (madam) agar bisa mengamankan orang-orang terdekatnya.
"Perang lagi perang lagi huft.." lirih Rissa yang lelah dengan semua kegiatan gelapnya.
Rissa kemudian bangkit dan meninggalkan area itu kembali ke salah satu markasnya yang berada di Rusia.
...
Lain halnya dengan Rissa, kini semua orang terdekatnya bingung ingin melakukan apa lagi.
Dafa sendiri hilang ntah kemana, semua orang tidak tahu dimana keberadaan Rissa dan Dafa yang menghilang ntah kemana.
Kedua keluarga Rissa kini berada di mansion, mereka bingung harus melakukan apa lagi agar mendapatkan informasi mengenai keberadaan Rissa.
Saat beberapa lama kemudian, sebuah ponsel berbunyi yang berasal dari ponsel milik Andre.
My little Queen calling...
"Mom, Dad, adek nelfon" ujar Andre dengar senyum mengembang.
"Halo dek, kamu di mana? Baik baik aja kan? Kasih tau Abang dimana posisi kamu sekarang biar Abang samperin" ujar Andre yang menyerbu Rissa dengan pertanyaan beruntun.
"Bang, Rissa baik-baik aja. Abang mendingan jagain semuanya yah soalnya aku takut kalau ada yang mengincar kalian juga. Soal keberadaan Rissa Abang gak perlu tau yah, nanti Rissa balik lagi kok cuman gak sekarang. Udah dulu yah bang, adek banyak urusan lain. Daah" Rissa mematikan sambungan telepon setelah mengucapkan kalimat yang panjang.
"Huft" Andre hanya bisa menghembuskan nafasnya pertanda pasrah.
Rissa kini sdh berada di tempat pertemuan antara dirinya dan twins Devils.
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya Rissa serius.
"Sepertinya mereka tidak mengincar keluarga mu, dia menginginkan dirimu. Melalui penyelidikan dan informasi yang kami dapat, mereka berencana untuk membunuh mu." Jelas salah satu diantaranya.
"Atas dasar apa?" Ujar Rissa.
"Posisi mu sebagai Queen di dunia gelap"
"Hm begitu rupanya. Jika di pikir-pikir mengapa red Devils harus mau menaungi mereka, apa semuanya juga terjadi karna campur tangan dari merek?" Ujar Rissa.
"Tidak." Bantah twins Devils.
"Red Devils tidak melakukan kontribusi apapun, ini adalah rencana gelap dari black Armor" jelasnya.
"Baiklah, mengenai hal yang mereka lakukan apa saja?" Ucap Rissa bertanya.
"Ini adalah penyerangan yang mereka rencanakan secara matang, jika tidak berhati-hati mungkin saja kita yang akan hancur. Mereka terdiri dari 5 kelompok mafia yang telah anda ratakan" penjelasan itu membuat Rissa hanya menganggukkan kepalanya tanda paham.
"Jadi ini bentuk balas dendam mereka, hmm baiklah akan ku terima penyerangan mereka dengan hal yang tak terduga" ujar Rissa tersenyum miring.
Sudah sekian lama senyum itu menghilang, kini kembali lagi dan kali ini lebih mengerikan Dimata twins Devils.
"Kalian pantau pergerakan mereka, untuk langkah pertama jika mereka bergerak lebih jauh, serang sebagian pasukan mereka per unit. Lakukan penyerangan secara diam-diam tanpa terlihat" ujar Rissa memberikan arahannya.
"Orang-orang kami sudah melakukan pemantauan dan sewaktu-waktu dapat melumpuhkan musuh sedikit-demi sedikit" balas twins Devils.
"Bagus, terus pantau. Saya akan mempersiapkan satu hal agar kemenangan akan ku pastikan berada di tangan kita." Ucap Rissa.
"Baik." Jawab twins Devils bersamaan.
Setelah perbincangan itu, Rissa meninggalkan Twins Devils begitu saja.
Disisi lain dimana Riska yang berada di sebuah ruangan bersama satu orang misterius.
"Sebentar lagi semuanya akan selesai" ujar Riska yang hanya dibalas senyum tipis oleh orang misterius itu.
"Apa semuanya sudah berjalan lancar menurut mu?" Tanya riska.
"Sudah cukup. Semua hanya soal waktu dan satu hal itu yang perlu kau utamakan!" Ujar orang itu sedikit mengingatkan Riska akan satu hal.
"Pasti! Kali ini pasti berhasil, bukan hal yang penuh drama seperti ini lagi!" Ujar Riska.
Tak lama ada seorang yang masuk ke ruangan itu tanpa mengetuk pintu membuat orang misterius tadi sedikit kesal.
"Jika ingin masuk, ketuk pintunya!" Peringatnya.
"Terserah ku dan jangan mengatur ku!" Kata orang yang masuk begitu saja.
"Jika kau bukan saudara ku, sudah ku patahkan leher mu itu!" Kesal orang misterius tadi.
"Tak usah berkata seperti itu jika hal yang kau susun sedari dulu belum kau selesaikan sampai sekarang ini." Ejek orang itu.
"Sialan! Ini tidak semudah yang kau bayangkan, sekarang tinggal menunggu waktu yang berjalan dan kejadian yang akan terjadi"
"Sudahlah, biarkan saja aku yang melakukannya dan kau lihat bagaimana diriku yang akan membereskan hal ini dengan cepat!" Ujar orang itu.
"Tidak akan kubiarkan kau menghancurkan hal yang telah ku susun sekian lama ini, ingat kita sudah sepakat mengenai hal ini dan kau tak ada urusan lagi." Ujar orang misterius.
"Tenanglah, aku hanya bercanda saja. Kau masih muda sudah berlagak seperti orang tua Bangka yang sibuk dengan ambisinya. Tenanglah haha" ucap orang itu sedikit tertawa melihat orang yang dia jahili kesal dengan ucapannya.
"Terserah mu saja!" Kesalnya.
"Jadi bagaimana dengan dia?"
.
.
.
Hai!
Jangan lupa vote and komen ya!
Spam komen juga gpp biar gw makin semangat wkwkSee you next part!
Love you all ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
K'Q Mafia World
Roman pour AdolescentsSQUEL SECRET OF MAFIA GIRL Kisah dengan teka-teki sang Mafia. "mengusik berarti mati!" sadis? tentu! psycho? tentu! berdarah dingin? Tentu! Bad? Tentu! Dafa, seorang anak yang di besarkan oleh seorang gadis bernama Clarissa Wozniacki. Rela menang...