genre: dark-romance
rating: semi-mature
tags & warning: mature-theme, harsh words, slightly feminization, violence, torture, attempt of rapping, mention of bloods, mention of character's death.
word count: 6,5k+
Author's note: Setting cerita ini adalah Wizarding World Alternate Universe, artinya cerita ini mengambil konsep sihir seperti di novel Harry Potter. Namun ada beberapa hal yang merupakan HeadCanon yang author ciptakan sendiri dari inspirasi beberapa sumber. Bagi kalian yang menyukai dunia sihir Harry Potter, you might like this story.
Bagian cerita yang menggunakan Italic adalah masa lalu dan bagian dari mimpi Pete, sedangkan paragraf cerita yang biasa adalah bagian cerita masa kini.
Bagi yang tidak terlalu mengerti dengan beberapa istilah sihir yang aku gunakan, kalian bisa bertanya di kolom komentar, aku akan dengan senang hati menjawab pertanyaan kalian.
Enjoy the story~
|||
His father 's first attempt to kill him when he was barely 6 years old
Sang ayah mengira dengan ia membunuh sang anak, akan membuat Veela yang merupakan ibu biologis Pete muncul untuk menyelamatkan anaknya. Hal yang cukup tidak masuk akal karena makhluk itu jelas-jelas membuang Pete di depan pintu mansion keluarga Theerapanyakul saat masih bayi merah.
Namun akal sehat lelaki tua itu sepertinya sudah memudar, tergantikan dengan obsesi untuk menemukan Veela yang sudah kabur darinya lebih dari 7 tahun yang lalu. Korn bahkan tidak peduli dengan tindakannya malam itu yang hampir meledakkan rumah mereka.
Lorong panjang di bagian timur mansion mereka menjadi saksi Kinn yang saat itu masih berusia 9 tahun, berlari sambil menyeret Pete untuk menyelamatkan diri. Pete terlihat setengah bingung dan takut, terlihat jelas dari netra biru pucatnya yang sesekali melihat ke arah belakang. Rambut panjang miliknya yang sempat dikepang oleh sang ibu sebelum tidur menjadi tidak beraturan, sihir yang menyembunyikan warna rambut aslinya juga mulai memudar, beberapa helai rambutnya mulai kembali berwarna putih keemasan.
Sang ibu sedang dalam bahaya, Pete dapat merasakannya, namun Kinn terus saja membawa Pete menjauh dari tempat ibunya berada.
Mereka berdua berhenti tepat dihadapan lukisan besar keluarga mereka, Pete yang masih berusia 1 tahun duduk dipangkuan Genevieve Theerapanyakul née Adulyadej, sang ibunda dan istri sah dari Korn Theerapanyakul yang berdiri disampingnya sambil merangkul bahu Anakinn.
Kinn sepertinya menemukan apa yang ia cari, karena seketika lukisan itu bergerak, menampilkan lorong rahasia yang hanya bercahayakan lilin sihir yang tergantung di dinding setiap jarak 1 meter.
Sang kakak membimbing Pete untuk masuk ke dalam lorong tersebut. Ia berjongkok di depan Pete, merapikan anak rambut keemasan milik Pete yang berantakan di keningnya.
"Dengarkan aku, ikuti lorong ini sampai kau menemukan ujungnya. Lorong ini seharusnya membawamu langsung ke perbatasan perlindungan sihir rumah kita, Pete." Kinn berhenti sejenak, mencoba untuk memberikan senyuman menenangkan pada adik kesayangannya.
"Kau ingat pohon Willow besar di sebelah timur rumah kita kan?" Kinn bertanya dengan nada halus, ia kembali tersenyum ketika melihat Pete mengangguk. "Kau hanya perlu berlari ke pohon itu, dan tunggu disana sampai aku dan Ma atau kakek dan nenek datang menjemput, do you understand what I am saying, darling?"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CAGED SWAN - VegasPete
Hayran KurguTheerapanyakyul name always screams power, so does Peter Pongsakorn Theerapanyakul. Selama yang ia ingat, Pete menghabiskan hidupnya menghindari Thailand, tanah kelahirannya. Pete sudah merasa puas dengan kehidupannya saat ini, tinggal bersama ibuny...