Aku memperhatikan Glen yang sedang memilih milih sepatu wanita, aku sedikit heran dengan nya, untuk apa dia membeli sepatu wanita? Tapi aku lebih memilih diam memperhatikannya.
"Bagus ga?" Tanya Glen sembari menunjukan sepatu heels warna putih tulang
"Cantik" Aku mengangguk
"Just like you"
Aku terdiam sesaat, terkejut dengan kata kata nya. Namun secepat mungkin aku kembali mengendalikan diriku
"Salting?" Tanya Glen dengan senyum jahilnya
"Ga" Jawab ku sembari memalingkan wajah ke arah rak sepatu yang ada di depan ku
Glen mencubit pipiku gemas, aku meringis kesakitan.
"Aw! Sakit!!"
Dia hanya terkekeh dan geleng geleng kepala
"Yuk!" Glen menarik tanganku ke kasir untuk membayar sepatu yang dia beli.
Setelah membayar dan keluar dari toko itu Glen mengajak ku ke toko sebelahnya yang menjual pakaian wanita.
Aku berpikir mungkin ini untuk pacarnya, entahlah.
Glen mulai memilih milih dress yang dia suka, dan akhirnya ia mengambil dua dress di tangannya. Dress putih dengan lengan panjang dan dress berwana merah blood.
"Bagusan mana?" Tanyanya sambil memilah memilih dress di tangannya
"Putih, matching sama sepatunya" Jawabku memberi saran
"Emang buat siapa sih?" Aku akhirnya memberanikan bertanya setelah melawan gengsi dalam diriku
"Lo" Celetuk Glen dengan entengnya
"Hah?" Aku belum mengerti apa yang dia ucapkan, mungkin saja dia hanya bercanda
"Iya, buat lo nanti malem" Ucapnya menjelaskan
"Emang malem gua mau kemana?" Tanya ku sembari mengangkat satu alis ku dengan raut wajah kebingungan
"Nemenin gua"
"Kemana?"
"Rahasia, dandan aja yang cantik"
"Dih?"
Glen meletakan jarinya di mulutku sembari mengatakan "suttt"
Aku menepis tanganya dengan wajah kesal, dia sangat menyebalkan.
~~~
Aku memutar bola mata sebal setelah membaca chatku dengan Glen, dia sangat menyebalkan. Sembari menunggu Glen datang aku membuka handphone ku, aku membuka galeri dan melihat lihat foto ku dan Rio,
"gemas sekali" ucapku sambil tersenyum memandangi foto foto kami.
Aku memandangi foto itu, dan tanpa sadar mama memperhatikan aku yang seperti orang gila ini.
"Ciee ko senyum senyum sendiri??" Kata kata mama membuat ku tersadar"Engga ah" Elak ku, sial.
"Punya pacar ya?" Goda mama
"Engga mama" Aku menjauhkan layar ponsel ku yang masih memunculkan foto ku dan Rio.
"Terus itu apa?" Lanjut mama sembari menunjuk layar ponsel ku
"Temen" Aku sangat malu hingga pipi ku memerah seperti udang.
"Kenalin dong sama mamah" Mama lanjut menggoda ku
"Kan mama udah kenal" Celetuk ku
"Siapa? Rio? Glen? " Mama mengerutkan keningnya