─ ─ ⛦ ─ ─
Bunyi sepatu yang bertubrukan dengan lantai terdengar dikoridor kosan Griya Bintang. Yudhistira melangkah dengan muka masamnya, mungkin jika kamu berada dekat dengan Yudhistira, kamu akan merasakan hawa-hawa tidak enak yang berasal dari Yudhis ini.
Langkah Yudhistira terhenti, padahal hanya beberapa langkah lagi ia sudah berada tepat di depan kamarnya. Dari jarak yang tidak jauh ini ia melihat seseorang yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya, bahkan seseorang itu sedang mengotak-atik gagang pintu. Yudhistira was-was dan langsung melangkah dengan cepat ke arah seseorang yang dianggap pencuri -oleh Yudhis-.
Yudhistira berdiri di sampingnya dan langsung memanggil serta menepuk bahu pria itu. Pria itu lantas terkejut dan panik sendiri ketika Yudhistira bertanya tentangnya yang berada di depan kamarnya.
"A-aku.. mmm, anu!" Celoteh pemuda yang dilihatnya lebih muda beberapa tahun dari Yudhistira. Yudhistira kebingungan dengan tingkah laku pemuda itu, lantas langsung memanggilnya kembali.
"Anu apa, ada urusan apa kamu di sini?" Tanya Yudhistira dengan bingung. Masalahnya adalah, Yudhistira sendiri belum pernah melihat pemuda ini di kosan. Ya, harus diakui juga, bahwa pemuda yang ada di hadapan Yudhistira ini adalah pria cantik.
Seketika kedua mata mereka bertemu, dan masing-masing dari mereka sibuk dengan pikirannya sendiri. Yudhistira tiba-tiba teringat dengan ucapan Aksa, tentang anak baru yang cantik itu.
"Ah! Kenalin, aku Agung Widiyanto, panggil aja Agung." Pemuda itu, Agung, berbicara dengan cepat sembari tubuhnya yang mengeluarkan peluh. Yudhistira pun terkejut dan merasa aneh dengan tingkah anak ini yang sangat tiba-tiba, yang entah kenapa membuat jantungnya berdetak semakin cepat.
"Oh, saya Yudhistira Magahao, panggil aja mas Yudhis." Ucap Yudhistira dan diangguki oleh Agung. Yudhistira pun langsung masuk ke dalam kamarnya sendiri, dan mempersiapkan diri untuk hari esok.
─ ─ ⛦ ─ ─
Yudhistira sedang merebahkan diri di atas kasur kesayangannya sembari melihat ke arah langit-langit kamar yang sudah ia hiasi, sehingga terlihat indah.
Setelah pertemuannya dengan si 'anak baru' itu, Yudhistira menjadi teringat tentang bagaimana dirinya ketika datang ke kosan ini untuk pertama kalinya. Dan sekarang, dia sedang berpikir untuk meninggalkan kosan dan menyewa apartemen, atau tetap disini? Dia dilema.
─ ─ ⛦ ─ ─
"Mom, Dad, Ira mau nge-kos aja, boleh nggak?" Tanya Yudhistira. Mom yang mendengar itu bingung harus bagaimana, dikarenakan dia sangat khawatir kepada anak satu-satunya itu.
Dad yang duduk di samping Mom mengerti akan perasaan Mom, sudah dipastikan bahwa Mom merasa takut.
Dad pun langsung memeluk bahu Mom dengan satu tangan, untuk meyakinkan Mom bahwa anak satu-satunya itu sudah mandiri. Lantas, keduanya pun mengiyakan permintaan dari Yudhistira, dan Yudhistira tersenyum senang.
Sebenarnya Yudhistira pun khawatir akan apa yang terjadi nanti, tetapi dia yakin bahwa dia akan baik-baik saja, dan demi cita-cita yang ingin sekali diwujudkannya, dia rela harus jauh dari kedua orangtuanya.
Seminggu setelahnya, Yudhistira sudah berada di rumah seorang pria dengan campuran darah China dan Indonesia. Kelihatan dari matanya yang sipit dan juga aksen bicaranya.
"Jadi, lo olang yang mau ngekos?" Tanya anak pemilik kos, Nanda, yang langsung diangguki dengan mantap oleh Yudhistira.
"Ya, saya Yudhistira Magahao, panggil saja Yudhis." Perkenalan dari Yudhistira kepada Nanda.
Yang menjadi special-nya adalah, dia yang pertama masuk ke kosan Griya Bintang ini, dan sejak saat pertama dia langsung merasa nyaman dengan tempat ini.
───────────────
#YUD × ⌗𝐀𝐬𝐮𝐩𝐚𝐧𝐍𝐚𝐬𝐢
KAMU SEDANG MEMBACA
Griya Bintang | On Going
De TodoKetika sebelas pemuda dengan watak dan sifat yang beragam tinggal di satu atap yang sama. Yang awalnya canggung dan ga saling kenal, lambat laun mulai tumbuh rasa kekeluargaan. ───────────── • • • Warning: ⚠︎ Harsh Words ⚠︎ LGBTQ+ Content 2022, pr...