─ ─ ⛦ ─ ─
Cahaya matahari mulai memantul dari arah jendela yang tertutup tirai tipis. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, namun Aksa masih tertidur pulas. Piyama yang dia kenakan tampak berantakan, beberapa kancing terbuka dan salah satu tangannya terselip di dalam celana.
'Huhu haha huhu haha lihatlah aku huhu haha, aku tampan dan berani huhu haha huhu haha,' alarm berdering cukup keras.
Aksa terkejut dan hampir terjatuh dari tempat tidurnya, dia mengira bahwa itu adalah suara monyet jadi-jadian, padahal itu adalah rekaman suaranya sendiri yang sengaja disetel sebagai alarm. Aksa terdiam sejenak karena belum sepenuhnya sadar, sesekali menyeka matanya dan melihat ke sekeliling kamarnya seperti orang linglung.
Tak lama kemudian Aksa beranjak dari tempat tidur, dia mencari keberadaan ponselnya untuk melihat jam sekaligus memastikan agar alarm tidak berbunyi lagi. Setelah itu Aksa merapihkan kasurnya dan bergegas ke kamar mandi. Dia bersiap-siap untuk pergi ke kampus mengenakan kaos yang dibalut hoodie hitam, lalu melangkah pergi dengan menggendong tas di punggungnya.
"Ah sial! Gara-gara kalah judi gue gak bisa bayar kosan!"
"Lo sih gak bener mainnya!"
"Kok gue yang disalahin anjir! Kalo bukan karna lo, gue juga gak akan main!"
Terdengar ada keributan di luar, Aksa yang hendak membuka pintu pun terhenti. 'Ah... lagi-lagi gua denger hal yang gak seharusnya gua denger,' batinnya. Tanpa berpikir panjang, Aksa langsung membuka pintu.
"Eh, Aksa!" Kedua orang itu menyapa secara bersamaan, nada bicara mereka seketika berubah dan terlihat gembira saat Aksa menampakkan batang hidungnya.
"Yo wassup!" sahut Aksa sembari mengangkat tangan kanannya, lalu menghampiri mereka.
"Kita mau pamit nih."
"Tiba-tiba pamit, kenapa?" tanya Aksa seolah tak tahu apa-apa.
"Gapapa, kita cuma butuh suasana baru aja hehehe."
"Oh... oke..."
"Oke aja nih? Ga ada hadiah perpisahan gitu?"
"Bener juga, harusnya gua kasih kalian hadiah perpisahan." Aksa pun meraih tas yang ia gendong di punggungnya dan mengambil sesuatu untuk diberikan kepada mereka. "Nih, buat kalian," ucap Aksa sambil mengulurkan tangannya yang memegang pisang.
"LO KIRA KITA MONYET?!"
"Gua ga bilang begitu loh..." Aksa mengangkat bahunya dengan ekspresi konyol.
"Ya... tapi..." Kedua orang itu saling menatap satu sama lain dan tak bisa berkata-kata lagi.
"Udah terima aja." Setelah Aksa memberikan 'hadiah perpisahan' kepada mereka, dia pun melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kampus.
───────────────
#Brozhxn98 × ⌗𝐀𝐬𝐮𝐩𝐚𝐧𝐍𝐚𝐬𝐢
KAMU SEDANG MEMBACA
Griya Bintang | On Going
RandomKetika sebelas pemuda dengan watak dan sifat yang beragam tinggal di satu atap yang sama. Yang awalnya canggung dan ga saling kenal, lambat laun mulai tumbuh rasa kekeluargaan. ───────────── • • • Warning: ⚠︎ Harsh Words ⚠︎ LGBTQ+ Content 2022, pr...