dokter

453 48 2
                                    

Seperti kebiasaan sanzu yang minus atau kelebihannya, pria bersurai pink itu malah asik nyemil narkoba di rumah sakit.

Tepatnya sih di ruang tunggu, emang aneh kenapa kagak ada yang tau atau mengenali Sanzu, sebagai bandar narkoba serta kriminal nomer satu di Jepang. Itu karena Sanzu, selalu pandai menyamar atau pun menyangkalnya. Serta dia tidak pernah meninggalkan jejak, tiada kejahatan yang mengotori dirinya.

"Cih lama banget."

Sambil menunggu Sanzu mengotak-atik handphonenya, sampai sebuah notifikasi pesan dari Koko.

"Hmm Shion sepertinya aku punya cara manis khusus untuk mu."

Pria yang telah menjadi kompor gas antara ran dan Rindou, Shion Madaramen dia pantas mendapatkan sesuatu yang terbaik. Mengikat seberbisa apa mulut pria itu?

"Baik lah akan aku beri tau Ran."

Baru saja Sanzu mengirim pesan ke Ran, dia baru sadar jika hari ini bertepatan dengan hari kematian Rindou.

"Rin kenapa kau tidak pernah muncul ke mimpiku." Sambil memandang foto Rindou Sanzu mengingat saat-saat dia dan Rindou pergi ke restoran atau pun bercanda tawa.

"Jamet hahaha apa sekarang kau bahagia disana sampai lupa aku?"

Ya kalo diingat ingat, Sanzu selalu saja menganggap kalo Rindou itu jamet. Terlebih gaya rambutnya, kelakuan minusnya, hobi non akhlaknya.

Ah siapa sangka dia orang baik, walau kesasar akibat Annabelle oh tidak sekarang Ran Haitani bukan Annabelle. Melainkan mbak google map yang hobi suruh orang belok kana padahal ada sungai, hobi bikin kesasar korbannya Rindou Haitani.

Saat sedang asik melihat lihat foto Rindou, tanpa terasa sudah waktunya gilirannya.

"Bangsat pas gua nunggu kagak di panggil, giliran lagi sibuk spiker pidato debat presiden pun keluar."

Sambil berdecak pinggang Sanzu masuk ke dalam, terlihat seorang wanita cantik sedang munggu dia sambil tersenyum manis tapi menakutkan.

"Senyum-senyum sendiri nanti sawangan Lo." Ucap Sanzu kepada dokternya.

"Apaan sih?" Jawab sang dokter yang langsung baca dokumen Sanzu.

"Kenapa Koko chat." Tanya Sanzu yang emang udah tau kalo dokternya itu kakak dari Inui Seishu, mantan Koko calon kakak iparnya.

"Nggak kok, tadi ada pemilihan rumah sakit ini datang." Ucap sang dokter dengan antusias.

"Pemilik tua dong." Ucap Sanzu sambil memicingkan matanya melihat wajah sang dokter yang sedang blush.

"Ih kau itu, dia seumuran mu, kalo kagak salah sih namanya Ri... Rin siapa ya?" Ucap sang dokter yang tanpa dia sadari telah membuat pasiennya sedih.

"Akane san apa kau sedang mengejekku karena masih berharap Rindou masih hidup?" Tukas Sanzu yang terlihat sedang marah.

"Haruchiyo san maaf, bukan maksudku begitu."

Sambil menenangkan Sanzu Akane mengecek tekanan darah pria itu, tak lupa Akane juga mengajukan beberapa pertanyaan dan memberi solusi.

Ya seperti dugaannya, Sanzu sudah mulai membaik. Dia sudah bisa mengontrol emosi, walau ilusi tentang Rindou masih ada.

"Haruchiyo kenapa kau sangat sulit di beri tau untuk tidak mengkonsumsi narkoba."

"Kau sendiri yang bilang berhenti minum obat penenang cari kesibukan lainnya."

"Lantas mengapa mengkonsumsi narkoba."

"Ya karena fungsi mereka sama."

Sambil menepuk jidat Akane sangat bingung sama kelakuan pasien yang satu ini.

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang