14: Suara yang Menakutkan

186 22 2
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

Si pemilik toko yang memiliki kisaran usia empat puluhan tahun ke atas berubah pucat melihat gadis itu memegang senjata dan memainkannya tak lebih seperti memainkan mainan anak-anak.

Si pemilik toko berseru. "Nona, hati-hati! Itu sangat tajam!" pekiknya panik. Dirinya bisa rugi besar bila ada yang terluka di tokonya dan menuntutnya ke pengadilan.

"Aku tahu," sahut Ling Shanshan, dia tertawa kecil melihat pemilik toko menjatuhkan beberapa keringat dari dagunya.

Setelah puas mengamati senjata itu, Ling Shanshan mengembalikan barang itu pada pemiliknya lalu berkomentar.

"Busur itu lumayan bagus, sangat cocok untuk serangan cepat jarak jauh maupun dekat. Hanya saja..." Ling Shanshan memperhatikan lagi busur di tangan pria itu.

Si pemilik toko masih mendengarkan dengan semangat sampai tidak berkedip menunggu ucapan Ling Shanshan selanjutnya.

"Hanya saja, tali busurnya sangat mengganggu. Bayangkan saat kau menyerang musuh dengan mengayunkan busur ini sementara talinya diraih musuh dan mengambil kendali senjata ditanganmu. Bukankah itu akan melukai diri sendiri?

"Kemungkinan lain, tali busur ini tersangkut di tangan pemakainya, sehingga mengganggu pertarungan. Itu juga akan melukai diri sendiri. Jadi, sebaiknya Paman cari solusi untuk membuat fungsi busur ini menjadi pedang dan bekerja maksimal tanpa terganggu hal apa pun seperti tali busur misalnya."

Ling Shanshan memberikan penjelasan panjang lebar yang dapat membuat anak-anak langsung tertidur mendengarnya. Tapi si pemilik toko terus mendengarkan dengan tenang lalu wajahnya menunjukkan ekspresi keterkejutan saat mendengarkan lebih lama.

Gadis itu hanya menyampaikan apa yang dia ketahui. Senjata adalah alat untuk menyerang, bertahan dan melindungi diri. Jadi, alat tidak boleh cacat sedikitpun. Alat yang dibuat secara sembarangan akan membahayakan pemakainya.

Lama pria pemilik toko tercengang. Bagaimana bisa dia yang sudah berpuluh tahun belajar membuat senjata kalah oleh seorang nona muda?

Setelah tersadar dari lamunannya, pemilik toko menggeleng dengan ekspresi takjub. Dia memberi hormat pada Ling Shanshan seperti menghormati sosok master hebat yang dikagumi banyak orang.

"Eh, eh? Paman, apa yang kau lakukan?" Ling Shanshan menangkap bahu pria di depannya, memintanya untuk tidak membungkuk di hadapannya. 

Namun pria pemilik toko menolak dan tetap memberinya penghormatan.

"Terima kasih saran Anda, Nona Muda. Apa yang Anda katakan itu sangat masuk akal. Orang tua ini merasa sangat diberkati," katanya lalu mendongak ke langit dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Langit memberkati! Langit memberkati!"

Ling Shanshan mengerutkan dahi melihat pria itu berteriak menatap langit. Ah, mungkin seperti inilah orang di zaman ini mengungkapkan bentuk syukur mereka.

Merasa tindakan seperti itu adalah tindakan penuh syukur, Ling Shanshan juga ingin membantu si pemilik toko untuk bersyukur pada langit.

"Langit memberkati! Langit memberkati!" teriak Ling Shanshan menirukan ucapan dan gerakan si pemilik toko.

Pria pemilik toko menoleh ke Ling Shanshan yang terus memberi ucapan syukur ke arah langit. Dia sedikit keheranan melihat gadis itu bersikap tak kalah antusias darinya.

Memikirkan apa yang membuat nona muda itu bersyukur, si pemilik toko mencoba mencari alasan di baliknya.

"Ah, Nona Muda memang diberkati langit karena memiliki pengetahuan yang begitu luas di usia muda. Langit memang memberkati Anda," puji pria pemilik toko. Ketika tatapan keduanya bertemu, mereka sama-sama tertawa.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang