•꧁>22<꧂•

42 18 4
                                    

.

.

.

.


♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

.

.

.

"Tidak secepat itu Kawaku-kun.... ?" Tiba tiba pergelangan Kakinya di pegang Kakaknya. Kawaki pucat pasi...

Sret

Tarik

Tanpa aba aba atau komando , Eida menarik pergelangan Kaki Kawaki. Hingga keseimbangan tubuhnya oleng. Ia terjatuh terlentang.

'Ishhh..! ' Kawaki meringis ketika rasa sakit mendera punggung nya , sedangkan Eida yang melihat Kawaki terjatuh, langsung tersenyum kemenangan. Tanpa menyia nyiakan kesempatan... Eida langsung mengunci Kawaki. Ia menduduki perut Kawaki dengan tubuh toplesnya, sengaja memberi rangsangan diarea privasi Adiknya.

Eida menyeringai, ketika gerakan Adiknya tak leluasa karena cengkramannya.

" percuma saja kau memberontak Kawaki-kun..! , kau tidak akan pernah bisa pergi dari sini.. menyerahlah dan nikmati lah surga kita yang akan sebentar lagi terjadi. Aku sungguh mencintaimu Kawaki, tak peduli apapun itu, aku akan mengikatmu dengan benih kita yang menyatu di dalam perutku. Dengan begitu, mau atau tidak mau, kau harus menikahiku, Karena dirahimku, Ada benda yang bernyawa membutuhkanmu, ahahahahaha....!'' Tawa lantang kini memenuhi ruangan Kamar nya, suara itu seperti seorang Psicopat yang telah menemukan buruannya , Kawaki bergidik ngeri... rasa takut kini menderanya. Namun ia mencoba untuk tenang dan mengingat semua apa yang pernah diajarkan Kakak iparnya. Ketika sewaktu waktu ia terdesak.. Kawaki mencoba tenang , ia memejamkan kedua matanya, berusaha tetap fokus dan berpikiran dingin. 5 menit kemudian iapun bisa mengontrol pikirannya. Membuka kedua matanya untuk meneliti sekitarnya untuk mencari cela, ia meniru cara pikir Kakaknya yang logis namun 100% akan menyelamatkannya.

2 menit berlalu....

Kawaki menemukan pencerahan , ketika ia tak sengaja menemukan sebuah sabuk , yang tergeletak di pinggir nya. Mencoba mengalihkan perhatian Kakaknya. Kawaki pun menatap sayu ke kedua mata milik Kakaknya.. Dengan mata terpejam, Kawaki mendekatkan wajahnya memperpendek , jarak diantara Kakaknya, Eida kesenangan, ia pun terhanyut, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Adiknya dan memejamkan kedua matanya.

Sebelum menyentuh bibir Kakaknya, Kawaki membuka matanya , dan berkata.

" Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu Nee-san . Selama aku masih bernafas, aku tidak akan membiarkanmu, melakukan semaumu...!''

Kawaki berucap dingin, membuat Eida membolakan matanya. Sedetik kemudian tatapan itu penuh kebencian...

Wush

Shet

Kawaki pun berdiri , setelah mendorong Kakaknya... sedikit keras.. ia pun tak menyia-nyiakan waktu ia pun berlari, membuat Eida semakin emosi... ia pun hendak mengejar Kawaki namun sial, seperti sesuatu menahannya.. iapun kembali terjatuh telungkap , rasa kesal kini menderanya, beberapa detik kemudian ia baru sadar bila, sebelah Kakinya terikat dengan sebuah sabuk yang dililitkan ke kaki ranjang....

"Akkkkhhhhh sialannnn....!" Eida berteriak kesal ketika ikatan sabuk itu tak kunjung lepas dari pergelangan Kakinya.

.

.

.

.

Brug

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang