Aku adalah Rosetta.
Kita sesungguhnya hanya orang asing yang tidak saling tahu menahu, mengapa kita bertemu? Seolah-olah takdir menggariskan kamu, walau aku selalu berpikir semuanya terjadi karena tidak disengaja.
Patah hati adalah perasaan paling lumrah dalam perihal cinta, katanya. Entah iya ataupun tidak, aku tidak mau tahu karena bagiku; bentuk patah hati atau kesedihan bagaimanapun akan terus membunuhku. Dengan perlahan-lahan tapi pasti. Dan itu seperti virus mematikan yang tidak akan berhenti mengganggu sel-sel tubuhmu, menyerang mereka hingga mereka rusak, kemudian kamu mati sendirian.
Aku tidak mau beranda-andai kamu bagaimana. Setidaknya aku tahu dulu saja kalau kamu ada di sana.
Kamu ada di sana, kulihat kamu berdiri seorang diri di sana.
Tidak seintens itu sebetulnya, karena kita bertemu karena aku harus melakukan tugasku. Kala itu temanku meminta tolong untuk mencarikannya anggota tim untuk perlombaan basketnya, dan entah bisa dan bagaimana aku menemukanmu dan nomor Whatsappmu yang beberapa bulan setelahnya mati karena kamu mengganti nomormu.
Aku mengetahui kamu di bulan Desember, tanpa aku ketahui duniaku di bulan Juli akan berubah karena adanya eksistensimu.
Lalu patah hati menjengukku lagi setelah sekian lama aku sendiri. Menjengukku tanpa kata permisi, alih-alih menjenguk, perasaan seperti itu ada lebih seperti kesedihan yang sebenarnya sudah ada sejak lama dan tidak aku sadari keberadaannya.
Bodoh, pikirku. Karena aku tidak sadar bahwa ia, Sang Kesedihan ada di sana hanya untuk mengurungku erat-erat. Dalam dentingan berisik yang aku pun tidak tahu itu sebenarnya apa, tapi dentingan itu terdengar seperti melodi yang sedang melagukan patah hati dan kehancuran.
Aku tidak suka astronomi. Tapi aku tahu sedikit tentang Rosetta dan Philae, walau aku tidak tahu mereka ini sebenarnya makhluk luar angkasa yang bagaimana. Atau mereka hanya robot yang dibuat kemudian manusia mendaratkannya di sebuah komet dengan nama yang sebetulnya aku juga tak tahu.
Aku kenal Rosetta dan Philae dari sebuah drama China yang aku tonton beberapa tahun lalu. Pasangan utama kedua dalam drama itu yang wanitanya bernama Lin Jingxiao yang mencintai astronomi dan planet-planet luar dengan sangat sungguh-sungguh.
"Rosetta sudah menemukan Philae, bagaimana denganmu?"
"Bukankah aku ada di depan altar ini karena aku sudah menemukan Rosetta-ku sendiri?"
Entah seperti takdir atau apa, aku tidak tahu apakah kita akan berakhir seperti mereka ataupun tidak. Tapi namamu persis seperti itu.
Karena namamu Philae, dan aku menyukaimu. Apakah manusia akan mendaratkan kita bersama di sebuah komet besar aneh yang aku sendiri tidak tahu akan jadi tempat seperti apakah komet "kita" itu.
Tapi, Philae,
Aku rasa selagi bersamamu, ke manapun itu, aku merasa akan baik-baik saja.
Karena aku seperti Rosetta yang menemukan Philae di suatu tempat asing, dan maka begitu pula aku menemukanmu di sela-sela hancurku.
»»————- ————-««
Addison Harrold Philae
Karena namamu itulah kamu adalah Philae,
Maka dari itu, Philae
Bahagiakah kamu dengan hidupmu saat ini?
Sebab aku masih mencari-cari kebahagiaan yang aku tidak tahu itu di mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philae | Heeseung
RandomAddison, aku masih tidak tahu bagaimana konsep gravitasi ada di bumi ini dan membuat semua manusia berhenti di atasnya tanpa kita semua bisa berlama-lama di udara. Siapa yang menemukannya? Seolah-olah gravitasi adalah apa yang membuat manusia selalu...