PART 1 - PERTAMA

11 4 6
                                    

Hai kalian readers! Makasih udah mau mampir, ini story pertama  yang aku buat semoga kalian suka. Dan juga aku berharap banyak support dari kalian entah itu dalam bentuk saran dan kritik, jadi jangan ragu buat kasih saran dan kritik chinggu! Juga maaf sebelumnya kalau nanti banyak kesalahan dalam penulisan. Happy Reading y'all jangan lupa buat votenya teman - teman, sebagai etika cara menghargai penulis.

***

Alona Kyre Adhitama adalah nama gadis itu. Gadis cantik dengan rambut panjang hitam mengkilat yang sedang menikmati secangkir kopi dipagi weekend ini. Hal semacam ini sudah seperti ritual yang dilakukan Alona dicafe favoritenya, cafe yang berada tepat didepan apartemennya. Ia mengambil tempat diluar cafe dan duduk menghadap jalan raya serta bangunan didepannya sambil membaca sebuah novel. Gadis itu sangat menikmati hari liburnya setelah merasa lelah seminggu penuh bersekolah. Kesendirian seperti ini merupakan hal yang sangat disukai Alona.

Ketika sedang sibuk dengan novelnya tiba – tiba seseorang datang menghampiri. Ia adalah Tania, Sahabat Alona yang juga tetangga apartemennya. Mereka berdua pun duduk bersama, menikmati minuman pagi mereka, dan saling berbincang. Selang jam berlalu, keduanya hanyut dalam aktivitas mereka sendiri Alona yang melanjutkan membaca dan Tania yang sibuk dengan layar ponselnya. Keadaan disekitar mereka sangat tenang dan hanya ada suara kendaraan yang lalu-lalang didepan mereka. Suasana seperti ini sangat membuat diri keduanya tenang.

Selang 1 jam berlalu datang sebuah mobil pick up dengan muatan barang dibelakangnya, seperti orang yang sedang pindahan. Dua sahabat itu pun melihat dan memerhatikan mobil pick up yang berhenti tepat didepan apartemen mereka.

"Al, itu kayaknya penghuni baru disamping kamar lo deh"

"Kayaknya"

"Mau tebak-tebakan ga? Penghuni baru cowok atau cewek" tanya Tania

"Cewek!" sahut Alona tanpa ragu.

"Firasat gue bilang cowok"

Keduanya sudah menebak-nembak, hingga seseorang yang menjadi bahan tebakan itu muncul. Lelaki dengan badan yang tegap sigap atletis dengan rahang yang sangat menawan. Seketika mata kedua gadis diseberang jalan pun membulat dan saling menatap karena heran betapa tampan lelaki itu.

"Traktir gue ya disekolah" ucap tengil Tania dengan senyum menyeringai.

"Tapi ini aneh, kok bisa ganteng banget yah?" jawab Alona dengan tatapan masih tertuju pada lelaki itu.

Alona dan Tania pun bergegas untuk menghampiri lelaki itu dengan alasan ingin menawarkan bantuan karena mengingat apartemen itu berada dilantai 3. Kedua gadis yang sudah berada tepat didepan lelaki itu tak mampu berkata-kata dan hanya dapat menatapnya. Lelaki yang dilihat sama sekali tidak memperhatikan kedua perempuan itu karena terlalu sibuk untuk menurunkan barang bawaannya.

"Selamat siang, lo yang bakal pindah diunit 36 kan?" tanya Tania dan dijawab anggukan oleh lelaki itu tanpa melihat siapa yang bertanya.

"Dia bisukah?" sambung Alona

"ENGGA!" sahut lelaki itu yang ternyata mendengar bisikan Alona

"Ehmm, ma-af. Ada yang mau dibantu ga buat dibawa?" jawab Alona dengan gugup.

"Ga usah!" sargas lelaki itu dengan kening yang mengerut.

"Cabut aja ayo!" bisik Tania, Alona dan Tania pun melangkah pergi karena merasa lelaki itu tidak menerima baik kehadiran dan niat baik mereka. Disepanjang perjalanan menuju apartemen keduanya tidak berhenti membicarakan lelaki itu. Alona mengatakan percuma tampangnya ganteng tapi kagak ada respect sama orang.

"He's 10, but no respect" ucap Alona

"Hati-hati yah, nanti suka."

Alona yang tidak mengerti maksud Tania hanya diam. Dua gadis itu pun berpisah dan Alona memasuki apartementnya. Selanjutnya kegiatan Alona adalah menjemur pakaiannya yang telah ia cuci tadi pagi, ia pun keluar dan menuju teras belakang lantai tiga tempat untuk menjemur pakaian. Alona melihat dari atas bahwa lelaki itu belum juga naik dan berfikir mungkin ia sedang kesusahan untuk membawa barang bawaanya secara barang – barang itu sangat banyak.

"Just to hear my voice, I swear. Always, I'll care" suara nyanyian Alona memenuhi teras tersebut. Pakaian pun telah terjemur, Alona pun kembali memerhatikan lelaki itu dari teras melihat ia masih saja kesulitan dengan gaya bertolak pinggang. "Gini nih Al susahnya punya lovlang AOS."

Ya, Alona punya lovlang AOS yang membuatnya tidak tahan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Tanpa berfikir Alona bergegas turun dan berniat memaksa untuk membantu lelaki itu. Dengan cepat tanpa melihat dan meminta persetujuan lelaki itu, Alona langsung mengambil 2 tas sekaligus. "Jangan nolak, kalo gue mau bantu!" ucap Alona dan segera bergegas berjalan menuju unit 36.

Lelaki itu pun hanya terdiam sambil menatap kelakuan Alona, "Ga sopan, tapi makasih." ucap lelaki itu dalam hati. Ia pun akhirnya mengambil barang lainnya dan segera mengikuti langkah Alona.

Semua barang itu pun akhirnya sudah berada didepan unit 36 dan hanya satu yang tertinggal, "Ayo gue bantuin bawain kasurnya!" ucap Alona. Keduanya pun saling bergotong membawa kasur tersebut ke atas. Alona yang terlihat senang telah membantu pun akhirnya melangkahkan kakinya untuk kembali ke unitnya.

Sebelum Alona menjauh, lelaki itu pun menghentikan langkah kakinya. "Woi, Makasih!" suara kaku datang dari lelaki itu, seketika Alona menoleh dan menatap lelaki itu yang tersenyum kecil padanya

Keduanya pun saling tersenyum tipis. (cont-)

***

Gimana buat part 1 chinggu? Semoga suka yah! Oh iya, jangan lupa buat vote, saran, dan kritik y'all. Tungguin Gamanandra update part selanjutnya yah, bakal makin seru nantinya. Bye y'all, Borahae!!


GAMANANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang