PLAK!
Suara tamparan keras menggema di seluruh ruangan.
"Ayah!"
"Kakek!"
Kim Jitae dan Daniel memanggil bersamaan dengan cemas dan khawatir. Keduanya sangat tidak menyangka jika saat Kim Kibang baru saja tiba disini, memasuki ruangan, hal yang pertama kali dia lakukan adalah langsung menampar wajah Kim Bum begitu keras.
Sementara Kim Bum memalingkan wajahnya saat tangan kanannya terangkat dan menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya disebabkan oleh tamparan.
Dia mengangkat matanya melihat sosok yang berdiri tangguh tepat didepannya adalah kakeknya yang sedang memelototinya dengan api amarah yang membara dimatanya.
Pria paruh baya itu mengangkat tongkatnya lalu begitu cepat memukuli Kim Bum, sambil memakinya dengan tajam dan suaranya yang keras."Dasar anak kurang ajar! Tidak berbakti! Dimana otakmu? Hal gila macam apa yang kau lakukan? Aku telah membesarkanmu menjadi seperti sekarang bukan untuk menjadi arogan dan bertindak semena-mena. Tapi lihat seberapa kacau hidupmu sekarang? Berani melakukan semua ini dibelakang kami, kau keterlaluan!"
Kim Bum tidak menghindar meskipun tongkat itu sangat kejam memukul tubuhnya. Dia bahkan masih tidak mengatakan apapun ataupun merintih sakit. Juga sama sekali tidak melawan. Dia hanya terdiam pasrah saat menerima pukulan keras dan makian kakeknya seakan-akan itu hukuman yang pantas dia dapatkan.
"Ayah hentikanlah! Jangan memukulinya lagi!"
"Kakek tolong berhentilah, kau bisa membunuhnya!"
Daniel dan Kim Jitae yang berdiri disamping segera bergegas memegangi Kim Kibang yang terus tanpa henti memukuli Kim Bum. Keduanya sangat memohon pengampunan dengan cemas saat melihat keduanya berhadapan dengan tabiat keras yang sama dan suasana semakin mencekam.
"Kalian berdua cepat lepaskan. Biarkan aku menghajarnya sampai mati. Dasar anak sialan!"
Meskipun dijaga oleh Kim Jitae dan Daniel, Kim Kibang yang tampak sangat marah, masih memiliki kekuatan besar untuk terus meronta-ronta dan meraung dengan suara keras sambil melambai-lambaikan tongkatnya untuk memukul Kim Bum.
"Kalian jangan terus menahanku! Cepat lepaskan! Aku akan memukulnya sebagai hukuman. Dasar anak arogan!"
"Kakek, tolong tenangkan dirimu! Emosi tidak akan menyelesaikan masalah, dan tidak baik untuk kesehatanmu!"
"Itu benar ayah. Tolong kendalikan sedikit emosimu! Jika karena marah-marah seperti ini menyebabkan penyakit darah tinggimu kambuh, kau hanya akan membuat ibu sedih!"
Mendengar Kim Jitae akhirnya menyebutkan istrinya, emosi Kim Kibang seketika sedikit mereda. Dia tidak lagi meronta-ronta ingin menghancurkan Kim Bum dengan tongkatnya, tapi dengan tenaga kuatnya, dia berhasil mendorong pergi Kim Jitae dan Daniel yang menahannya.
"Lepaskan aku!"
Kim Jitae dan Daniel dibuat tidak berdaya setelah didorong oleh seorang pria tua hingga mundur beberapa langkah.
"Kalian berdua terus saja membelanya. Lihat seperti apa ekspresi arogannya ini, bahkan jika aku mati didepannya karena emosional, dia tidak akan peduli! Terlalu dimanjakan, sehingga besar kepala! Kim Jitae, lihat betapa bodohnya kau sebagai seorang ayah. Bahkan menghadapi putra kandungmu saja, kau bernyali tempe!" makian keras Kim Kibang kepada anak dan cucunya yang membela Kim Bum, tapi pada akhirnya juga menyemprotkan amarah pada Kim Jitae.
"Putramu melakukan hal gila. Membuat kekacauan besar dalam hidupnya tapi dimana kau dan Sera selama ini? Kalian berdua hanya sibuk bersenang-senang dan membuang uang tanpa mengetahui apapun. Apa kalian masih pantas disebut orang tua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (ONGOING)
FanficBagi yang suka romansa penuh drama, yuk silahkan mampir di cerita ini. --- Tepat dihari pernikahan, saudaranya menghilang tanpa kabar. Karena tidak ingin pernikahan ini dibatalkan demi keuntungan bisnis, ayahnya memaksa Kim Soeun agar menjadi penga...