hari hari ku berjalan seperti biasanya. tak begitu muluk dan cukup tenang. yah kecuali untuk gabriel yang terlalu sering curi curi padang terhadapku. dan aku yang seperti biasa pura pura tak tahu. tentu saja aku tak mungkin bukan mendekatinya kemudian bertanya
" ngapain lo ngliatin gue terus, ada yang salah sama wajah gue??"
hell!!
aku jelas gak mungkin bertanya seperti itu, yang ada satu langkah aku mendekat fans fans pria itu akan langsung membunuhku. aku saja sangat bersyukur setelah kejadian aku menjadi patner olahraga gabriel sejauh ini tak ada yang menggangguku.
brakk
suara pintu toilet yang di tendang berhasil mengalihkan perhatian ku dari mencuci tangan di wastafel.
" oww, guys... lihat siapa nih yang di dalem"
yang berbicara itu viona namanya. anak IPS 3 yang terkenal sangat tergila gila dengan gabriel dan akan membully siapapun cewek yang dekat atau mendekati gabriel.
aku menghembuskan nafasku malas. baru saja aku bersyukur tidak ada yang menggangguku karena aku menjadi patner olah raga gabriel kemarin dan sekarang...
ck, memang ya berdekatan para tokoh akan membuat hidup ku di penuhi kesialan seperti ini.
" jadi, elo. cewek yang kemarin berusaha deketin my gabriel.."
dia mendorong bahuku hingga membuatku melangkah mundur membentur tembok di belakangku.
" gue gak deketin dia kog."
" gak usah bacot deh!!" tukasnya ngegas.
aku menatap antek antek viona di belakan gadis itu yang tampak tertawa. seolah apa yang di lakukan viona adalah hal yang lucu.
pandangan mereka menatap ku remeh, seolah mengatakan ' habis lo kali ini'.
" gue serius, absen gue sama gabriel itu atas bawahan. dan pak heru jadiin kita patner olah raga kemaren. sedikitpun gue gak ada unsur atau niatan buat deketin gabriel" jelas ku tenang.
plakk
" lo pikir gue percaya ha!!"
dia menamparku hingga kepalaku tertoleh dan kacamata yang ku kenakan terlempar. dapat kurasakan sudut bibirku yang robek hingga mengeluarkan darah.
" denger ya..sekali lagi gue denger lo deketin gabriel, bukan hanya tamparan yang lo terima. tapi lebih dari ini."
peringatnya tajam dengan menepuk pundak ku setelah itu mendorongku yang lagi lagi membuatku tertabrak di dinding.
" yuk guys cabut!"
aku menatap kepergian mereka datar. ku usap darah yang keluar dari sudut bibirku yang robek. kemudian berjalan mendekati wastafel lalu mencuci mukaku sebentar.
ku tatap wajah ku di cermin wastafel sejenak. dapat ku lihat lebam di sudut bibirku yang robek. aku terkekeh. wajah ini, wajah tanpa kacamata ini. adalah duplikat gabriel versi perempuan. jika dari awal aku tidak memutuskan menggunakan kacamata, mungkin semua orang akan curiga dengan wajah ini.
" ck, kalo aja gue gak terikat janji sama mama. udah habis tu cewek di tangan gue"
dan setelah itu aku segera mengambil kacamataku yang ku perhatikan sedikit retak. kemudian mengenakannya lalu melangkah pergi keluar dari toilet ini.
kelas tampak ramai saat aku masuk. ini jelas membuktikan kalo sekarang jam kosong. mengingat bel masuk kelas sudah berbunyi dari tadi. aku segera melangkahkan kaki ku ke bangku.
" dari mana aja, lama banget??"
sambut lisa begitu aku mendudukkan diri di kursi kemudian mengambil buku ensiklopedia di tas ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden character
Fantasygabriella, karakter yang tak pernah di sebutkan dalam novel. yang hanya ingin hidup tenang tanpa terlibat apapun dengan urusan para tokoh. tapi bagaimana jika masalalu orang tuanya memaksa gadis itu ikut campur. apakah dia akan tetap pada pendiriann...