❝Sendu Sejuk❞
Kejahatan tidak harus dibalas kejahatan
Dengan sekali tarikan nafas, sifatmu bisa membuatnya bungkam•••∆•••
Kejadian kemarin mungkin itu adalah keputusan terbaik, nyatanya tidak. Safara terus uring-uringan menyesali perbuatannya kemarin. Tapi dia tak bisa membalikkan keadaan, ia takut melihat reaksi lelaki itu jika tahu jika Safara sedang memilih langkah yang salah.Karena kejadian kemarin membuat Safara bangun sedikit kesiangan. Apa yang ia khawatirkan dengan keadaan di rumah ini benar terjadi. Karena kesiangannya membuat Sinta sedikit memarahinya.
"Kamu gak sarapan?" tanyanya. Sekarang atmosfernya sedikit menghangat walau tidak dengan raut wajahnya yang sedikit jutek.
"Aku udah telat, nanti aja." kata Safara seraya memakai sepatu.
"Lain kali jangan diulangi lagi, kamu mamah bangunin juga gak nyahut, sampe Racha bangunin kamu juga sama aja. Kebo." omelnya.
Itu adalah kata sederhana yang biasa diucapkan oleh orangtua. Tetapi bagi Safara itu sangat menyakitkan, dia merasa ada perbedaan antara Sinta dan Imas. Yang pasti, Safara lebih menyukai omelan Imas ibu kandungnya.
Safara hanya diam tak menyahut. Persetan dengan tak sopan. Dia terlanjur jengkel, apa yang sedang dilumuri permasalahan mereka tetapi Safara yang kena. Dia tak tahu apa-apa dan kenapa juga hanya dirinya yang selalu kena omel. Apa karena dia anak tiri?
Walau begitu, Safara tak lupa mencium punggung tangan Sinta dan berpamitan pergi. Dia berangkat menggunakan ojek online. Semoga saja ia belum terlalu telat. Sepertinya masih ada 20 menit bel sekolah berbunyi.
Sedikit bernafas lega, sebab ia belum terlalu telat masuk gerbang. Disekolah juga banyak sekali murid-murid berkeliaran dan itu sangat ramai sekali. Ia mengatur nafasnya dan berjalan santai menuju kelasnya.
Safara sempat berkontak mata dengan Abzar yang berada diluar kelas bersama teman-temannya. Keadaan dia baik-baik saja bahkan sedang tertawa. Safara tersenyum tipis, Abzar tak terlalu merenungi kejadian kemarin. Baguslah, jangan sampai cowok itu membawa kesedihannya ke sekolah.
Awalnya tidak terjadi apa-apa hingga dia merasa ada yang menimpuk dari belakang. Langkah Safara terhenti, bersamaan itu kooridor yang tadinya ramai menjadi sedikit hening. Itu juga mengalihkan perhatian Abzar dan teman-temannya.
"Tangan gue kepleset, sorry ya." katanya. Safara menatap perempuan yang menjadi pelaku utamanya, tatapannya datar. Ia menelisik mata perempuan itu yang benar-benar disengaja.
Dia sengaja melemparinya sepatu ke punggung Safara. Bahkan nada bicaranya saja benar-benar dibuat sengaja. Safara mengambil sepatu milik gadis itu lalu menghampirinya yang menatapnya sinis. Benarkan.
"Thanks and sorry to say. Gue bener-bener gak sengaja, lho."
Nada bicaranya sangat alay. Safara membenci itu, seolah dia tengah berbicara dengan antagonis di film.
Gadis itu tersenyum lalu tangannya bergerak hendak mengambil sepatu ditangan Safara, akan tetapi tangan Safara lebih dulu menghalau aksinya. Kini tatapan yang Safara berikan dingin, sorot matanya benar-benar tajam. Dengan sekuat tenaga, Safara lempar sepatu itu lebih jauh.
Itu membuat orang itu mendelik kearahnya, kemudian dia menunjuk Safara dengan emosi. "LO!!"
"Sepatu itu dipake bukan dilemparin ke orang." Selesai berkata itu, Safara melenggang pergi dengan tatapan tajam masih ia layangkan pada perempuan itu yang mati kutu ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu Sejuk | End
Ficção AdolescenteKetika cewek introvert bertemu dengan cowok extrovert Safara Daressajuk adalah gadis pendiam yang jarang berbicara. Bukan karena alasan, itu memang kepribadiannya. Suatu hari Safara diuji oleh kehidupannya, dimana ia harus tinggal bersama Ibu sambun...