DS 46

3.7K 662 48
                                    

***

Hari baru datang, kediaman Lee sudah mulai disibukkan dengan berbagai macam aktivitas. Jeno hari ini merasa jika hari-harinya akan berjalan dengan sangat berat, namun demi kebaikan seluruh keluarganya, juga sang istri, dia akan tetap menjalani hari ini.

Jeno segera pergi mandi, meski kakinya sangat berat digunakan untuk melangkah, entahlah, rasanya sangat malas.

"Hahh~ semangat Jeno-ya, kau bisa melewati hari ini, kalau kau tidak melakukannya hidupmu tidak akan tenang, dan istrimu akan terus mendapatkan ancaman dari orang luar." Jeno pun kembali melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan mulai benar-benar mandi.

Di luar kamarnya, para saudaranya yang lain sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang pergi olahraga di halaman balakang, ada juga yang baru selesai mandi dan bersantai di depan televisi.

Para ibu para Tuan Muda bersama sang Nyonya Besar, Lee Heeyoung sudah sibuk di dapur, mereka memanfaatkan pagi ini untuk memasak sarapan.

Tuan Besar Daewon duduk santai menikmati teh pagi di halaman belakang dengan sebuah buku di tangannya, sedangkan Lee Daehan, ayah dari para Lee itu baru saja selesai mandi.

"Kapan Nana kembali?" tanya Heeyoung pada para menantunya.

"Jika tidak salah ingat satu minggu, berarti sekitar enam hari lagi, kenapa? Eomma sudah rindu ya?" Heeyoung mengangguk dengan jujur.

"Bagaimana ya? Dia punya sesuatu yang membuat orang lain begitu mudah merindukan sosoknya. Eomma tidak heran jika juga menarik perhatian pria yang datang kemari bersamanya beberapa hari lalu." Ujar Heeyoung mengingat sosok Gabriel yang datang dengan Lysander.

"Tapi eomma, entah mengapa aku merasa Nana akan tetap bersama kita sampai akhir." Ujar Hana.

"Begitukah?" Hana mengangguk.

"Semoga saja ya, kalaupun Nana kabur pasti juga kaburnya tidak jauh-jauh dari Sanchez dan teman-temannya." Tutur Heeyoung.

"Aku tidak menyangka jika menantu manisku harus memiliki suami seperti anak-anakku." Jiali berujar dengan desahan nafas lelah.

"Sudahlah, sekarang mereka sudah mau berusaha, kalau memang mereka berbuat ulah lagi, mereka sudah tahu akan berakhir di tangan siapa." Komentar Eunkyung.

"Kim Eun Mi dan para Lee juga keluarga para mantan kekasih putra mereka, entah mengapa aku punya firasat buruk." Ujar Chyou.

"Berdoa saja, semoga tidak terjadi hal buruk pada kita semua." Tutur Kaili.

"Hahh~ kalau berhubungan dengan orang-orang haus harta dan kekuasaan memang satu nyawa tidak akan pernah cukup." Gumam Heeyoung.

Sedangkan saat ini di tempat Daehan, ayah dari dua puluh dua tuan muda itu tengah menghubungi seseorang. Orang yang diinginkan oleh para Sanchez.

"Jaejoong-ah kumohon angkat telponnya" gumam Daehan, dia hanya berharap satu, nomor Jaejoong yang ia miliki saat ini adalah nomor yang masih aktif.

"Sialan!" desis Daehan saat suara operator yang menjawab. Dia mencoba berkali-kali, namun hasil yang sama yang ia dapat.

"Astaga, apa benar dia sudah ganti nomor?" Daehan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, jemarinya mengetuk-ngetuk layar ponsel miliknya, dia memikirkan cara bagaimana bisa menghubungi Jaejoong, tak pelak ia juga penasaran, kenapa Siwon sampai begitu berani mengambil tidakan nekat dengan menikahkan putranya dan menyimpan sebagian harta waris di bawah nama Sanchez.

"Apa yang sebenarnya diincar keluarga Choi?" gumam Daehan. Matanya tidak sengaja menatap ke sebuah pigura, dimana di dalam pigura itu ada foto dirinya, Siwon, Jaejoong dan satu orang lagi, yaitu-

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang