Kylie melenguh, tenggorokannya terasa kering. Rasa haus membuat gadis itu harus terjaga dari tidur nyenyaknya. Ia melirik jam di nakas, pukul 02.50 dini hari.
Kylie melangkah malas, ia ingat akan mini bar yang ia lihat beberapa hari yang lalu. Tujuannya saat ini adalah tempat itu. Ia akan minum dengan cepat dan kembali ke kamarnya untuk melanjutkan mimpi yang sempat tertunda.
Gadis itu menyambar sebuah kemeja yang menggantung pada standing hanger di dekat ranjang dan segera menggunakannya.
Di sisi lain, Fergio tengah duduk di barstool. Masalah pembajakan itu membuat kepalanya pening. Pria itu memutuskan untuk minum-minum di sini.
Bar pribadinya ini jauh lebih tenang dan hening, ketimbang di bar umum yang bising dan sesak. Belum lagi akan banyak wanita yang berusaha menggodanya.
Saat ini pria itu sedang membutuhkan ketenangan.
Suara langkah kaki terdengar membuat Fergio melirik ke sumber suara, pria itu mendapati Kylie yang tengah berjalan ke arahnya.
Gadis itu hanya mengenakan kemeja putih transparan tanpa bawahan, membuat dalaman bajunya terekspos dengan jelas. Ini adalah pertama kalinya pria itu melihat Kylie berpakaian terbuka.
Kylie berjalan ke arah lemari es, tentunya tanpa menyadari keberadaan Fergio di sana. Ia membuka lemari es itu, matanya menelusur pada minuman kaleng yang berjejer di sana. Namun, saat ini ia sedang membutuhkan air mineral.
Kylie kembali menutup lemari es itu dengan sebotol air mineral di tangannya. Ketika gadis itu berbalik, ia sedikit terlonjak melihat Fergio tengah berdiri di hadapannya. Memandangnya seperti singa lapar.
"Untuk apa kau memakai baju seperti ini?" tanya Fergio dingin.
Pria itu memajukan badannya, membuat Kylie refleks bergerak mundur hingga menabrak lemari es di belakang.
"Kau ingin menggodaku huh?" Fergio berbisik tepat di telinga Kylie.
Suara berat Fergio mampu membuat otot-otot di tubuh Kylie menegang seketika. "A-aku haus, aku hanya berniat mengambil air mineral ini, aku tidak tahu jika kau berada di sini!" tutur Kylie terbata, gadis itu menunjukkan botol air yang ia bawa.
Fergio melirik botol itu sekilas. Pemandangan di depannya jauh lebih menarik dari botol tersebut, sehingga ia kembali menatap Kylie dan memberikan sebuah seringai. "Pembohong! Kau tahu bukan bahwa aku berada di sini?" tanya Fergio.
"T-tidak!" gadis itu menggeleng.
Fergio mencengkeram pinggang Kylie dengan sebelah tangannya dan dalam satu entakkan ia menarik tubuh gadis itu hingga merapat ke arahnya. "Kau membangkitkan sesuatu di bawah sana, Kylie." Suara Fergio semakin berat.
"A-aku mohon, lepaskan aku."
"Untuk apa aku melepas mangsaku, jika aku baru saja menangkapnya?" Fergio semakin mempersempit jarak di antara mereka. Ia bisa merasakan gundukan payudara Kylie di dadanya.
"T-tuan ... ."
Sebelum melonggarkan cengkeramannya, tangan nakal Fergio memukul kecil bokong Kylie. "Pergi ke kamarmu sekarang, atau aku akan menyetubuhimu di sini."
Kylie menelan salivanya, mendapat kesempatan itu, ia mendorong Fergio dan berusaha untuk berlari. Namun, Fergio kembali merangkul perut gadis itu, membuat benda kerasnya bersentuhan dengan bokong sintal Kylie.
"Jangan pernah keluar dengan baju seperti itu lagi!" Fergio kemudian melepaskan rangkulannya, membuat Kylie berlari seperti kuda pacu yang baru lepas dari kandangnya.
'Jangan sampai aku tergoda kepadanya.'
Jika saja saat itu dia tengah mabuk parah, mungkin pria itu tidak akan melepaskan Kylie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
عاطفية[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...