02

223 36 0
                                    

Minley tersenyum puas, tidak seperti para istri lain jika mengetahui sang suami yang akan menikahi perempuan lain, Minley tidak merasakan perasaan sesak itu. Karena baginya, Runa bukanlah saingannya.

"Kenapa menunduk? Ini hari bahagia kamu, dongakkan kepala dan tersenyum lebar." Minley mengangkat dagu Runa.

"Kak Minley, Aku... Minta maaf. Aku janji tidak akan menghalangi Kak Reuben kapanpun saat bersama dengan Kakak. Atau... Meminta Kak Reuben terus bersama aku." Janji Runa yang ia ucapkan dengan suara bergetar, meski Minley tidak pernah mengindikasikan jika ia tidak setuju pada hubungannya dengan Reuben, tetap saja dirinya merasa tidak enak dan tentu saja ia tidak akan memonopoli Reuben karena Minley-lah yang lebih berhak atas diri Reuben.

"Dia buat kamu semua juga boleh banget, kok!"

"Kak..."

"Iya.. Iya..."

Tok tok.

Minley dan Runa memusatkan pandangan mereka pada pintu yang kemudian memunculkan pihak saudara Runa.

"Mbak Minley..." Sapanya dengan ramah.

Minley membalas sapaan ramah tersebut dengan senyum tipis dan anggukan kepala. "Iya Bu."

"Runa sudah siap?"

"Sudah Bulik." Jawab Runa. "Kak..." Lalu menatap Minley.

Minley mengangguk samar. "Ayo." Ia memegang pergelangan tangan Runa, berjalan perlahan menuju keluar.

____

Reuben dan Runa sah menjadi suami istri, Minley bertepuk tangan dengan semangat bahkan mengangkat dua ibu jarinya. Ia menjadi salah satu orang yang paling bahagia hari itu.

"Mbak Minley, terima kasih atas kerelaannya..." Bulik Runa yang duduk di sebelah Minley memegang tangan Minley terharu.

Lagi-lagi Minley tersenyum dan mengangguk. Misinya sudah berjalan lancar dan ia sungguh merasa lega karena sudah ada Runa yang akan mengurusi Reuben. "Saya melakukan hal yang tepat, Bu." 

Bulik Runa tersenyum lebar. "Kalau ada kesalahan Runa, tolong ditegur dan dibimbing ya Mbak Minley. Ibu doakan kalian bertiga hubungannya selalu harmonis dan diberi keturunan yang baik."

Doa tulus tersebut diamini oleh Minley. Tentu saja, yang diberi keturunan itu hanya Reuben dan Runa, sementara dirinya sendiri sejujurnya enggan tapi jika Runa sesekali minta bantuannya untuk menjaga... Em... Keponakannya, mungkin? Ia bersedia.

_____

"Minley..." Panggil Reuben dengan nada rendah. Sejak tadi ia berbincang dengan para sanak saudara dari pihak keluarganya dan keluarga Runa.

Minley mengusap matanya lalu berdecak sebal, ia sudah tertidur sejak tadi. "Hm.. Apa? Kenapa kesini? Kamar Runa disana!" Ucapnya agak ketus.

Reuben terkekeh. "Kamu cemburu ya kalau aku tidur sekamar dengan Runa?" Candanya.

Minley reflek menggelengkan kepalanya. "Tidak tuh. Kan kamu pengantin baru, Runa juga."

"Seperti kita dulu ya!" Ia dan Minley pernah melakukannya hanya sekali selama pernikahan mereka, selanjutnya Minley tidak mau lagi dan Reuben pun tidak memaksa. Ia main solo sejak itu, tapi kemungkinan kali ini dan seterusnya tidak karena ada Runa.

Minley kembali berdecak. "Aku mengantuk. Sudah sana, have fun ya!" Minley menaik turunkan alisnya lalu terkekeh. "Em... Selamat atas pernikahan kalian, aku berharap kebahagiaan selalu melingkupi kehidupan kalian berdua." Meski ia dan Reuben tidak jadi bercerai setidaknya kini... Ia menganggap Reuben dan Runa sudah seperti kakak dan adiknya.

HEARTSTRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang