15

5.4K 349 26
                                    

"Katakan pada ku, siapa ayah kandung dari bayi yang baru saja kau lahirkan?"

Bahkan Mark sudah tidak memperdulikan keadaan psikis Jaemin. Mengingat sebelumnya Haechan melarangnya untuk mengungkit kejadian yang telah menimpa Jaemin.

Dan benar saja, Mark tidak mendapat jawaban apapun. Melainkan melihat Jaemin mendapat serangan panik karena pertanyaan nya yang baru saja dia berikan.

Sekali lagi, apa Mark peduli? Tentu saja tidak.

Mark pergi meninggalkan Jeno yang berusaha menenangkan Jaemin. Dia juga memerlukan waktu untuk menerima segala sesuatu yang terjadi hari ini.

.

.

Mark pulang ke rumah orangtuanya, rumah yang sempat dia tinggalkan untuk membantu seseorang yang tidak tahu diri.

Ia membuka kamarnya yang kurang lebih 9 bulan tidak dia tempati. Ngomong-ngomong Mark masih sering mengunjungi rumah orang tuanya. Bagaimanapun juga ketika masih melakukan perannya sebagai suami, Mark masih membutuhkan bahu untuk bersandar. Terlebih dia terpaksa melakukan hal sebelumnya.

Selain Haechan, tempat bersandar Mark yang paling utama adalah Mommy nya. Karena lelaki cantik itu selalu bisa memberinya ketenangan.

Kembali pada Mark di waktu sekarang. Lelaki itu kini sedang mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjangnya yang empuk.

Menatap langit-langit kamarnya sejenak sebelum akhirnya menutup penglihatan nya dengan lengan. Air matanya kembali jatuh meskipun saat ini dia menyembunyikan nya di balik lengan. Satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk meremas serta memukul ranjangnya.

"Aarggh brengsek!!" maki Mark pada dirinya sendiri.

Mark sama sekali belum bisa menerima keegoisan Haechan untuk mengakhiri semuanya. Dia berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka. Tapi apa? Haechan justru memilih untuk pergi.

Saat dia sedang merenungkan kesalahan yang diperbuat, Mark mendengar pintunya di ketuk.

Tok tok tok!!

"Mark, you okay?"

Tanpa mengubah posisinya, Mark menjawab pertanyaan Mommy nya yang berada di balik pintu. Suaranya pun terdengar serak dan tanpa minat.

"I'm not, Mom" lirihnya.

"Okay, take your time. Setelah itu kita bicara" kata Taeyong yang berusaha memahami posisi putranya.

"Hm"

Selanjutnya tidak ada suara yang Mark dengar. Maka dari itu ia lebih memilih menggunakan waktunya untuk meredam perasaannya hari ini, yaitu dengan tidur. Dan jika bisa dia tidak ingin mengingat apapun yang terjadi hari ini. Termasuk dia ingin melupakan pernah mencintai seseorang dengan sepenuh hati sampai membuatnya jadi orang paling bodoh.

****

Mark baru keluar dari kamarnya ketika jam menunjukkan waktu makan malam. Taeyong, Jaehyun, serta Jeno benar-benar memberi waktu untuk anggota keluarganya yang baru saja terpuruk.

Mark mendekati meja makan dalam diam. Jika dibandingkan dengan tadi siang, penampilan Mark jauh terlihat lebih segar. Setidaknya tidak sekacau dan se-berantakan siang tadi.

"Makan yang banyak Mark" kata Taeyong menyambut putranya dengan senyuman ketika duduk. Lalu perhatiannya tertuju pada putra keduanya setelah mendapat anggukan Mark sebagai jawaban.

Tatapan matanya berbeda ketika menatap putranya yang baru pulang dari kerja magang di kota lain. Taeyong melirik Jeno agak sinis.

"Kau juga Jeno, makan yang banyak. Mom kira kau lupa jika kau masih punya keluarga di sini" kata Taeyong menyindir putra keduanya.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang