epilog

10.9K 274 81
                                    

Hidup mati seseorang telah tertulis sejak ia diciptakan. Karena sejatinya manusia dibumi hanya menumpang minum. Mereka akan kembali pada sang pencipta ketika telah usai.

Dua wanita terbaik yang Allah ciptakan telah pergi meninggalkan duka dan luka mendalam bagi sosok laki-laki setengah abad yang menatap rimbunnya pohon mangga yang tertanam di halaman belakang asrama keluarganya.

Hidup sendiri dalam hiruk-pikuk asrama yang semakin besar itu. Ramai dan penuh ketentraman namun,tidak dengan hati yang kosong itu.

Senyum palsu yang terukir apik menjadi bagian dari sisa hidupnya.

"Abi... ayo makan. Sudah waktunya makan dan minum obat."ucap seorang gadis cantik yang kini setia menemuinya pada Sabtu-Minggu.

Gadis kecil yang cantik dari panti asuhan itu kini menjadi gadis remaja yang cantik dengan budi pekerti yang baik pula. Pondok pesantren milik Kyai besar yang ia tempati selama ini membawa banyak perubahan besar baginya.

"Abi masih ingin mendengar kicauan burung yang menikmati mangga yang mulai matang. Mereka begitu bahagia dengan nikmat yang tak seberapa yang bisa mereka dapatkan."

Tidak dengan dirinya dulu. Ia tidak mensyukuri apa yang Allah berikan padanya. Seorang wanita yang jelas-jelas telah mengabdi padanya sebagai seorang istri malah ia hianati.

Seperti itulah kehidupan laki-laki itu, memandangi Ciptaan Allah yang begitu indah di sekitar rumah sederhana yang ia bangun di belakang asrama milik keluarganya.

"Tapi bi, ingat kata dokter kemarin. Abi punya gagal jantung sekarang. Abi harus minum obat."

"Obat hanya menahan abi lebih lama,bukan menyembuhkan Kay. Abi sudah lelah pada hidup abi. Semua sudah berakhir sepuluh tahun lalu."ungkap laki-laki itu yang kembali merasakan sesak di dadanya.

"Jangan bicara begitu. Abi masih lama hidup di dunia ini. Melihat kami tumbuh dewasa. Bukannya abi masih mau menunggu kepulangan Nufa dan Asna. Abi harus kuat,abi harus bertahan. Setidaknya untuk sekedar melihat anak abi kembali."ucap Kayla.

Andai saja batas itu hilang. Kayla ingin memeluk tubuh kurus itu. Tapi, disini ia hanyalah anak angkat dari almarhum istri pertama Wahyu. Tidak ada hubungan darah dengannya.

"Abi sudah lama menunggu hari itu tiba. Tapi tak sampai juga. Mungkin mereka sudah lupa pada abi Kay."sedih Wahyu.

Laki-laki itu menunduk dengan diiringi jatuhnya air mata yang tak lagi bisa di tampung.

Kayla terdiam. Hatinya ikut sakit melihat kesedihan laki-laki itu. Sepertinya Allah masih belum selesai dengan cobaannya untuk Wahyu.

🐑🐑🐑

Disisi lain karena keteguhan dan kerja keras Gibran. Seorang anak laki-laki telah dinyatakan sembuh dengan penyakit mentalnya. Laki-laki setengah abad itu menyekolahkan anak dari wanita yang masih bersemayam dihatinya ke sebuah pesantren milik Ulama besar di Turki.

Sepuluh tahun hidup di negara orang membuat anak itu menjadi laki-laki yang berbeda dari masa kecilnya. Nufa menjadi pribadi anti sosial yang tak bisa di sentuh siapapun. Kecuali keluarganya.

Apalagi saat ia mendengar fakta sebenarnya tentang keluarganya. Aira sang bunda yang nyatanya benar menjadi perebut dan Syara sang istri pertama yang berusaha mempertahankan rumah tangganya.

Kecewa pasti. Ia fikir bundanya menikah atas izin sang istri pertama namun,tidak dengan kenyataannya. Syara yang ia fikir jahat lambat laut berubah di fikirannya. Wanita itu hanya salah mengambil tindakan.

Istri Kedua Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang