Prolog

34 12 2
                                    

Arunika menampakan cahayanya dari arah timur. Di seberang sana ada gadis yang sedang berbaring nyenyak di atas ranjangnya.

"hoam," lenguhnya.

"What?! Jam setengah tujuh? Duh pasti telat nih gue!"

Gadis itu terburu-buru bersiap diri. Setelah dua puluh menit berlalu, dia sudah siap dengan kebutuhannya. Dia segera menghampiri kedua orang tuanya di ruang makan.

"Ma, Pa, Fasha berangkat dulu ya!" ujarnya sembari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Hati-hati Sha!" kedua orang tuanya merasa khawatir dengan cara Fasha menuruni anak tangga.

"Ini sarapannya, mama yakin kamu tidak akan sarapan bersama," jelasnya.

"Terima kasih ma, yasudah Fasha berangkat dulu." ujarnya sembari mencium tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati dijalan." kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepala, pasrah, melihat tingkah anak bungsunya itu.

Hiruk pikuk kota ini membuat kesal seorang gadis jelita yang sedang membelah jalanan saat ini.

"Aarrgh, kenapa harus macet sih?! Lampu merahnya juga lama banget!"

Ya, dialah gadis yang bernama lengkap Fashakira Ayudia. Mengendarai motor matic kesayangannya dia berujar kesal. Setelah demikian, dia melajukan kendaraannya begitu cepat. Selang beberapa menit, Fasha berpijak di pelataran sekolahnya.

Niat hati ingin melarikan diri dari buruan guru piket yang bertugas hari ini namun keberuntungan tidak berpihak padanya.

"Fasha! Kemari kamu!" panggil seorang guru dengan lantangnya.

Gadis itu memberhentikan langkahnya, terkejut! Membalikan badannya dan berjalan perlahan.

"Peringatan ini datang kedua kalinya! Jika saya bertemu denganmu untuk yang ketiga kali, saya tidak segan memberikanmu hukuman!" tegas seorang guru yang bername tag RINI

"Baik bu Rini, terima kasih untuk kali ini." jawaban lemah gadis itu terdengar pasrah di indera pendengar lawan bicaranya.

EVANESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang