42. "Tolong....Tolong..."

59 3 0
                                    

Bramantyo mendatangi kampus Putri, ia tidak tahu ruang kelas Putri tapi langsung mendatangi tempat latihan skateboard dan menunggu Putri sambil melihat mahasiswa yang berlatih skateboard di lapangan khusus skateboard, Putri baru selesai jam kuliahnya dan langsung menuju ke MAPALA. Putri melihat Anjasmara ada di gedung MAPALA dengan memakai tongkat kruk yang dijepitkan di ketiak sebelah kanan, Putri berjalan menghampiri pemuda tampan itu yang sedang diajak ngobrol Kapten Rafael Samudera, kedatangan Putri menghampiri Anjasmara membuat pembicaraan dua pria beda usia itu berhenti dan menatap wajah manis Putri yang saat itu menyerahkan kunci kontak mobil dan berkata, "Nih, kak. Kuncinya. Makasih."

Anjasmara menerima kuncinya kembali dengan mimik bingung, "Putri, kenapa kamu gak kembalikan mobilnya ke rumahku aja sih, aku belum bisa nyetir, tadi pake driver online."

Putri memandang pemuda tampan itu dengan gerakan mata naik turun lalu turun naik, "Terus gimana??" ujarnya polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putri memandang pemuda tampan itu dengan gerakan mata naik turun lalu turun naik, "Terus gimana??" ujarnya polos

"Pulangnya kita sama-sama aja." kata Anjasmara sambil melempar kunci kontak mobilnya pada Putri yang reflek sigap menangkapnya sambil menjawab, "Tapi aku ada latihan skateboard, kak."

"Aku udah liat jadwal kamu, kamu selesai latihan, aku juga selesai di sini." kata Anjasmara, "Sekarang duduklah, rapat dimulai."

Putri mengiyakan. Rapat dimulai. Pembahasan mengenai keberangkatan mereka untuk program tim sars. Setelah selesai rapat yang memakan waktu tiga jam karena mereka diajarkan juga teknik di lapangan nanti serta latihan pertolongan medis sederhana, Putri langsung menuju tempat latihan skateboard.

Bramantyo melihat Putri berjalan masuk lapangan skateboard, raut wajah pemuda tampan itu berseri-seri berlari mendekati Putri sambil melambaikan tangan dan berkata, "Hey, Putri...Putri.."

Sambil berjalan lurus, mata Putri menatap Bramantyo yang berlari ke arahnya, ia bersikap biasa padanya, "Hey, Bram." mereka akhirnya saling berdiri dan bertatapan mata, "Put, nih kunci motormu." kata Bramantyo, mengeluarkan kunci kontak sepeda motor dari saku celana jeans berwarna hitam belel, menyodorkan kunci itu pada Putri, tapi Putri cengo menatap Bramantyo dan juga kunci kontak yang dipegang pemuda tampan itu, "Waduh, Bram. Motornya titipkan ke Bu RW aja atau kasih ke Mas Edward ya. Aku harus ngembaliin mobil ke rumah kak Anjas. Kakinya di popok, pake kruk juga dia."

"Apahh??" wajah tampan Bramantyo cengo, "Kaki kok di popok sih, Put? Popok apaan??" Ia membayangkan bentuk popok kain untuk bayi yang menutupi telapak kaki dewasa.

"Apahh??" wajah tampan Bramantyo cengo, "Kaki kok di popok sih, Put? Popok apaan??" Ia membayangkan bentuk popok kain untuk bayi yang menutupi telapak kaki dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaulah Segalanya Untukku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang