Chapter 10: Bagaimana Denganku

51 6 0
                                    

"DESMOND MELLOW, DIMANA KAMU?!" Mom berteriak, yang hampir membuatku menjatuhkan telephone. "Apakah kamu tahu jam berapa sekarang? Bagaimana bisa kamu pulang sekolah begitu larut malam? Kamu seharusnya sudah pulang dua jam yang lalu! Apakah kamu tahu betapa khawatirnya Mom?"

"Aku sedang di toko buku," jawabku gugup.

"Selama empat jam?"

Aku menelan ludah. "Di sini banyak buku-buku menarik."

"Apakah sekarang kamu masih di toko buku?"

"Ya," aku melihat sekeliling dan menatap rak di seberangku, "Ada begitu banyak buku di ruangan ini."

"DESMOND-"

"Ada sesuatu yang terjadi, tapi aku berani bersumpah itu bukan salahku."

"Kamu bersumpah? di rumah kita tidak ada yang bersumpah Desmond."

Aku mengarahkan pandanganku ke atas untuk menatap langit-langit. "Aku berjanji," aku mengoreksi diriku sendiri.

"Apakah kamu sendirian?"

"Tidak, aku bersama," aku mengernyitkan hidung dan mencoba untuk tidak muntah, "seorang teman."

"Jadi apa yang terjadi?"

Bagaimana aku bisa memberitahunya bahwa Rick dan koloninya datang menghajarku,  memukuliku sampai aku hampir mati dan kemudian diselamatkan oleh seorang Pangeran Tampan si Penjahat. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku menjelaskan itu tanpa terdengar gila? Akupun mengulur waktu sebagai gantinya.

"Jadi ada beberapa orang-" aku mulai menjelaskan.

"Kamu terlibat perkelahian lagi kan?" Mom memotong pembicaraanku. Nada getirnya membuatku mengerutkan kening.

"Tidak, aku-"

"Desmond Mellow, jangan pernah berani kamu membohongi Mom."

Tidak ada jalan keluar dari ini, bukan?

"Oke, baiklah. Aku berkelahi, tapi itu bukan salahku. Aku bisa menjelaskannya."

"Mom sudah menyuruhmu untuk berhenti berkelahi, bukan? Kamu berjanji untuk berperilaku baik," katanya, aku bisa merasakan amarahnya yang berubah menjadi kekecewaan. Aku tidak tahu apa yang lebih menyakitkan, kekecewaan dalam perkataannya atau fakta bahwa dia bahkan tidak mau mendengarkanku.

"Aku tidak punya pilihan lain lagi! aku sudah keluar dari toko buku tetapi ketika aku akan menyeberangi jalan-"

"Mom tidak ingin mendengar lelucon lain tentang hal konyol saat kamu menyeberangi jalan!" bentaknya. Aku mengibaskan tanganku ke udara, tetapi gerakan itu membuat anggota tubuhku yang sakit semakin terasa sakit.

"Aku tidak sedang bercanda kali ini. Maukah Mom mendengarkanku? Kumohon?" Aku memohon padanya.

"Arthur tidak pernah berkelahi."

Aku menegang. Sekali lagi, emosiku semakin bertambah, dan isi perutku terasa bergejolak dilanda amarah. Aku seharusnya sudah terbiasa dengan ini sekarang, tapi mengapa ini masih terasa sangat menyakitkan? Sejak aku masih kecil, dunia dan orang-orang di dalamnya tampaknya terus-menerus mengingatkanku bahwa aku tidak cukup baik. Aku tidak cukup baik untuk orang tuaku; Aku tidak cukup baik untuk SMA Junjay; Aku tidak cukup baik untuk SMA Ivory; Aku bahkan tidak cukup baik untuk Ivan. Aku tidak pernah berpikir bahwa ini akan begitu sulit. Kupikir yang harus aku lakukan hanyalah bernafas, makan, buang air besar, dan hidup. Tapi tidak, ini lebih seperti aku harus berusaha sekuat tenaga setiap hari untuk bertahan hidup di dunia yang di mana aku tidak pernah menjadi yang terbaik dalam segala hal, dan aku mengetahui bahwa akan selalu ada seseorang yang lebih baik dari aku.

Kemarahan kian bertambah di dalam diriku, tanganku semakin mengepal erat saat aku menggertakkan gigiku, tapi kemudian dengan perlahan aku melepaskannya.

Tatapanku jatuh ke pangkuanku dan pandanganku mulai kabur.

Apakah segalanya selalu tentang Arthur?

"Arthur tidak pernah keluar selarut ini. Dia akan selalu menjawab telepon dan pesan dari Mom dengan cepat. Kenapa kamu tidak bisa sedikit saja menjadi seperti-"

Dengan pening di kepala yang berputar-putar dan rasa mual yang tak terkendali di perutku, aku berusaha berbicara dengan suara mantap, menelan ludah yang terasa sangat kering di tenggorokan. "Aku bukan Arthur," bisikku.

"kamu seharusnya bisa menjadi sepertinya."

Dadaku terasa ditusuk oleh ribuan belati.

Ini sakit, terus menerus dibandingkan dengan orang yang lebih baik dari kita ini begitu menyakitkan.

"Mom," bisikku dengan suara patah, tapi dia pasti tidak mendengarku. Dia tidak pernah mendengarkanku.

"Bagaimana bisa kalian berdua begitu berbeda? Kami membesarkanmu di bawah atap yang sama, tetapi mengapa-"

"Karena aku bukan Arthur kecilmu yang sempurna, dan aku tidak akan pernah menjadi seperti dirinya! Aku tidak akan pernah sehebat dia. Apa yang Mom inginkan dariku? Permintaan maaf? Apakah itu yang Mom inginkan?!" Paru-paruku terasa terbakar ketika aku berteriak padanya, dan air mata kian mengalir deras di wajahku. Semuanya menyakitkan. Bernafas, berbicara, ada di dunia ini, semuanya begitu menyakitkan. Dan aku berharap aku tidak pernah ada. "Maafkan aku yang tidak pernah baik di matamu. Maaf karena aku tidak dapat memenuhi harapanmu, bahwa aku tidak pintar atau berbakat. Maaf karena aku telah gagal, maafkan aku atas semua kekuranganku dan ketidaksempurnaanku, maaf karena aku telah mengecewakan keluarga dan aku minta maaf karena aku telah menjadi diriku sendiri!"

Kata-kata itu menggerogoti tenggorokanku seperti amplas. Aku menutupi wajahku yang memar dengan telapak tanganku yang berdarah.

"Aku bukan Arthur karena aku tidak akan pernah bisa menjadi seperti dirinya. Aku hanya tidak bisa," isakku. "Mengapa Mom tidak bisa menerimaku apa adanya? Mengapa aku selalu dibanding-bandingkan dengan Arthur? Mengapa selalu, selalu, harus tentang dia? Bagaimana dengan Desmond? Putra bungsumu? Bagaimana denganku?"

"Maaf, Mom tidak bermaksud untuk-"

"Ya Mom, ya benar." Dan ini adalah bagian terburuknya. "Aku tidak akan pulang malam ini, jadi jangan menungguku."

"Tunggu Des-"

Aku segera mengakhiri panggilan lalu mematikan ponselku dan  membuangnya ke samping. Aku tidak peduli jika itu rusak; bahkan itu sudah retak. Ketika aku menutup mata, yang bisa aku rasakan hanyalah kemarahan dan ketika aku membukanya, air mata kembali jatuh dari wajahku. Tidak peduli dengan apa yang aku lakukan, tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak akan pernah bisa lepas dari rasa sakit ini.

The Class Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang