Pagi cerah matahari bersinar dengan indah burung berkicau dengan ceria, hm pasti yang kalian bayangkan seperti itu. Tapi nyatanya setiap hari aku hanya terbangun dengan kebisingan lalulintas jln yang macet oleh kendaraan, ya coba bayangkan saja rumah ku berasa di pinggir jalan kota yang padat oleh penduduk dan tetangga mulut lemes sangat menyebalkan.
Oke lupakan itu. Aku bangun dan bersiap untuk pergi ke tempat kerja, ya jangan kalian berfikir aku pengangguran malas yang kerjaan nya asik rebahan tiap hari seperti tidak ada tujuan hidup ohh tidak aku tidak seperti itu. Pagi hari ku hanya bangun siap" Kerja masak sendiri tanpa ada yang menemani bahkan seorang kekasih pun tak ada, bukan ga ada tapi ngerasa ga di anggap oleh sang kekasih itu sangat menyakitkan.
Oke skip aku tidak ingin membahas kasmaran ku yang ah sudahlah, aku bergegas pergi untuk bekerja pagi" Sekali ya karna aku ada jadwal piket pagi ini. Oke aku lupa belum memperkrnalkan diriku, nama ku Ejia anggita saki. hm mungkin namanya sedikit aneh tapi itu nama pemberian almarhum ayah. Orang biasanya memanggil ku dengan panggilan Ej, dan ya faktanya aku seorang perempuan tulen yang tomboy.
Aku sudah sampai di tempat kerja dan menyelsakan piket pagi ku, sangat lelah dan tenggorokan ku kering, aku minum banyak air sampe mungkin habis beberapa botol dan efek nya mungkin kalian tau sendiri apa kalo banyak minum
Uhuk,, uhuk,,uhk
Jangan berfikir aku tersedak kudanil, aku tersedak air minum ku sendiri saat melihat kekasih ku datang bersama seseorang sambil bergandengan mesra. Oh ayolah aku akan sangat berbohong kalo aku mengatan tidak cemburu.
"Vivi" Aku memanggilnya dengan nada sedikit kesal mungkin dia tau aku kesal dia langsung melepaskan pegangan menyebalkan itu.
Tanpa bicara aku langsung menarik tangan nya membawanya ke toilet aku ingin bicara dan meluapkan amarah ku, dia diam menurut dan terus mengikuti langkah cepat ku. Aku mengunci pintu toilet lalu mencium nya dengan kasar aku tau Vivi tidak menyukainya tapi aku marah dan aku ingin dia tau kalo aku tidak suka dia seperti itu tadi.
"Sayang aku ga mau" Oke itu tolakan pertama, aku masih belum puas aku aku mengangkat tangan Vivi ke atas menguncinya lalu mencium bibir nya dengan kasar dan sedikit paksaan.
"Aww shit" Sial dia menggit bibirku sampai berdarah tapi lihat dia sama sekali tidak khawatir dan merasa bersalah malah terlihat sangat marah kepada ku. "Apa yang kou-
"Apa hah?"
"Kenapa kou menggit bibirku ku hah?
" Aku sudah bilang berkali-kali Ej kalo aku tidak suka ciuman kasar itu"
"Dan aku tidak suka kmu bergandengan mesra bersama teman mu itu"
"Dia cuma temen aku Ej CUMAN TEMEN. "
"Temen Lama-lama bisa demen vi"
"Aku muak Ej sama kmu yang cemburuan ga jelas, terserah aku ga mau debat."
Oke aku hanya bisa diam menahan rasa sakit di bibir dan di hati aku saat Vivi pergi meninggalkan aku sendiri, udah yang keberapa kali Vivi seperti ini aku selalu di campakan merasa tak di hargain. Hanya tersenyum penuh luka yang aku bisa.
"Aku mah apa atu hanya remahan kue kering."
Oke jangan cengeng Ej, aku merapihkan pakaian ku dan mengobati dulu luka ku lalu kembali ke mejaku untuk bekerja, hanya memandang sedih yang aku bisa saat melihat wanita cantik yang aku cintai menatap ku marah.
"Dia yang salah dia juga yang marah, hahhhh dasara cewe. Eh tapi gue juga cewe."
Oke jika kalian mengira aku seorang lelaki. kalian salah, aku seorang perempuan dan kekasih ku juga, aku tau ini salah tapi aku terlalu mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Luka
Short Storykenapa begini? kenapa mencintaimu begitu banyak luka? hari yang menyebalkan dan setiap hari begitu, setiap bertemu hanya ada luka yang ku rasa. perih tapi tak bisa berbuat apa-apa.