happy reading tol
**
Setelah mendengar penuturan Jeno, Jungkook merasa bersalah. Seharusnya dia tidak menyuruh Jeno untuk mencari tau tentang apa yang Jaehyun lakukan saat tidak bersama keluarga diwaktu itu. Namun ke-brengsekan Jaehyun ini harus segera terungkap. Jungkook tidak menjamin Hana akan berlari padanya jika hal itu sampai terjadi, Jungkook akan tetap menunggu.
Baik Hana maupun Sora keduanya sama-sama tersakiti, Jeno lahir sebelum Jaemin. Di buku pernikahan Jaehyun dengan Sora tertulis tanggal nikah mereka sebelum tanggal nikah Hana, yang artinya Jaehyun nikah dahulu sebelum dia menikahi Hana.
Bagaimana Jungkook tau? Jawabannya adalah Namjoon Rodrigo, Jungkook meminta bantuan kepala sekolah LEORISTON HIGH SCHOOL itu untuk mendata para donatur yang menyumbangkan di sekolahnya. Meskipun hal itu menimbulkan banyak tanda tanya dari para donatur, Namjoon mampu mengendalikannya.
Hal ini sudah Jungkook bicarakan dengan Mingyu, mereka memutuskan untuk menjaga pilihan masing-masing yang memang mungkin bukan haknya. Mencintai istri orang lain hal terlarang atau bukan?
Mingyu ingin semuanya terungkap, begitupun dengan Jungkook. Meskipun Sora hanya sebatas mantan kekasih, perasaan iba menjalar di diri Mingyu.
**
Setelah berlangsung selama lima belas menit, makan malam keluarga telah selesai. Ara membantu mamanya membersihkan meja makan dan mencuci piring karena memang itu termasuk tugasnya juga. Sementara Jeno kini menyusul untuk membuat kopi.
“Kamu mau buat kopi?”
Tidak ada respon. Jaehyun beranjak dari duduknya lalu memutar kembali tubuh Jeno dan mendorongnya menuju dapur. Sepasang ayah dan anak laki-laki sedang membuat minuman bersama disini, juga ibu dan anak perempuannya sedang mencuci piring.
Dilihat seperti ini mereka seperti keluarga harmonis, padahal rasanya Jeno ingin menyumpal mulut Jaehyun menggunakan gelas saat Jaehyun memanggilnya dengan panggilan masa kecilnya yaitu, Nono.
Jaehyun pikir Jeno malu karena dipanggil dengan sebutan yang terbilang manja itu, tapi nyatanya Jeno tidak sudi dipanggil seperti itu oleh orang asing.
“Jeno sama Ara nanti temenin papa ke kantor ya, nak. Mama nanti mau keluar ketemu temen mama, jadi mama engga ikut.”
“Jeno ikut.”
Jaehyun mengernyit bingung, memangnya siapa yang tidak mengijinkan Jeno ikut. “Iya Jeno, kamu ikut papa ke kantor nanti sama Ara.”
“Jeno ikut mama,” Koreksinya.
“A—aa … papa pikir kamu takut engga papa ijinin buat ikut papa.” Jaehyun tersenyum teduh setelah sebelum dia mendadak dadanya sesak.
“Jeno … dengerin mama. Papa kamu minta tolong buat ditemenin ke kantor, sayang.”
“Ngapain malem-malem ke kantor?” Jeno membalas tatapan mamanya dengan kaku.
“Papa ada pekerjaan mepet, Jung.” Bujuknya dengan meraih tangan Jeno lalu diusap lembut.
“Dari dulu‘kan papa emang sibuk, papa juga ngurusin pekerjaannya sendiri. Lagian kantor papa deket kan? Ngapain minta ditemenin, biasanya aja papa sendiri. Papa sering pindah-pindah negara tanpa ditemenin Jeno, mama maupun Ara. Itu papa bisa, jarak kantor dari sini yang enggak nyampe empat kilometer aja masa minta ditemenin.” Cerocos Jeno panjang lebar.
“Kalau Jeno enggak mau nemenin papa juga enggak apa-apa, biar papa sama Ara perginya.” Jaehyun menoleh sekilas putrinya yang kini mengangguk kemudian tersenyum tulus padanya.
“Kak Jeno tadi ada janji sama temennya, pah. Papa sama Ara aja, nanti juga mama nyusul kok.” Ara menoleh ke Hana, “Bisa kan’ma?”
“Bisa, sayang.”
Setelah percakapan itu selesai, Hana segera mempersiapkan Jas yang akan dipakai Jaehyun, lengkap dengan bawahan, kemeja dan dasi. Bukan suatu hal penting memang, tapi menurut Hana ketertiban dalam berpakaian saat ke kantor itu nomor satu.
Saat hendak memanggil Jaehyun, Hana tiba-tiba teringat jika Jaehyun menyuruhnya membuka koper miliknya yang belum dikeluarkan dan ditata barang-barangnya. Padahal Jaehyun menyuruhnya kemarin sore, namun Hana teringatnya malam ini.
Hanya ada setelan Jas dan juga dasi didalamnya, juga beberapa snack kesukaan Jeno dan Ara. Namun sebuah wadah kecil didalam itu membuatnya penasaran. Dengan sedikit keyakinan Hana membuka wadah itu, matanya terpesona oleh indahnya cincin yang tertata apik didalamnya.
Hana tertegun melihatnya, cincin ini seperti tidak asing baginya. Seingat Hana, Jaehyun kurang menyukai bentuk cincin yang polosan seperti ini. Jaehyun juga membeli tiga cincin ini untuk apa? Untuk Jeno dan Ara? Lantas yang satu lagi bagaimana? Jika ini mungkin cincin untuknya dan Jaehyun, lalu yang satunya lagi untuk siapa? Hana bingung.
“Mungkin aja yang satu lagi buat aku dipakai di jari sebelah,” Hana segera menghilangkan asumsi yang tidak-tidak. “Jaehyun emang baik banget.”
Hana segera memindahkan wadah itu ke laci rias miliknya, tapi Hana selalu dibuat tidak fokus oleh cincin itu. Baru hendak mengembalikannya, Hana melihat inisial di masing-masing cincin itu. Inisial pertama huruf J, inisial kedua Huruf S, dan inisial ketiga Huruf J lagi.
Sempat berfikir jika itu mungkin cincin logo JCC perusahaan Johnny, tapi ingat kembali bahwa inisialnya J,S,J. atau mungkin S,J,J? Hana tidak tau apa yang akan suaminya ini lakukan kedepannya. Mungkin saja itu sebuah nama perusahaan baru milik suaminya. Hana tidak mau menyimpan curiga.
**
WKWKWKK
KASIAN NGGAK SAMA MAMANYA JENO & ARA?KASIAN JUGA NGGAK SAMA PERASAAN MAMANYA JAEMIN YANG DISELINGKUHI?
PENGENNYA JENO JAEMIN TEMENAN APA MUSUHAN NIEH?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐏𝐀 - 𝐉𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍 [END]
Fanfic"𝘌𝘷𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘴𝘩 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘸𝘦 𝘴𝘱𝘦𝘢𝘬 𝘢𝘳𝘦 𝘯𝘰𝘵 𝘦𝘲𝘶𝘪𝘷𝘢𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘸𝘩𝘰 𝘩𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘦𝘯 𝘩𝘶𝘳𝘵 𝘣𝘦𝘤𝘢𝘶𝘴𝘦 𝘰𝘧 𝘑𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯" © masyaallah_author