Cerita ini pindah ke KBM App dan Karyakarsa
10 Agustus 2022
•••
"Pssstt psssttt, Kakak! Kakak!" Seorang gadis berkacamata yang menyusuri koridor rumah sakit berhenti karena suara itu, ia menoleh ke sana kemari mencari sumber panggilan yang entah memanggilnya atau siapa.
Namun, hanya ada dia di sini.
Dan dia temukan, seorang anak laki-laki, menyembulkan kepala dari balik tembok belokan.
"Kakak, sini sebentar!" katanya, dari arah mata tampak menuju padanya.
"Kakak?" tanya gadis itu bingung, menunjuk diri sendiri.
Anak itu mengangguk, tangan mungilnya melambai seakan menyuruh kemari. "Iya, Kakak, sini!"
Meski heran, terlebih mereka tak saling kenal, gadis manis berkacamata tersebut menghampiri sang anak yang mungkin usianya 10 tahunan. Kini mereka berhadap-hadapan satu sama lain, ia sedikit merendahkan badan agar memudahkan anak mungil itu menjadi lawan bicaranya.
"Ada apa, Dek?"
"Kakak mirip banget sama Mommy aku," kata anak itu, tersenyum semringah, dan ucapannya spontan mengagetkan sang gadis, ia memegang pipinya.
"Mm ... iya?" Ia bingung harus menanggapi apa.
"Iya, Kakak, mirip banget. Kayak pisang dibelah dua," katanya nyengir begitu ceria. "Ikut aku ketemu Daddy, yuk, Kak!"
"Eh, mm ...." Tentu saja, mendengar itu, dia jadi terkejut. "Maaf, Dek, mu-mungkin Adek salah orang. Kakak bukan Mommy Adek."
"Tau, kok. Itu kenapa aku bilang Kakak mirip Mommy!" Ia tertawa pelan. "Aku mau nunjukkin Kakak ke Daddy aja, soalnya kalian emang mirip banget, Kak!"
"Aduh ...." Ia mulai kikuk.
Tiba-tiba saja seorang anak memanggilnya, bilang dia mirip sang Mommy, lalu mau ditunjukkan ke Daddy-nya. Bukankah hal yang sangat amat aneh.
"Ma-maaf, Dek, Kakak-Kakak buru-buru, gak bisa sekarang, maaf." Ia pun berbalik, dan langsung ngacir begitu saja dengan cepat.
"Eh, Kakak!" Anak itu memekik, mulai mengejar gadis tersebut. "Kakak, bentar aja, Kak! Kakak!"
Dan terjadilah, aksi kejar-kejaran antara sang gadis dan anak itu, sampai, sebuah tangan menarik tangan sang anak.
"Tommy, di sini kamu rupanya! Jangan berlari-larian dan teriak di koridor, kamu menganggu ketenangan pasien," tegur seorang pria berjas putih khas dokter.
Anak itu berhenti dan menoleh ke sang pria. "Eh, Daddy, Daddy tadi aku ketemu Kakak yang kemarin, dia mirip banget sama Mommy, Dad! Serius! Dia lari ke ...." Anak itu menatap ke arah terakhir kali ia melihat sang gadis.
Sudah tak ada di depan mata.
"Duh, Kakaknya udah ilang, Daddy. Daddy sih!" Tommy, sang anak, cemberut. "Padahal kalau Daddy sama dia ketemu, pasti Daddy kaget, soalnya mirip banget."
"Tommy, sudah berapa kali Daddy bilang, jangan mengada-ngada dan bermain-main. Kalau begini terus, kamu gak akan Daddy ajak lagi ke rumah sakit." Ia menghela napas gusar seraya memejam, berusaha meredakan amarah.
"Aku gak main-main, Dad. Memang mirip banget, banget, banget!" Tommy menegaskan penuturannya. "Apa dia saudara Mommy? Tapi keknya umur Kakak itu muda banget."
"Dan tidak ada pentingnya juga, baik Daddy ataupun dia bertemu. Just, stop." Ayahnya menegaskan. Pria rupawan dengan gaya berwibawa itu menatap tepat ke mata sang anak yang menyendu. "Kalau kamu masih berbuat kegaduhan di sini, Daddy gak akan ngajak kamu lagi ke rumah sakit. Lebih baik, kamu di rumah saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BAYANGAN DOKTER DUDA [Brendon Series - R]
Romance18+ "Kakak mirip banget sama Mommy aku." Adalah ucapan seorang anak pada Sonia kala gadis itu berada di rumah sakit. Awalnya ia pikir itu hanyalah keisengan seorang anak kecil. Akan tetapi, nyatanya .... [Pindah ke K B M A p p dan Karyakarsa]