Nerd boy

94.6K 466 32
                                    

Gisel, siapa yang tak mengenalnya. Salah satu siswi biasa saja canda elah, salah satu siswi yang dielu-elukan sebagai Queen of Raveral High School. Jika kalian tanya kenapa dia dijuluki ratu sekolah ya karna cantik hello siapa yang tak mengenal beauty privilege yang cantik selalu di perhatikan dan dijadikan tolak ukur segala hal.

Gadis dengan wajah manis dan polos namun tidak dengan otaknya yang sudah tercemar oleh cerita senonoh di aplikasi oren. Badan tinggi standar namun satu yang harus dibanggakan lekukan tubuh yang menjadi idaman kaum adam. Menonjol pada tempat yamg tepat dengan rambut yang sepunggung menambah kesan seksi.

Gisel menatap penjelasan guru didepannya dengan penuh minat. Meski ia cantik pendidikan tetap nomor satu, ia tak ingin dianggap hanya mengandalkan parasnya.

"Baik anak-anak pelajaran hari ini selesai. Selamat beristirahat." Ucap Guru tersebut.

Semua murid mulai berbondong-bondong menuju kantin menyisakan Gisel dan seorang pemuda berkacamata yang berada di kursi belakang. Gisel menatap sekitar ia tak terlalu paham materi tersebut hingga matanya menemukan Alvan yang tengah berkutat dengan bukunya. Ah pemuda tersebut memang terkenal jenius kutu buku kelasnya, pemuda itu memang jarang bersosialisasi namun tak salahkan bila Gisel bertanya mata pelajaran ini pada pemuda itu.

Ia kemudian bangkit berjalan dengan anggun menuju kursi Alvan kemudian duduk disebelah pemuda itu yang memang selalu kosong tanpa izin.

"Alvan tolongin gue dong." Pemuda itu hanya mendongak menatap Gisel tak minat. Lalu kembali pada kesibukannya berkutat pada buku didepannya.

Gisel mendengus kesal ia merampas buku Alvan yang berhasil membuat pemuda itu kembali menatapnya dengan kesal.

"Apa?" Tanyanya malas.

"Bantuin gue buat materi yang tadi gue gak paham sama sekali ya.. please." Balas Gisel memberikan puppy eye yang terlihat menggelikan untuk Alvan.

"Engga, cari yang lain." Balasnya malas mencoba meraih bukunya namun dengan cepat Gisel menyembunyikannya dibalik punggungnya.

"Eits... Gak boleh, lo harus mau ngajarin gue. Yang lain juga gak paham, gue maunya lo yang ngajarin lo kan jenius kelas kita." Ucap Gisel masih kekeuh. Menyembunyikan buku pemuda itu, karna ia yakin Alvan tak akan nekat mengambilnya dan membuat pemuda itu haru memeluknya.

"Enggak, lo ganggu." Kesalnya.

"Ya udah, ucapin bye-bye sama buku lo karna dia bakalan nginep di rumah gue." Balasnya pergi membawa buku Alvan menuju mejanya.

Alvan mendengus ia berjalan mendekati meja Gisel, "oke gue mau, balikin buku gue." Ucap Alvan baru akan meraih bukunya namun segera Gisel geser.

"Beneran lo gak bohong kan. Buku lo gue sandra dulu dan bakal gue balikin nanti kalo lo udah ngajarin gue." Balas Gisel tanpa dosa.

Alvan menarik nafas panjang, ia harus ekstra sabar menghadapi gadis didepannya yang sungguh menyebalkan.

"Nanti pulang sekolah tunggu diparkiran." Balas Alvan lalu kembali ke tempat duduknya saat bel masuk mereka kembali disibukkan dengan segala materi, Gisel menarik senyumnya akhirnya ia bisa memahami materi tersebut tanpa perlu les tambahan yang membosankan.

Alvan, seorang pemuda kutu buku berkacamata yang menurut Gisel tak ada tampang jelek seperti di film-film. Pemuda itu lebih terkesan misterius namun ada sisi tampannya.

Bel pulang sekolah berbunyi, Alvan berjalan keluar kelas diikuti oleh Gisel, jika ditanya mereka pulang paling akhir jawabannya benar karna apa ya karna Alvan yang terlalu lama berdiam diri entah apa maksudnya.

Parkiran sekolah bahkan hanya tersisa beberapa motor yang ia yakin isinya adalah anak-anak kura-kura *sekulah rapat-sekulah rapat* ahahaha.

Bruk..

Hot JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang