16

4.6K 309 19
                                    

Satu tahun berlalu, Mark berhasil berdamai dengan masa lalunya. Mark sudah memaafkan dan menerima apa yang menimpa hidupnya. Butuh waktu cukup lama baginya untuk menerima keegoisan Haechan.

Mark memang memaafkan Haechan, dan Jaemin. Tapi tidak untuk melupakan peristiwa itu, ia menjadikannya sebagai pembelajaran berharga dalam hidupnya.

Mark tidak memiliki dendam pada keluarga Seo, karena kedua orangtuanya tidak mengajarkan nya menjadi seorang pendendam. Hubungan keluarga nya dan keluarga Seo masih terjalin dengan baik.

Namun untuk menampakkan diri di hadapan keluarga Seo, Mark tidak bisa. Karena itu hanya akan mengingatkan nya pada patah hati terberatnya.

Dan satu lagi yang berubah dari Mark, kepribadian nya tidak sehangat ketika bersama Haechan. Lelaki itu menjadi sosok yang tegas, dingin, dan kaku. Dia selalu mengingat nasihat Daddy-nya saat itu.

Di ruang kerjanya, Mark duduk di kursi kebesarannya. Wajah yang dulu banyak menunjukkan senyuman, kini jarang menunjukkan nya lagi.

Sembari menunggu seseorang datang keruangan nya, Mark memainkan sepasang benda kecil itu dengan jarinya. Menatap sembari menerawang benda itu, dengan tangan bergerak tidak tentu arah untuk menghilangkan rasa bosannya.

Meskipun satu tahun berlalu, Mark masih menyimpannya. Menyimpan cincin pernikahannya bersama Haechan. Bukan untuk menunggu Haechan kembali, melainkan untuk mengingatkan nya agar tidak mencintai seseorang dengan sepenuh hati, jika hal yang sebelumnya tidak ingin terulang.

Dan Mark tidak memasang cincin itu di jarinya, ia menjadikannya sebagai kalung.

Mark mengalihkan perhatiannya dari benda tersebut, setelah pintu ruangannya terbuka. Menampilkan Jeno dengan senyum lebar ketika mendekatinya.

"Bagaimana?" tanya Mark yang bahkan adiknya itu belum mengambil posisi duduk.

"Apakah tidak ada basa-basi terlebih dulu?" jawab Jeno malas sembari merotasikan bola matanya. Tentu saja lelaki yang lebih muda menjawab setelah mendudukkan dirinya.

"Tidak baik membuang-buang waktu ... " jawab Mark sembari mengenakan kalung yang berliontin cincin ke lehernya.

" .. jadi bagaimana?" lanjut Mark dengan senyum tipisnya.

Jeno menghela nafasnya "Kau yakin mau melanjutkan ini, Mark hyung. Aku tidak tega" jawab yang lebih muda dengan raut sendu.

Mark terkekeh mendengarnya "Tentu. Kenapa? Jaemin masih sering kena serangan panik?" tanyanya.

Jeno memberikan anggukan, membenarkan pertanyaan Mark jika mantan istri kakaknya itu masih mendapat serangan panik ketika dia ingin mencari tahu siapa orang yang memperkosa Jaemin.

"Lalu apa yang kau dapat akhir-akhir ini?" Mark memberi pertanyaan lain pada Jeno.

Jeno kembali menghela nafas "Tidak banyak. Hanya sepertinya orang yang melakukan hal itu pada Jaemin dari golongan terpandang" cerita Jeno.

Jeno menceritakan inti dari apa yang ia temukan ketika mencoba merangkai potongan cerita Jaemin satu tahun ini untuk mencari pelaku pelecehan pada lelaki cantik itu.

Mark menganggukkan kepala "Baiklah. Pertama, salah sasaran karena seharusnya Haechan yang menghadiri undangan itu, tapi Jaemin menggantikan nya. Kedua, ada kemungkinan penjebakan karena dendam. Ketiga, golongan terpandang.  Pantas saja sulit di temukan" gumam Mark.

"Siapa kira-kira? Saat itu Jaemin menggantikan Haechan karena Haechan ada acara dengan mu kan hyung?" kata Jeno.

"Saat itu Haechan mendapat undangan dari koleganya, berarti masih orang terdekat. Tapi kenapa Jaemin tidak mengetahui dan mengingatnya?" gumam Mark bertanya-tanya.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang