Pondok Pesantren Nurul Khiyaar

7 0 0
                                    

Pagi itu cerah, secerah harapan masa depan yang di usung para Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren Nurul Khiyar, Semarang, Jawa Tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu cerah, secerah harapan masa depan yang di usung para Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren Nurul Khiyar, Semarang, Jawa Tengah. tidak mudah membangun kepercayaan pada suatu harapan yang bahkan tidak bisa diterawang,
tetapi semangat meraih keberkahan ilmu adalah hal yang utama. tidak apa tidak menjadi orang sukses yang di akui banyak orang, cukup ilmu barokah serta bermanfaat saja bisa menjadi penolong bagi kita dunia maupun akhirat.

kira-kira itulah tujuan utama bagi kebanyakan santri maupun pelajar biasa yang sadar, ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang, lebih utama dari kesuksesan duniawi yang bahkan tidak ada gunanya sama sekali.

Jum'at pagi selalu menjadi penantian para santri, Pagi yang bebas tidak perlu ke sekolah, tidak ada kegiatan apa-apa. setiap selesai subuh Kyai besar akan memimpin kajian tentang Ahlussunnah Waljama'ah untuk memperat iman ditengah gempuran golongan-golongan Islam yang terobsesi dengan Bid'ah. 

"Dulu, saat saya masih kuliah, saya mampir sholat di salah satu Masjid besar, katanya itu masjid kebanyakan jama'ah tabligh dan kebanyakan Jama'ahnya adalah mereka yang sedang safar. kemudian ketika saya hendak berdiri, seseorang memegangi tangan saya dan meminta saya duduk kembali. seperti kebanyakan orang tahu bahwa mereka selalu mendakwahi siapapun yang mereka lihat, Masya Allah. saya mengikuti kehendak orang tersebut kemudian duduk dan mendengarkan. dia menyampaikan segala keutamaan orang-orang yang mau meninggalkan istri serta keluarga demi mendakwahkan agama Allah. yang paling identik dari ajakan mereka adalah sholat dan Khuruuj. saya diam mendengarkan, saya sedikit memotong pembicaraannya dan bertanya "segala yang kalian lakukan sangatlah indah, Allah pasti tau hamba-hambanya yang mendakwahkan agamanya. namun apakah ketika khuruj panjenengan dapat mempertanggungjawabkan hal-hal yang dilakukan keluarga jenengan ketika panjenengan tidak dirumah? apa panjenengan mengajak banyak orang untuk sholat sudah bisa memastikan keluarga dirumah melakukan apa yang jenengan dakwahkan? saya tidak menuduh keluarga panjenengan melakukan hal maksiat, demi Allah tidak. tapi Allah sendiri yang mengatakan dalam QS. At-Tahrim ayat 6 bahwasanya jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. begitu juga dengan keutamaan sedekah, dahulukan kerabat kemudian orang lain. Apa panjenengan bisa menjamin itu? keluarga yang ditinggal berbulan-bulan maupun berminggu-minggu benar-benar bisa menjaga marwah keluarga? Orang tersebut mengangguk kemudian berkata : "kamu ada benarnya juga anak muda, saya tidak menyangka bisa dapat pencerahan padahal saya yang mendakwahi sampeyan"

"Anak-anakku, saya tidak menyalahi Khuruuj, itu adalah penggalan kisah saya. semoga ilmu yang kalian gali di pondok Pesantren ini bisa kalian amalkan ditempat lain, khususnya kerabat dekat kalian. jangan sekali-kali membiarkan kerabat dalam keadaan maksiat, memang berat tapi itulah konsekuensinya. tunjukkan bahwa itulah gunanya kamu belajar di pesantren, agar bisa memberikan hal positif bagi keluarga, umat dan bangsa. itulah pesan saya untuk kalian." diakhiri dengan pesan yang mendalam Kyai besar turun dari mimbar kemudian berjalan dan disambut santri putra untuk berebut mencium tangan sang kyai.

Pondok Pesantren Nurul Khiyaar, merupakan Pondok Pesantren besar dengan keseluruhan santri diperkirakan 12 ribu santri. baik MI,MTs, MA, SMA, serta Universitas Negeri swasta Nurul Khiyaar Semarang. setiap lembaga formal mempunyai prestasi masing-masing, baik akademik maupun non akademik dan tentunya setiap lembaga fasilitasnya sangat lengkap.

Pondok Pesantren ini terbilang sangat baik dalam mengelola ekonomi, pesantren ini memiliki peternakan kambing, sapi, ayam, serta budidaya ikan lele dan juga dua mini market untuk santriwan dan santriwati sebagai pusat perbelanjaan berbagai barang didalam Pesantren.  

Jika kita masuk di Pondok Pesantren ini yg akan kita lihat adalah Gedung paling depan, gedung Kepesantrenan, dan terdapat ruangan yang sangat besar tempat bertemunya para santri dengan walinya, para santri menyebutnya "mahrom" samping kanan gedung tersebut terdapat Gedung Olahraga tiga lantai, dan disebelah kiri gedung tersebut adalah taman yang diddalamnya terdapat kolam ikan yang begitu bersih.
Bagian belakang samping kiri  gedung kepesantrenan adalah terdapat 4 bangunan Asrama. Masing-masing asrama sampai lima lantai, yg tidak lain adalah asrama khusus untuk yang sudah Kuliah, kemudian asrama khusus program tahfidz, asrama khusus program bahasa, asrama khusus untuk yang sekolah di Madrasah Aliyah Program Keagamaan.
Didepannya terdapat lembaga formal yakni MI, MTs, MA khusus untuk santri putra. Dan disamping Sekolah-sekolah tersebut dibatasi palang dan pos penjagaan dan Masjid yang besar dengan tiga lantai tempat para santri dan santriwati melaksnakan sholat adalah MI, MTs, dan MA untuk santri putri. Dan asrama putri terletak di bagian paling belakang Pesantren tersebut. Yang juga sama terdapat 5 bangunan asrama dengan penempatan yang juga sama dengan asrama putra.

Dimasing-masing asrama, bagian depannya adalah kelas-kelas yang digunakan untuk belajar materi-materi di dalam pesantren, dan bagian dalamnya lah tempat tinggal santri-santri. Akan tetapi bagian samping kiri dan kanan pesantren dijadikan jalan setapak, yang kanan jalan untuk santri putri jika ada yang keluar masuk pesantren sehingga tidak campur dengan laki-laki, dan jalan tersebut diberi tembok, seperti lorong kecil. sedangkan yang sebelah kiri adalah jalan untuk santri putra.

Untuk universitasnya, berada diluar ranah pesantren, yakni di depan gedung kepesantrenan. Disana terdapat tanah yang luas tentunya untuk perluasan kampus tersebut. Pondok Pesantren ini bisa dibilang seperti satu kampung, dikarenakan besar dan luasnya pesantren ini.

 Pondok Pesantren ini bisa dibilang seperti satu kampung, dikarenakan besar dan luasnya pesantren ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat Pagi yang cerah, sekitar pukul 08.15 santri putra maupun putri memenuhi lapangan masing-masing dengan segala olahraga yang mereka minati, adapun yang lain memilih turu karena padatnya kegiatan di Pesantren.

"Azmi, mau kemana?" 

suara itu mengagetkan lelaki yang tengah berjalan dengan memegang perutnya kelaparan.

"Oh gus Luthfi.. saya mau keluar cari makan gus, jenengan mau kemana?"

"kebetulan saya juga pengen makan diluar, ayo bareng. tapi sebentar saya ke gedung kepesantrenan dulu, ada yang perlu saya cari"

"boleh gus, aman". Azmi mencari tempat duduk di taman pesantren tersebut. taman itu sangat dekat dengan gerbang pesantren.

"Ayah, please.. aku gak mau disini.. mom.. come on"

"Anggita.. mama sayang kamu nak, ikuti mau ayahmu yah mama pasti akan bujuk ayah dan akan segera jemput kamu. kamu baik-baik yah nak"

"mom please... ayah, pertimbangkan lagi lah jangan semena-mena. ini hidup aku juga, aku berhak nentuin jalan yang mau aku ambil. i don't need you here!"

"Yah, me too"

mendengar itu, sang gadis tak bisa lagi berkata-kata, apa ayahnya sendiri membuangnya? ini terlalu sakit baginya.

"Antar dia kedalam aku akan tunggu disini" ucap ayah sang gadis. tak bisa dipungkiri matanya berkaca-kaca, segera ia palingkan wajahnya agar tak diketahui putri semata wayangnya dan menuju mobil. 

"mom.."rengeknya..

"kamu bisa yah, mama gak akan biarin kamu sendiri"sambil memeluk Anggita

mereka berjalan menuju gedung kepesantrenan dengan pasrah, sembari saling merangkul satu sama lain.

Adegan penuh haru tersebut disaksikan seorang lelaki yang tidak jauh dari tempat tersebut. hanya bisa menghela nafas panjangnya. "sepertinya orang jakarta, semoga tidak dikelasku nanti. orang tuanya saja dibentak, baagaimana denganku? hm.."

"Azmi, ayoo.. kau menunggu lama? maaf"

"sama sekali tidak masalah gus"..

ZUulaikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang