Menul terpaksa menikah dengan Atmadjaya karena permintaan Nadiem majikannya, jika menolak menikah dengan Atmadjaya maka Nadiem akan mengambil semua aset kepemilikan Menul sapi, kambing, sawah dan rumah yg di tempati keluarganya.
Menul tidak punya pilihan selain menyetujui kemauan majikannya menikah dengan Atmadjaya suami dari majikannya sendiri.
Bukan cuma Menul yg tertekan Atmadjaya pun mendapatkan tekanan yg sama dari Nadiem.
Menikahi Saria berarti harus menikahi menul juga dan membiarkan dirinya kembali meronggeng ketika Atmadjaya tidak bersamanya.
Tidak ada negosiasi lagi dengan Atmadja dan Menul, Nadiem sudah mengambil keputusan begitu juga dengan Saria dan Martini.
Lengkap sudah penderitaan Menul sebagai abdi Nadiem penari ronggeng dan kini harus menjadi istri ke 4 suami majikannya.
Nadiem merasakan sakit yg lebih dari Menul, harus berbagi suami dengan ke empat wanita dalam satu atap.
Perjanjiannya dengan Nyi Ronggeng yg membuatnya tidak bisa punya keturunan di jadikan alasan Atmadjaya untuk mencari wanita lain tanpa harus berpisah dari Nadiem.
Keinginan Atmadjaya memiliki anak begitu kuat membuatnya sering meniduri banyak wanita berharap bisa segera punya anak, padahal ia tau resiko menikah dengan penari ronggeng tidak akan punya anak.
Mencari wanita lain yg ia anggap menjadi solusi, malah menjadi masalah baru karena setiap hari selalu saja ada pertengkaran antara istri-istri mereka, terlebih Nadiem dan Saria.
Jauh dari kata damai selalu saja ada konflik baru antara mereka, Menul selalu menjadi korban dari perselisihan antara 3 wanita tangguh.
Pernyataan di nikahi karena tidak bisa membayar selalu Menul terima ketika Martini tidak bisa membalas kemarahan Nadiem, Menulah yg akan menjadi pelampiasan.
Nadiem di cap mandul dan tidak bisa memuaskan Atmadjaya manjadi senjata utama Martini untuk melukai hati Nadiem, tidak jarang Nadiem melayangkan tamparan untuk Martini yg tidak bisa bersikap dan berkali-kali Nadiem mengusir Martini dari rumahnya.
Martini istri begitu dominan dan ingin mengambil alih apa yg di miliki Nadiem meskipun selalu gagal. Saria istri ke 3 Atmadjaya, menjadi boneka Martini untuk membalaskan kebenciamnya kepada Menul dan Nadiem, semua tindak tanduknya harus tunduk sesuai perintah Martini atau semua akan berakhir sesuka hati Martini
Menul wanita tak berdaya tertanam begitu kuat.
"Aku pelunas hutang orang tua ku"
Hanya bisa mengalah menangis meratapi nasib tapi penenang bagi Nadiem saat murka.
Atmadjaya yg hanya menggunakan 90% nafsu dan 10 % akal dan membuat semuanya saling berselisih.
Kisah mereka harus terkubur karena di anggap aib oleh anak-anak Atmadjaya.
Hingga Arkha Anak Wisnu cucu Menul menggunakan nama belakang Atmadjaya di belakang namanya membuat Wardhana Cucu dari Martini sangat terganggu dan membuat pertemuan keluarga untuk pertama kalinya dan menanyakan tujuan Arkha menggunakan nama Atmadjaya di belakang namanya.
Arkha di cecar banyak pertanyaan dan hujatan bahwa ia tidak pantas menggunakan nama belakang Atmadjaya Arkha hanya menanggapi dengan santai tanpa bergeming mengingat masa kecilnya yg di kucilkan oleh keluarga Kakeknya sendiri hanya karena keluarga Nenek Arkha paling miskin karena harta warisan Atmadjaya di kuasai Martini Ibu dari Wardhana.
Mengetahui Arkha sedang mendapatkan masalah karena menggunakan nama belakang Atmadjaya, Wisnu mendatangi rumah Wardhana yg tidak lain adalah rumah peninggalan Ibunya Menul.
"Dhana, memangnya kenapa kalau Arkha memakai nama kakeknya di belakang namanya ?" Tanya Wisnu
"Arkha anak saya, posisi di keluarga sama dengan saya dan kamu" tegas Wisnu
Semua orang terdiam mendengar amarah Wismu, sebagai anggota keluarga paling tua dan pemegang silsilah Atmadjaya membenci sikap Wardhana meskipun Wisnu memang benci Wardhana karena selalu besikap seperti Martini.
Arkha dengan santai :
"Masih ada yg perlu di bicarakan lagi ?"
Lalu bangkit dari tempat duduknya menghampiri Wardhana.
"Sebagai cucu yg baik, wajib menggunakan nama belakang Kakeknya agar tahu siapa saja keluarga dari Atmadjaya"
Wardhana menangkap bibit perselisihan yg akan di tebar Arkha, meskipun Wardhana tidak mengenal Arkha dengan baik, Wardhana mulai ambil sikap berhati-hati terhadap Arkha.
Arkha dan Wisnu meninggalkan rumah Wardhana, rumah yg seharusnya menjadi milik Wisnu karena rumah itu peninggalan Menul, sayangnya Wisnu saat itu tidak memiliki kekuatan untuk mengambil hakmnya.
Mereka berjalan kaki, Wisnu merangkul Arkha.
"Nak, lakukan apa yg harus kamu lakukan, jangan seperti Bapak dan Kakek mu yg tidak bisa mengambil keputusan dengan benar"
Sejak saat itu Arkha lebih banyak bercerita dengan Bapaknya Wisnu, Wisnu tidak pernah menceritakan apapum tentang Atmadjaya Kakeknya, yg Wisnu bicarakan hanya tentang ngaji rasa dan bagaimana bersikap kepada sesama.
Setiap week end Arkha pulang ke Cirebon hanya untuk berbagi cerita demgan Bapaknya tidak banyak yg di ceritakam hanya berulang terus menerus.
Wisnu sebenarnya ingin menceritakan tentang rahasia Nadiem agar Arkha lebih siap dengan apa yg terjadi nanti tapi selalu tertahan karena rasa takut yg ia lakukam salah.
Berambung
Nb : Buat yg sudah baca tolong kasih masukan supaya saya bisa memperbaiki cara penulisan saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memutus Kutuk
HorrorArkha tidak pernah menyangka sebelumnya kehidupannya berubah setelah Ayahnya meninggal bukan hanya secara keuangan tapi gangguan dari dunia lain semakin ia rasakan yg membuatnya sering kelelahan karena belum bisa mengendalikan dirinya dan makluk hal...