CHAPTER 12

188 48 17
                                    


Wendy bergegas masuk ke dalam kamar apartemennya dengan langkah terburu-buru. Kemudian ia lepas ikatan rambutnya, membersihkan sisa makeup dengan cairan makeup remover, dilanjutkan dengan membasuh muka dengan facial wash yang sudah hampir habis, menyikat gigi dan akhirnya mengenakan piyama bermotif Pororo berwarna biru. Diatas kasurnya sudah ada Mong-Mong yang entah sejak kapan tertidur pulas. Meski tak tega, akhirnya Wendy memindahkan posisi Mong-Mong ke dalam tenda kecil tempatnya biasa tidur.

Jam menunjukan pukul 10 malam, tubuhnya masih terasa agak pegal dibagian sana dan sini setelah melakukan latihan gym malam. Berat badannya sudah bertambah sekitar 5 kg, kedua tangannya mulai terlihat agak berotot juga. Selain itu perutnya sudah mulai memperlihatkan abs yang susah payah dilatihnya melalui latihan khusus pilates sejak beberapa bulan yang lalu. Baginya, merubah penampilan tubuhnya demi sebuah peran merupakan salah satu cara agar terlihat totalitas. Lagipula bukan hanya dia yang melakukan latihan mati-matian seperti ini, semua para pemeran utama juga melakukannya demi mendalami peran sebagai seorang prajurit tentara.

Akhirnya tubuhnya bisa merasakan empuknya permukaan kasur yang terasa dingin dan lembut. Aroma harum dari sprei yang baru saja diganti membuatnya hampir saja terlelap jika tak mendengar suara pemberitahuan masuk dari ponselnya. Seketika ia ingat sesuatu yang harus ia lakukan –sesuatu yang sudah ia lakukan sejak beberapa hari yang lalu. Dengan gerakan cepat ia meraih ponsel, memasang airpods dikedua telinga dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia tatap lekat-lekat layar ponselnya dan mengetik beberapa huruf kemudian munculah beberapa video pada tampilan youtube.

"Astaga, Wendy..." gumamnya pelan. Suhu tubuhnya tiba-tiba terasa agak panas, terlebih dibagian kedua pipinya. Ia bahkan telah melakukan hal ini berkali-kali tapi tetap saja tak terbiasa melakukannya. Ia diam sejenak, kemudian mengetuk salah satu video.

Park Chanyeol's Kissing Scenes

Belakangan ini ia tengah melakukan riset dan mencari beberapa referensi untuk dijadikan bahan diskusi bersama dengan Chanyeol, lawan mainnya. Mungkin orang lain berpikir apa yang dilakukan oleh Wendy ini berlebihan, tapi bagi seseorang yang bahkan belum pernah tau bagaimana rasanya mencium lawan jenis tentu hal ini sangat penting. Beberapa video kissing scenes milik Chanyeol di beberapa film dan drama sudah ia tonton. Ia perhatikan semua video itu, gerakan seperti apa yang harus ia lakukan untuk melakukan adegan ciuman. Dari angle mana ia akan terlihat bagus tanpa membuat wajah lawan mainnya tertutupi. Semuanya ia perhatikan dengan detail. Tak kurang sedikitpun.

Meskipun sebenarnya hanya ada 1 kissing scene yang harus ia lakukan bersama Chanyeol. Berhubung hal itu akan jadi ciuman pertamanya, maka dari itu harus mempersiapkan diri.

"Apa kau tak menyesal melakukan ciuman pertamamu tidak dengan lelaki yang kau cintai dan mencintaimu?" pertanyaan Seulgi beberapa hari lalu masih terngiang-ngiang dikepalanya. Jauh dalam lubuk hatinya tentu ia merasa sedih dan sedikit sial. Tapi jika dipikir ulang, pria yang akan menjadi ciuman pertamanya adalah seorang Park Chanyeol. Jadi ia tak terlalu memikirkan hal seperti itu.

"Hei, jangan berkata seperti itu. Yang sedang kita bicarakan ini adalah seorang Park Chanyeol. Park. Cha. Nyeol." Wendy memberi sedikit tekanan pada kalimat terakhirnya, seolah menegaskan bahwa ia tak akan menyesali apapun.

Tapi dia memang tak boleh menyesalinya. Toh, ia tak punya waktu untuk mencari seorang pria yang dia cintai dan mencintainya. Pekerjaan harus tetap dilakukan, ia harus melakukan pekerjaannya dengan profesional.

Wendy kembali fokus dengan layar ponselnya. Kedua matanya terpana pada cara Chanyeol memperlakukan lawan main wanitanya. Pikirannya tiba-tiba melayang, mengingat semua perlakuan yang ia terima dari Chanyeol. Meski awalnya pria itu bermulut tajam dan seolah tak bisa didekati, namun entah sejak kapan Chanyeol jadi terlihat lebih mudah tersenyum padanya. Setiap perhatian kecil yang pria itu beri pada Wendy, semakin membuatnya kesulitan untuk mengendalikan perasaanya terhadap Chanyeol. Perasaan kagum itu kini mulai berubah bentuk, menjadi sesuatu yang sulit untuk dijabarkan.

From A Man Who Truly Loves YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang