Cerita ini pindah ke K B M A p p dan Karyakarsa
13 Agustus 2022
•••
"Ma-mau ngomong apa, Pak, eh Bang, eh Mas, eh ... maksud saya, Dok?" Sonia merutuki mulutnya dalam hati yang bisa-bisanya salah menyebut kata-kata itu.
Sementara Dokter Brendon dibuat terdiam olehnya, dia jadi teringat saat masa-masa ia sekolah menengah atas, ketika ia berjalan sambil memegang banyak buku. Tanpa sengaja, pemuda berkacamata berpenampilan itu menjatuhkan sebuah buku, dan seseorang mengambilkan itu untuknya.
Seorang cewek cantik berambut cokelat gelap panjang. "Bawaan kamu banyak banget, mau aku bantu?" tanyanya hangat.
Sejenak, Dokter Brendon muda terkesima akan kecantikan itu, mata hitam besar dengan tatapan sayunya, sampai Dokter Brendon muda tersadar.
"Eh, eng-enggak usah, Mbak, eh Kak, eh anu, maksud a-aku ...."
Cewek itu tertawa geli. "Viona, panggil aja Viona, sini kubantu!"
Dokter Brendon tersadar dari lamunannya. Pria itu berdeham sejenak. "Omong-omong, ini soal omong-omong, maksud saya omong-omong ...." Dokter Brendon berdeham lagi, ini kenapa dia memutar-mutar ucapannya? Tak hanya dia, Sonia pun ikut dibuat bingung.
Sejenak, pria itu menenangkan diri seraya memegang dada.
"Begini, ini soal ucapan anak saya pada kamu, anak saya bilang kamu ... mirip Mommy dia."
"Oh ...." Sonia mengangguk paham, sepertinya Dokter Brendon berusaha meluruskan kesalahpahaman(?) itu? Entahlah.
"Saya mohon maaf, jika itu mengganggu kamu, dia ... tak bermaksud, hanya mungkin merindukan ibunya."
Sonia mengangguk lagi. "Iya, Dok, tidak apa. Dia anak-anak." Senyum gadis itu merekah lembut, meski sorot matanya tak terlalu berani melihat lawan bicara.
Namun, jujur Sonia penasaran, apa memang benar dia mirip ... mendiang istri sang dokter? Dari ekspresinya, sepertinya ... tidak. Wajah Dokter Brendon sedatar papan, jadi mustahil rasanya.
"Baiklah, hanya itu yang ingin saya sampaikan, maaf mengganggu waktu kamu."
Ketiga kalinya, Sonia memanggut. "Iya, Dok. Enggak masalah."
"Hati-hati di jalan!"
"Dokter juga!" Dan setelah itu, Dokter Brendon berbalik, mulai melangkah, tetapi terhenti karena melihat sebuah helm tergeletak tak berdaya di tanah. Pria tersebut memungutnya tanpa ragu dan menyerahkannya ke Sonia.
"Punya kamu, bukan?"
"Ah, iya, Dok. Terima kasih banyak." Dokter Brendon hanya mengangguk tanpa senyuman, ataupun ekspresi berarti, ia melanjutkan langkah sampai memasuki mobilnya.
Sonia masih memperhatikan, tangan Dokter Brendon sedikit melambai pelan ke arahnya tanda perpisahan, dan Sonia membalasnya. Saat itulah, Sonia bisa menghela napas lega, seakan tadi napasnya diikat oleh atmosfer luar biasa yang menyesakkan dada.
Baik ekspresi, bentuk wajah, bentuk badan, kharisma yang ditimbulkan menekan sekitaran, itu mengerikan, tetapi Sonia bersyukur berhasil melewatinya.
Gadis itu pun memasang helm, menaiki motornya, dan mulai menyalakan mesin. Sonia lalu tancap gas menyusuri jalanan menuju sebuah rumah yang kelihatan lumayan mewah. Is memakirkan motor di halaman, di mana terdapat tukang kebun di sana.
"Sore, Non Sonia!" sapa tukang kebun itu ramah.
"Sore juga, Paman!" sapa Sonia balik, dan mulai memasuki rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI BAYANGAN DOKTER DUDA [Brendon Series - R]
Romance18+ "Kakak mirip banget sama Mommy aku." Adalah ucapan seorang anak pada Sonia kala gadis itu berada di rumah sakit. Awalnya ia pikir itu hanyalah keisengan seorang anak kecil. Akan tetapi, nyatanya .... [Pindah ke K B M A p p dan Karyakarsa]