Off 15 tahun lalu, hari kelahiran Baby Nathan
Alice baru saja selesai membereskan semua pakian dan keperluan yang Arm butuhkan selama perjalanan dinasnya ke Pattaya, dia begitu pandai dalam hal merapikan, kini semua pakian Arm sudah terlipat rapi dalam tas besar, tinggal diangkut pergi.
"sayang...? berapa hari kau disana?" tanya Alice, ada nada cemas dalam bicaranya. Arm yang tadinya tengah sibuk dengan laptopnya sontak mendongkak menatap sang istri yang duduk menunduk dipinggir ranjang sembari mengelus perut buncitnya.
Arm meletakan laptop diatas nakas, kemudian merangkak mendekati Alice. "sayang... ada apa,? hm..?" tanya Arm penuh perhatian
Alice menatap balik mata suaminya "kata dokter, waktu Baby tinggal dua minggu lagi, dan kini aku sering merasakan kontraksi berlebih Arm" ucap Alice dengan tetasan air mata yang mengaliri pipinya "aku takut Arm....aku takut disaat baby lahir, kau tak ada disana, aku tidak ingin sendiri Arm" lanjutnya makin menangis. dengan pelan Arm menuntun Alice masuk dalam pelukannya, lembut dibelainya rambut sang istri dengan sayang.
"aku cuman 5 hari disana, masih ada banyak waktu bukan?" tanya Arm mencoba menenangkan Alice.
Alice mengangguk dalam tangisnya "Arm, kelahiran itu sesungguhnya tidak bisa ditentukan, dokter mungkin memperkirakan waktu baby dua minggu lagi, tapi itu bisa saja menjadi lebih cepat atau lebih lama" jelas Alice
"aku tahu, tenanglah, Baby pasti menungguku" ucap Arm, kali ini dia mengelus lembut perut buncit Alice, kemudian menunduk untuk berbicara pada putranya.
"Baby,,, babyyyyy" panggil Arm meniru gaya Off, setelah mendapatkan respon sebuah tendangan kecil, Arm tersenyum geli, dia mengecup lembut perut Alice.
"Baby, tunggu papa pulang nah" rayu Arm, sekali lagi Arm mendapat respon tendangan, kali ini dua kali beruntun. Arm tertawa geli mendapatkan respon sesemangat itu dari sang baby, sampai-sampai Alice yang menangispun ikutan tertawa. baby mereka sangat sehat, seperti itulah kata dokter setiap bulan saat Alice memeriksakan kandungannya.
"baby, selama papa pergi, jaga mama nah... jangan membuat mama terlalu sakit, okey?" tanya Arm lagi pada sang Baby. kali ini tidak ada respon tendangan sama sekali, bahkan setelah semenit berlalu, membuat Arm dan Alice saling pandang.
"baby baik-baik saja bukan?" tanya Arm terlihat khawatir. pasalnya sejak baby mulai bisa mengirim respon tendangan, baby selalu menedang jika diajak bicara, ini kali pertamanya baby tidak memberi respon apa-apa.
Alice tersenyum hangat "mungkin baby tidur" jawab Alice menenangkan Arm, meski dia sendiripun tak yakin akan itu.
"besok kau berangkat pagi-pagi sekali, sebaiknya kita tidur sekarang" ajak Alice
"tunggu Al, aku ingin menunggu respon baby" jawab Arm menahan tangan Alice.
"sayang, baby sedang tidur, bagaimana bisa baby memberi respon, sudah sebaiknya kita tidur juga, aku juga butuh istirahat Arm, membawa baby tidak mudah" bantah Alice, kemudian mulai memposisikan tubuhnya dengan baik ditempat tidur mereka.
keesokan harinya, adalah hari keberangkatan Arm. sebelum berangkat Arm berpamitan pada Alice dan juga babynya, namun sekali lagi, Baby tetap tidak memberinya respon apapun.
"apa baby sudah menendang Al?" tanya Arm
"iya, tadi waktu subuh, mungkin sekarang baby tidur lagi" jawab Alice berbohong.
Arm terseyum sekali lagi dikecupnya perut Alice "papa berangkat by,," kata Arm lalu beralih mengecup kening Alice.
sebelum benar-benar berangkat ke Pattaya, Arm menyempatkan diri bertemu dengan Off. kasihan remaja itu, dibangunkan secara paksa di jam yang seharusnya belum jam bangunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E Y B O A R D [offgun]
FanfictionJika saja dalam kehidupannya Off memilki tombol-tombol seperti yang ada pada keyboard, maka pria itu akan dengan senang hati menekan tombol DELETE untuk menghapus semua kenangan buruk dalam ingatan Gun atau CTRL+Z untuk kembali ke masa lalu dan memp...