Setelah mengantar Alana pulang, Regan tak langsung pulang ke rumahnya. Remaja itu malah menghentikan mobilnya di sebuah supermarket besar yang masih terlihat ramai, padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Regan keluar dari supermarket dengan dua kantong keresek putih besar berisi banyak cemilan dan makanan. Setelah memasukan barang belanjaannya, Regan mengemudikan mobilnya menuju salah satu bangunan tua namun masih terawat.
Cowok itu turun dari mobil dan menyimpan semua barang belanjaannya di depan pintu bangunan. Tak lupa sepucuk surat yang ia simpan di dalamnya. Regan tersenyum tipis, lalu kembali menuju mobilnya dan berlalu pulang, tanpa tahu jika seorang gadis kecil tengah mengintipnya dari balik jendela.
"Kakak itu lagi," gumamnya seraya menatap kepergian Regan. Bisa di simpulkan dari perkataan gadis itu jika Regan bukan hanya sekali mengunjungi bangunan tua ini.
***
Sementara itu, di kediaman Ellgar, semua anggota keluarga tengah khawatir karena kepergian Regan yang tidak ada kabar sama sekali.
Pria yang tengah mengenakan jas putih itu terlihat cemas di tempat duduknya.
"Udah, El. Kamu tenang dulu. Mungkin Regan ke rumah temen-temennya." Rania berusaha menenangkan Ellgar di bantu oleh Helena.
"Anak itu memang bandel. Udah berapa kali sih aku bilang kalau mau keluar bilang dulu. Meskipun dia anak cowok, aku tetep khawatir, Ma." Kesal Ellgar bercampur cemas.
"Kamu tenang dulu, Mas. Mungkin yang di bilang Mama bener. Percaya sama aku, Regan pasti pulang dengan selamat." ujar Rania yang berhasil membuat Ellgar sedikit tenang.
Ellgar sejujurnya sedikit kecewa pada putranya itu. Di hari bahagianya, anak itu malah hilang entah kemana. Membuat satu rumah panik bukan kepalang. Saat tadi Ellgar berusaha menghubungi Regan, ternyata Regan pergi tanpa membawa ponselnya.
Saat terdengar suara deruman mobil, Ellgar bergegas keluar rumah di ikuti anggota keluarga yang lain.
Plak
Regan yang baru saja turun dari mobil mematung di tempat saat mendapat tamparan keras dari sang ayah.
Ia menatap ayahnya yang terlihat menahan amarah, di belakangnya ada sang nenek, ibu tiri dan Zayn yang terkejut karena tindakan kasar Ellgar.
"Berapa kali Papa bilang sama kamu, Regan. Berhenti keluyuran malam. Ini hari pernikahan Papa tapi kamu malah kabur seenaknya dan bikin orang rumah khawatir." murka Ellgar.
Rania yang baru tersadar dari keterkejutannya segera menghampiri cucu dan anaknya.
"Ellgar. Kamu apa-apaan sih? Dia anak kamu, bicarain baik-baik! Gak perlu kamu tampar." tegas Rania yang tak suka dengan tindakan Ellgar.
Ellgar terlihat tak memperdulikan ucapan ibunya. Ia malah menatap tajam putranya yang masih diam dengan wajah datar.
"Dari mana kamu? Kamu kayak gini pasti karena temenan sama temen-temen berandal kamu itu, kan? Papa udah bilang, jangan temenan sama mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGANTARA
Teen FictionSpin off Zaviar and His Struggle Ellgar bagi Regan adalah seorang pahlawan. Ayah yang sangat Regan banggakan dan sayangi. Semuanya berjalan dengan semestinya sampai ia mengetahui fakta bahwa orang yang ia anggap adalah ayahnya bukanlah ayah kandungn...