Jarrel membuka pintu rumahnya dengan tergesa-gesa disertai senyuman yang tampak sendu akhir-akhir ini, Bi Sum yang melihat Tuannya kembali lagi dari kerjaannya langsung terheran."Maap Tuan, apa ada yang ketinggalan?" tanya Bu Sum menghentikan aksi Jarrel yang hendak naik ke atas tangga.
"Enggak Bi, saya gak jadi pergi mau berduaan aja sama istri tercinta," jawab Jarrel lalu pergi dengan cepat ke kamar mending istrinya.
Bi Sum berkaca-kaca sambil menggeleng pelan, padahal sudah enam hari Nyonya mereka dinyatakan meninggal dunia tapi pria itu tetap kekeh mengatakan bahwa istrinya masih ada disampingnya, bahkan tak terhitung jumlah barang yang dihancurkan Tuannya jika tidak menemukan perempuan yang dulu tak pernah ia lirik sedikitpun itu.
Cklek...
"Sayang! Asteria! Kamu mau main petak umpet lagi ya? Lihat aja kalau aku gak nemuin kamu secepatnya aku gak segan-segan lukain diriku sendiri!"
Jarrel mengobrak abrik kasur Asteria juga membuka pintu kamar mandi dan lemari baju yang harum khas perempuan itu, rasa sesak mulai menggerogoti hatinya, ia benar-benar takut perempuan itu meninggalkannya sendirian didunia ini.
"ASTERIA KAMU DIMANA?!" Jarrel kalang kabut, kamar Asteria bahkan kini sangat berantakan.
Ia mengambil pisau cutter dari dalam laci lalu memusatkan nya langsung ke inti nadi.
"Kalau kamu gak muncul aku akan bunuh diri Asteria!!!"Masih tidak ada jawaban, Tangis Jarrel pacah saat tak mendapati suara dan senyuman manis perempuan itu, apa benar ia hanya berhalusinasi?
Jarrel menggeleng, itu bukan halusinasi seperti yang selalu dibicarakan mereka, kehadiran Asteria benar-benar nyata dihidupnya.
Ia menyayat cepat pergelangan tangannya tanpa ada keraguan sedikitpun.
"Jarrel..." sontak laki-laki yang dipanggil itu menoleh kebelakang.
Dilihatnya Asteria dengan pakaian putih menjuntai tengah tersenyum manis ke arahnya meski sorot mata perempuan itu tampak kosong, Jarrel dengan cepat menubruk tubuh Istrinya sambil menangis.
"Kau kenapa?" tanya perempuan tersebut sambil mengelus rambut halus suaminya.
"Aku takut kamu pergi."
"Selain itu?"
"Mereka bilang aku gila, mereka juga bilang kamu udah meninggal padahal kamu ada disini dan gaakan pernah meninggalkan ku."
"Apa kau membunuh mereka?" Jarrel mengangguk dalam pelukan Asteria meski tubuh perempuan itu terasa sangat dingin.
Jarrel tersentak saat tak merasakan apapun lagi di dekapannya.
"A-asteria? Asteria kamu dimana! Sayang aku janji ga akan bunuh mereka lagi! Asteria!!!"
Jarrel mengambil lagi cutter lalu menyayat inti nadinya dengan kuat, darah seketika merembes keluar, tubuh Jarrel melemas dengan sesak yang mulai memenuhi dadanya.
Sejak kepergian Asteria, Jarrel didiagnosa memiliki penyakit Health Issues jadi setiap ia memiliki masalah atau tekanan batin pikirannya akan melayang untuk melakukan hal-hal yang merugikan tubuh termasuk Bundir.
Tubuhnya terjatuh lemas ke lantai dengan keras.
"Aku menyesal, jika benar kesempatan kedua itu ada. Izinkan aku untuk memperbaikinya... Kumohon," lirihnya tersenggal-senggal.
Pandangan Jarrel menggelap dengan hembusan nafas terakhirnya menandakan kalau ia sudah tak bernyawa.
~~~~~◔
Selamat datang di squel Daisy!
Amoo buat cerita ini tentang anaknya ya.
Up ulang Squel anaknya, semoga suka...
Cast penting.
Jarrel Jeremiah Noelle
Asteria Nathena Aschiano
Daisha Aureleta Alexander
_Update kalau ada ide_
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLIGH
Fantasy[Follow dulu Sebelum Membaca! ] ⚠WARNING : romance, young adult, obsession, Break, kissing, Alterego boy, murder. }𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙳𝚊𝚒𝚜𝚢 { Sinopsis... Hanya cerita tentang penyesalan Jarrel Jeremiah Noelle yang sudah mencampakkan Asteria Nathena...