1.2

31 10 0
                                    

Ketika Kang-Dae berhasil menyalakan laptop dan membuka beberapa e-mail pun, seketika terkejut mendengar suara barang yang terjatuh tak jauh dari pintu ruangan tersebut.

Kang-Dae yang penasaran kemudian berusaha mendekati pintu, lalu mencoba mendengarkan suara dari langkah kaki atau pun orang berbicara setelah itu dia membuka pintu dan terkejut melihat siapa yang berada di depannya sekarang.

"Halo, hyung!" ucap Min-Jun dengan polosnya, sambil menunjukan senyum watadosnya. Kang-Dae yang melihatnya langsung menarik bocah itu masuk dan dengan cepat menutup pintu.

"Lo ngapain disini? Harusnya lo di sekolah, kan?" ucap Kang-Dae sambil mengambil minum untuk Min-Jun yang kini tengah duduk di sofa.

"Sekolah lagi free, jadi gue bosen. Gue udah nelpon Joo-Won hyung sama Do-Yun tapi mereka ga ngangkat, yaudah gue kesini deh," jelas Min-Jun dengan satu tarikan nafas.

Kang-Dae hanya mendengarkan dan memakluminya sambil memberikan segelas air, lalu kembali ke depan laptopnya untuk mengecek apa tugas yang akan mereka lakukan nanti malam.

"Jun, ada orang lain lagi ga selain lo di deket sini?" tanya Kang-Dae tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ga, ga ada siapa-siapa di luar hyung, kenapa?" ucap Min-Jun setelah dia minum.

"Gue ngerasa, kayak ada yang ngawasin tempat ini."

"Mungkin cuman perasaan lo aja kali, hyung." jawab Min-Jun yang kini mengambil setoples biskuit, yang berada diatas meja dekat dengan mesin pembuat kopi.

"Ini bukan cuman perasaan gue, tapi dia emang lagi merhatiin kita. Tetep waspada kalo lo mau dateng kesini." tegas Kang-Dae

"Siap hyung!" ucap Min-Jun yang menurut pada Kang-Dae, karena dia tau jika firasat laki-laki itu tidak pernah salah, lalu dia yang penasaran segera menghampirinya yang masih membaca e-mail.

"Ini e-mail dari Atlas, hyung?" tanya Min-Jun yang sekarang sudah berada disamping Kang-Dae.

"Iya.. Dia mau kita melakukan transaksi malam ini, tempatnya di terowongan kereta bawah tanah yang terbengkalai, di pinggiran kota busan." jelas Kang-Dae.

"Terus rencana lo kali ini apa, hyung?"

"Berhubung lo disini, jadi pastiin semuanya aman, lakuin tugas lo sekarang, lo bawa laptop, kan?"

"Pasti dong hyung." setelah mendengarkan apa yang dikatakan Kang-Dae, Min-Jun pun langsung mengambil alih kursi, dan langsung mengerjakan tugasnya yaitu meretas semua titik yang berada di kota busan.

Sementara Kang-Dae yang kini dengan penasaran, terus memikirkan jika dia sedang diawasi, bahkan persembunyiannya kini sudah tidak aman menurutnya. Tak lama Kang-Dae yang mulai lelah pun tertidur di sofa, dengan Min-Jun yang masih terus memastikan seluruh cctv yang ada di pinggiran kota busan, agar dia dapat meretas dengan sempurna.

***

Kini memperlihatkan dimana Ha-Neul sedang bersama beberapa laki-laki salah satunya yaitu Jae-Sung, entah apa yang gadis itu lakukan sampai membuat seorang Lee Jae-Sung semarah itu hingga menyeretnya ke tengah lapangan, membuat suasana riuh oleh para siswa lainnya yang berkumpul untuk melihat perkelahian Ha-Neul dan Jae-Sung.

"Ih! Apaan sih, lepasin ga?!" bentak Ha-Neul yang tangannya ditarik paksa oleh Jae-Sung dengan erat.

"Lo yang mulai duluan, kenapa harus gua lepasin, hah? Aturan lo ga usah ngusik gua kalo lo gamau kena batunya!" Jae-Sung yang tak kalah emosi sambil terus menggenggam tangannya erat.

"Gue kan udah minta maaf, sekarang lepasin gue!!"

"Gak!!"

Ha-Neul yang sudah tidak tahan pun, kini memukul tepat di ulu hati Pemuda itu menggunakan tangannya yang terbebas. Jae-Sung yang kesakitan pun kemudian menyuruh anak buahnya untuk memegang kedua tangan gadis itu. Seketika laki-laki itu menampar Ha-Neul beberapa kali, sampai terlihat darah segar dari sudut bibirnya.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang