Lima

1.6K 40 0
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Enjoyy:)
__________

Cacar Air merupakan salah satu penyakit menular dan biasanya mulai terjadi saat anak masih kecil.
Penyebab cacar air yang biasa terjadi pada anak adalah paparan virus herpes varicella-zoster karena menular lewat droplet dari mulut penderita saat batuk atau bersin.

Penyakit itulah yang tengah dialami pasien pertama Reyhan, sekarang ia tengah mencoba menurunkan demam tinggi yang terjadi pada pasien nya itu, setelah pemberian acyclovir obat antivirus.Ia juga menyarankan orang tua agar selalu memperhatikan anaknya supaya tak menggaruk agar tak terjadi infeksi kulit oleh bakteri. Juga memperhatikan pola makan pada anak.

Setelah memberikan instruksi pada orang tua pasien nya, ia pun kembali kembali ke ruangan nya.

"Risa, apa jadwal saya selanjutnya?"

"Jam 01:00 siang nanti bapak ada satu pasien di ruangan 163 setelah itu bapak free." Reyhan hanya mengangguk saja, asistennya sudah pergi ke ruangannya. Pikirannya kembali ke saat dimana papinya menawarkan mencarikan calon untuknya, mungkin memang pilihan orang tua itu baik, tapi ia hanya takut tak bisa memperlakukan istrinya secara baik karena belum mencintainya.

Adzan dzuhur tertangkap oleh pendengaran nya. Ia pun beranjak dari duduknya dan berangkat menuju mushola rumah sakit.

Setelah melaksanakan ibadah, Rey pergi ke kantin untuk mengisi perutnya. Tak disangka ternyata kantin nya sangat penuh. Ia berdiri di antrian yang lumayan panjang itu, coba saja ya dia ia meminta bento kepada maminya jadi ia pun tak akan repot-repot berdesakan di kantin sekarang. Ia duduk di salah satu meja kosong setelah mendapatkan makanannya. Banyak pasang mata yang melihat ke arah dokter muda itu terutama para kaum hawa. Banyak juga bisik-bisik mengenai dirinya, membuatnya sedikit risih.

"Dokter baru ya, ganteng banget"

"Katanya masih singgel loh, gaet bisa kali"

"Wah cocok jadi menantuku. Suaminya dokter istrinya perawat,hihihi"

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang membuat telinganya risih. Ia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri buk kantin. Ia meminta izin membawa makannya ke ruangannya dan akan mengembalikan piring nya saat pulang nanti.

Ia berjalan menuju ruangannya, banyak sekali pasang mata yang menatapnya kagum, bagaimana tidak hidung mancung,alis tebal, kulit bersih, rahang yang tegas plus baju yang ia kenakan menambah kesan tampan, walaupun ekspresi yang dokter muda tunjukkan hanyalah datar.

Akhirnya ia bisa makan dengan tenang, tak ada lagi teriakan dan bisikan yang sangat mengganggu itu.

Tokk tokk tokk
Baru saja ia ingin memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya, namun sudah ada gangguan lagi.

"Masuk!"

"Permisi pak, anda harus mengecek pasien sekarang."

"Baik, kamu duluan nanti saya menyusul." asistennya keluar dari ruangan, ia beranjak dari duduknya lalu mengenakan jas dokter dan membawa stetoskop nya.

.
.

Hari menunjukkan pukul 20:40 malam, saatnya ia pulang. Walaupun jadwalnya tak padat namun ia harus membuat beberapa laporan mengenai pasien nya untuk ia laporkan kepada atasannya. Selain itu juga tadi ia menjadi dokter pengganti di ruangan melati karena dokter anak yang biasa bertugas di sana mengambil cuti, jadilah ia pulang larut.

Ia mengendarai mobil nya dengan kecepatan rata-rata, pikirannya melayang ke perkataan papinya pagi tadi. Haruskah ia mencari istri sekarang ini, namun ia masih ingin mengejar karirnya terlebih dahulu. Ia juga ingin mempersiapkan dulu segala sesuatu yang harus ada sebelum pernikahan termasuk calonnya.

Ia sampai dikediaman orang tuanya. Tubuhnya terasa sangat pegal sekali, bahkan lebih pegal dari saat ia kuliah dulu. Ia memarkirkan mobilnya ke dalam garasi.

"Assalamu'alaikum, Rey pulang"

'Waalaikumussalam' terdengar sahutan dari dalam rumah, beberapa menit kemudian pintu terbuka menampakkan mami nya yang tersenyum manis ke arahnya.

"Kok pulangnya malem bang, katanya maghrib sudah di rumah."

"Iya mi, tadi Rey gantiin dulu dokter yang lagi cuti"

"Yaudah ayo masuk, kamu mau makan apa mandi dulu hmm."

"Rey mandi dulu mi, Rey ke kamar dulu assalamualaikum." Reyhan melangkahkan kakinya setelah mendengar balasan salam dari mulut mami nya.

Selesai mandi ia turun untuk makan karena perutnya sudah keroncongan minta diisi. Kaos putih dan celana jeans yang ia kenakan sangat cocok dengan tubuh atletisnya. Ia menyantap makan malamnya dengan tenang, sepertinya semua penghuni rumah ini sudah pergi menyelami alam mimpinya. Setelah selesai ia pun pergi ke kamarnya untuk tidur.

.
.

Malam berubah menjadi pagi, seluruh penghuni rumah itu sedang bersiap akan melaksanakan sarapan bersama. Semua makanan sudah tertata rapi, bahkan semua piring telah terisi dengan nasi beserta lauk pauknya. Kini sang kepala keluarga tengah memimpin do'a. Mereka pun makan diselingi beberapa obrolan ringan antara ayah dan anak laki-lakinya yang perempuan mh nyimak aja.

"Mmm...dek temen kamu..

"Ohh udah pulang kemaren sore." sang adik menyerobot karena ia tau apa yang akan ditanyakan. Sang abang hanya mengangguk saja dan meneruskan acara makannya.

"Bang, papi ada niat jodohin kamu sama anak sahabat papi, itupun kalo kamu berkenan menerimanya. Sahabat papi juga setuju jodohin anak nya sama kamu. Keputusan kamu apa bang, mau nerima perjodohan ini atau nyari calon sendiri?"

"Mami setuju sama papi bang, jadi kamu pilih yang mana?"

"Sebenernya Rey takut pas udah nerima perjodohan ini tapi Rey gak bisa perlakuin istri Rey dengan baik, dengan alasan Rey belum cinta sama dia. Mih, pih kasih waktu dulu buat Rey nyari calon Rey sendiri, kalo Rey nyerah Rey bakalan nerima perjodohan ini dan Rey janji bakal perlakuin calon yang dipilih sama papi dengan baik."

"Yaudah mami kasih kamu waktu satu bulan buat cari calon sendiri, kalo dalam satu bulan kamu gak nemuin dia berarti kamu harus nerima perjodohan ini dan tepatin janji kamu." Rey mengangguk setuju, walaupun mustahil ia bisa menemukan seseorang yang ia cintai dalam kurun waktu satu bulan tapi ia akan berusaha dan meminta petunjuk yang kuasa.

Selesai sarapan Rey dan papinya berangkat menuju tempat kerja mereka.

"Rey papi saranin kamu pikirkan baik-baik, perempuan yang papi jodohin sama kamu itu anak yang In syaa Allah sholehah dan papi yakin kamu akan suka sama dia. Tapi papi gak bakalan kasih tau kamu dulu siapa perempuan itu soalnya papi mau liat tipe calon istri kamu itu seperti apa." Rey hanya membisu saja, sang papi memaklumi saja mungkin anaknya sedang berdebat dengan dirinya sendiri.

"Papi turun di sini Rey, papi ada janji sama seseorang." Rey menghentikan mobilnya dan menyalami sang papi. Setelah itu ia melaju menuju rumah sakit dimana ia mengabdi.

Cafe Manis, tempat papi Rey turun tadi, ia berjalan sembari menggerakkan kepalanya mencari seseorang yang janjian dengannya.

"Assalamualaikum Dimas, maaf saya terlambat."

"Waalaikumussalam, iya gak papa bi. Saya juga baru sampai. Duduk bi" Papi Rey duduk di depan bapak-bapak bernama Dimas itu.

"Jadi gimana rencana kita?"

"Sekarang kita ngopi dulu, nanti bahasnya." kedua ayah itu mengobrol ria.

______

TBC

Rencana? Kira-kira apa yang direncanakan para bapak² itu. Tunggu pembukaan rahasia bapak-bapak itu di part² selanjutnya!!
Terima kasih sudah mampir and jangan lupa kasih bintang!!

Jaa👋
Wassalamualaikum

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang