Di akhir umur belasan banyak yang berlalu lalang, di pikiran maupun di kenyataan. Prasangka-prasangka yang berlebihan maupun orang-orang yang datang dan pergi bergantian. Peran dan beban yang mau tak mau kita emban. Kewajiban-kewajiban yang mulai terasa saat dijalankan. Menua dan menjadi dewasa ternyata tak semudah itu.
Mimpi yang dulu kita tulis, belum tentu sekarang terealisasi. Target yang kita pasang, belum tentu sekarang tercentang. Alur hidup yang dulu kita angankan, mungkin sekarang hanya menjadi bayangan. Mereka yang berhasil sampai adalah orang-orang hebat, tapi mereka yang berhasil menjalani kehidupan yang tak tertebak tampaknya lebih hebat. Menjalani mimpi yang berbeda, menyelesaikan target-target baru dengan bahagia, merangkai kembali alur hidup yang dulu tak pernah dibayangkan sambil sekali dua kali bertanya pada diri sendiri, bisa tidak ya?
Menyadari bahwa beberapa mimpi terkubur, beberapa lagi mungkin akan menyusul, kita mulai berubah realistis meski berat. Kita mulai sadar bahwa dunia tak bisa mencukupi realitas mimpi setiap orang. Kita mulai sadar, meski kita tak bisa menghidupkan mimpi-mimpi kita, mimpi-mimpi tersebutlah yang menghidupkan kita. Mimpi tersebut yang membuat kita bekerja keras walau akhirnya di umur 19 ini, pelan-pelan kita melambaikan tangan, mengucap terima kasih pada mimpi yang telah membersamai dan mewarnai masa muda dengan harapan serta ambisi-ambisi tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change is Coming Soon
NonfiksiPanduan overthinking untuk maba; dari overthinking ke overthinking berikutnya. #nonfiksi-selfimprovement