Lee Kiyeon [ 1 ] ✔

167. Monster Wave (3)

Gelombang Monster (3)

‘Tempat itu ada di dalam kota.’

Ini menguntungkan aku. Itu akan sedikit mempermudah pekerjaan ku.

'Wilayah barat, hah.’

Selain fakta kalau itu lokasi kelas atas Castle Rock tinggal, tidak ada yang istimewa tentang itu.

Sulit membayangkan kalau di sana ada situs bawah tanah yang besar, tapi melihat Jung Hayan menunjuk itu dengan percaya diri, kelihatannya aku tidak perlu khawatir adanya kesalahan.

“Apa kamu yakin?”

“Iya, aku yakin.”

“Baiklah. Terimakasih, Hayan.”

“Hehehe.”

‘Kupikir itu akan baik-baik saja…’

Lokasinya tidak buruk. Ada hal yang aku khawatirkan, tapi jujur, tidak masalah kalau situs bawah tanah itu akhirnya tersapu.

‘Itu juga jauh dari Menara Yeongju…’

Mempertimbangkan fakta kalau lokasinya di sisi berlawanan dari gereja, artinya tidak masalah kalau tempat itu menghilang dari peta.

‘Tidak buruk.’

Saat aku terus memikirkan itu, Jung Hayan terus menatapku. Karena aku sudah menyelesaikan ini, akan bijak kalau aku bergabung dalam rapat.

“Kerja bagus, Hayan.”

“Ah… Tidak masalah sama sekali!”

“Aku akan menemuimu nanti.”

“Baiklah…”

Aku sendiri suka menyatukan kepingan teka-teki. Karena satu lagi kepingan cocok, aku mulai merasa lebih baik. Bagaimanapun, meski aku tidak bergerak, situasi Castle Rock akan terus berubah.

Setelah memuji Hayan dan mengelus rambutnya, aku segra diberitahu Count Castle Rock memanggil semua Master Guild dan Klan dalam wilayahnya. Ini hanya membuatku tersenyum.

Aku tahu situasi yang mirip dengan ini akan terjadi kalau ini adalah Holy Empire. Meski ini mirip dengan wajib militer, orang bebas punya tugas untuk bertarung demi kekaisaran selama mereka tinggal di dalam wilayahnya.

‘Sebenarnya ini situasi yang sangat bagus.’

Pada akhirnya, Blue yang telah memberi mereka informasi tentang bahaya yang akan datang. Kalau aku perlu menjelaskan, artinya kami berada dalam situasi yang cukup baik bahkan sebelum kami memulai.

Saat aku bergerak ke ruang pertemuan, aku melihat Count Castle Rock dan Kim Hyunsung mengobrol. Keduanya memasang ekspresi serius, tapi ini tidak mengurangi kesenaganku.

“Apa itu benar?”

“Iya, benar. Ada banyak situasi serupa yang  muncul di hutan.”

“Ini tidak terjadi dalam beberapa dekade…”

Segera setelah aku menyelip dalam percakapan mereka, mata mereka mulai fokus padaku.

“Sewajarnya, adanya peringatan bahaya lalu tidak datang. Lalu, di satu titik, bahaya itu mendadak muncul. Kupikir kita harus mempersiapkannya.”

Peranku adalah untuk mendukung pendapat Kim Hyunsung dan membuat yang lain percaya padanya.

Meski mendadak terjadi sesuatu, tidak banyak orang yang bisa dipercaya. Apapun bisa keluar dari mulur Bishop Kehormatan dari Holy Empire akan berbeda.

Pada pembukaan ku, ekspresi percaya, Hyunsung mengangguk padaku dengan ekspresi berterimakasih. Membangun keberaniannya, dia mulai bicara sekali lagi, Mencari tiap kekurangan pria yang aku kagumi.