Bab 1 [ Konflik Keturunan kecil]

1.7K 95 9
                                    

♠️♦️♠️

        Anak kecil itu mengeratkan pegangan pada tali tas nya. Diam-diam ia melirik ke kanan kiri dengan keadaan menunduk takut.
Banyak sekali orang-orang yang menunduk hormat pada mereka. Rata-rata orang itu adalah  laki-laki yang memiliki rentan umur 15 sampai 20 tahun ke atas. Mereka berpakaian jas rapi lengkap dengan sarung tangan hitam. Tatapan mereka padanya sangat tajam. Jika saja anak itu melihat langsung pada mata mereka pasti ia sudah merinding ketakutan dan menangis.
Apalagi ditambah beberapa orang yang menjaga nya di belakang. Rasanya ingin segera pergi dari sana.

Krekk

Pintu besar telah terbuka. Ruangan itu gelap dan hanya sedikit penerangan dari lampu lilin yang kurang terang.  Ruangan itu bernuansa kastil kerajaan berwarna merah gelap.

Di depan pintu, ia mengangkat kepalanya ke depan. Melihat ke arah ruangan itu. Tepat pada saat itu matanya fokus memandang dua buah figura besar yang saling bersanding di tempat yang sama-sama tergantung pada tembok dengan sebuh tirai merah di ujung nya. Sedangkan di bawah, telah terdapat dua buah gundukan tanah kuburan.
Anak tadi seketika langsung menunduk. Ia merenung ke bawah dengan raut wajah sedih.
Salah seorang pengawal nya melihat nya menunduk lantas memegang pundak nya perlahan. Anak tadi pun perlahan mengangkat kembali kepalanya ke depan dan mulai berjalan. Sedang kan para pengawal nya hanya menunggu di depan pintu.

Anak tadi berjalan sepanjang mana karpet merah itu membawa nya ke arah dua kuburan itu. Ia sempat terhenti ketika melihat 4 buah anak tangga kecil yang harus ia naiki untuk sampai kepada dua kuburan itu. Terbesit rasa ragu dan rasa yang sungguh berat untuk menapakan kaki kembali kesini. Namun ia tak punya pilihan lain selain melanjut kan langkah nya.

Sesampai nya ia di atas, tepat nya di antara kedua kuburan itu, ia melangkah melewati nya dan berjalan terus ke arah 2 figura besar yang ada di belakang.
Ia melihat ke arah kanan dan perlahan mengusap figura itu. Ia termenung dengan senyum sayu nya melihat figura seorang wanita berhijab kuning dengan paras yang cantik dan menawan mengenakan tuksido berwarna hitam. Di bawah foto figura itu tertulis sebuah nama 'Amara Hanaztha Asgardian'.

"Mama...," saking sedih nya anak itu menempelkan kening nya pada figura itu. Kemudian air mata nya mulai mengalir membasahi pipi ny.
Tak berapa lama anak itu kemudian menghapus air matanya. Walaupun masih tersengguk-sengguk ia mencoba untuk terlihat kuat. Ia mencoba menguagkan hati nya yang terasa rapuh ketika melihat sosok figura itu yang kini hanya bisa ia lihat melewati foto.
Ia tersenyum lalu mencium figura itu dengan penuh rasa sayang dan rindu.

Kemudian ia menghampiri figura foto yang ada di sebelah kirinya. Terlukis seorang pria dengan baju bertuksido merah dengan rambut berwarna coklat menyibak kebelakang dan helaian rambut putih yang cukup banyak di samping kanan.
Kali ini ia memberi hormat kepada foto figura itu kemudian melakukan hal yang sama yaitu mencium nya.

Setelah memberi hormat kepada dua foto figura itu, anak tadi beralih kepada dua buah gundukan kuburan di sana.
Di sana ia seperti orang yang berziarah, membersihkan kuburan itu, menyiram nya air dan memberi bunga baru di atas kuburan.

Selesai berziarah kepada dua makam itu. Ia pun kembali ke luar dan pengawal kembali mengunci pintu itu dengan kunci yang tetap di biarkan  menggantung di sana. Kemudian mereka kembali berjalan menyusuri koridor panjang itu.
Akhirnya mereka pun berhenti pada sebuah pintu besar berwarna coklat tua di depan mereka.

"Mereka sudah menunggu anda. Kami akan pergi terlebih dahulu," ujar salah seorang dari mereka. Kemudian mereka berempat pun pergi dari sana,meninggalkan anak itu berdiri sendiri di depan pintu.

Anak tadi menghela nafas panjang. Tali tas nya kembali ia pegang erat. Dengan keberanian yang pasti, ia perlahan mendorong pintu itu.

Krieettt

♦️♠️   𝕾ᵖᵃʸ 𝕸ᵃᶠⁱᵃ  ♠️🎲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang