5.

175 13 0
                                    

"Sa, kalau semisal gue ninggalin kalian ke luar kota buat kerja, rela nggak?" Tanya Jidan tiba-tiba serius tanpa ada angin dan hujan.

"Butuh healing lo?"
"Perasaan kalau untuk kerjaan, bengkel lo baik-baik aja."

Jidan tersenyum kecut.

"Nggak rela sih gue." Kata Sessa seraya bersandar di pundak Jidan.

"Trus, lo mau liat gue sendirian aja gitu terus-terusan?"

"Maksud lo apa?"

"Kalian udah punya pasangan. Nah gue?"

"Dih, gue nggak pacaran sama Mas Jovan."
"Nggak akan sih."

"Kenapa?"

"Papanya Hesa kan udah balik."

"NAH ITU YANG GUE PIKIRIN!" Teriakan Jidan mengagetkan orang-orang yang sedang bekerja di bengkel.

"Ape sih? Kudu banget teriak begitu!"

"Hehe..."
"Maksud gue tuh itu. Mikirin mantannya Jericho yang balik. Rayi gimana?"

...

Sepulang kampus, seperti biasa, Rayi bersama Sessa menuju kantin hanya sekedar nyemil dan membahas ulang mata kuliah hari itu.

"Sa,"

"Ngomong langsung."

"Galak amat."

"Iye apa neng cantik?"

"Gue cowok!"

"Iye ape? udeh ngomong aje belibet lu," Kesal Sessa.

Rayi sangat suka menggoda Sessa hingga wajah kesalnya keluar. "Kepikiran buat ninggalin Jeri,"

"Heh? Kenape?"

"Mas Theo. Cakep banget. Mana baik lagi,"

"Tau dari?"

"Ya gue pernah dikenalin, sa."

"Eumm... Ya kan Theo masa lalu, lu masa depan."

Rayi mendekati Sessa dengan serius. "Menurut lo gimana?"

"Menurut gue, ikuti kata hati lo. Bukan perkara orang lain, tapi diri lo sendri. Sadari segala resiko. Kalau lo sanggup ya jalanin, kalau enggak ya nggak usah. Simple toh?"

"Lo juga gitu?"

Sessa mengendikkan bahunya yang membuat Rayi semakin bingung membuat keputusan seperti apa.

"Sessa ih! Gue aslian bingung banget kudu gimana sama Jeri."

"Menurut lo sendiri, Jeri bakalan balikan sama Theo nggak?"
"Mata tuh bisa ngeliat detail kecil kalau kita sayang ke orang tersebut. Aibnya aja bisa keliatan semua walau secara nggak langsung dia ungkapinnya. Lo pasti peka. Nggak apa-apa menurut gue,"

Rayi tersenyum malu. Iya, memang harus ia akui, selama ini apapun keputusan Sessa, akan diikuti oleh Rayi seakan Rayi tak punya pendirian sendiri.

3 jam berlalu dan mereka masih saja duduk di kantin menyelesaikan tugas kuliah mereka yang seharusnya bisa di kerjakan dirumah. Tapi menurut mereka, jika sudah melihat rumah, malas pasti datang dan pekerjaan tidak akan selesai.

"Punya lo udah?" Tanya Sessa.

"Udah. Tinggal kirim email aja. Bentaran," Rayi serius dengan laptopnya.

Pikiran Sessa kembali ke masa dimana Jidan mengatakan ia akan pergi namun masih berat memikirkan Rayi seperti apa nantinya jika benar terjadi Jericho memilih kembali bersama Theo.

Trust Me | Jaeren X NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang