BRAAAK!
Pintu di dobrak dengan tak santai oleh Blaze dan Taufan, membuat para penghuni rumah yang ada disitu terkejut—apalagi Gempa, kejutnya bukan main.
"Astagfirullah, santai dong Bang Upan, Blaze."
"GAK BISA SANTAI SOALNYA INI BERITA YANG AMAT PENTING!"
Blaze teriak dengan kencang, sedangkan Taufan berlari mengumpulkan saudara-saudara nya yang saat ini ada di rumah.
Setelah semua terkumpul, minus Halilintar dan Thorn yang ada di kantor—barulah Blaze menyebarkan berita yang katanya amat penting itu.
"KITA BAKAL PUNYA PONAKAN!!"
"...."
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik—
"HAAAAAAH???"
Ice yang masih setengah sadar, langsung bangun sepenuhnya, Gempa yang tadi nya biasa saja langsung ternganga, Solar yang tadi perhatian nya terbagi dua—satu ke buku, satu mendengarkan ucapan Kakaknya—seketika langsung fokus kearah Blaze.
"Blaze, kalo ini prank, gak lucu!" itu Gempa, yang masih shock tapi disisi lain senang karena bakal punya ponakan.
"BENERAAAN TAUUUU, [Name] hamil! Tadi pagi, pas kita mau ngeprank Bang Hali, tiba-tiba Thorn narik tangan kita. Terus dia bisik-bisik ke kita, katanya 'kalian bakal punya ponakan!!' gitu. KAN BERARTI [NAME] HAMILLL, SOALNYA BARU THORN YANG NIKAH, LOH!" jelas Blaze panjang kali lebar.
"Gue bakal jadi om? Eh jangan, om gak cocok buat muka gue yang masih muda ini. Hmmm, uncle boleh kali ya?"
"Gak cocok, Lar."
"Rich uncle ya cocoknya?"
"Makin gak cocok!"
Disaat Taufan dan Solar adu mulut, Gempa malah terlihat memikirkan sesuatu,
"Berarti, pas kita ajak [Name] ke rumah sakit tuh, hasilnya positif ya Blaze? Cuma [Name] maunya Thorn tau duluan,"
Aduh, emang deh Gempa doang yang paham.
"Nanti anaknya cewek atau cowok ya? Aku sih pengennya ponakan cowok, biar bisa diajak jail bareng."
"Enakan cewek gak sii? Nanti kita bisa ngerubah atau ngebentuk model rambut dia, dandanin dia gitu, kan lucuu"
"Gue maunya ponakan cewek, sih."
HEHHH, mak-bapaknya aja belum nentuin pengen punya anak cowok atau cewek, ini malah om-om nya yang sibuk nentuin.
"Udah, udah! [Name] suruh lahirin ponakan kembar aja, cewek-cowok!"
SEENAK JIDAT YA NGOMONGNYA.
Omongan Blaze yang asal itu langsung mendapat tamparan dari Gempa.
"Kalian ini, baru juga tau kabarnya, udah asal nentuin."
"Hehehe, gimana ya Gem, kita kan lagi seneng gitu, bakal jadi om."
"Kasian bayinya, baru lahir udah disuruh ngapalin muka om-om nya." ujar Ice yang masih dengan posisi tiduran.
"Bayangin, nanti kita di kira bapaknya karena muka kita sama kayak Thorn."
"Salah bapak, HAHAHA"
Iya juga ya anjir :( kasian dedek bayinya baru lahir udah Kebingungan yang mana bapaknya. Nasib punya bapak kembar tujuh.
-----------------------------------
"[Name], ngapain disini? Bukannya Thorn udah pulang?" suara itu menghentikan lamunan si wanita, dia menoleh kearah asal suara—dan mendapati Kakak iparnya yang terlihat baru ingin pulang.
"Oh, Haliii. Aku kesini mau ambil tupperware nya Thorn yang ketinggalan. Tadinya sih Thorn pengen ngambil sendiri, tapi gak ku izinin, aku pengennya cari sendiri. Biar tau kalo tupperware nya beneran ketinggalan bukan hancur ataupun hilang."
[Name] ini, semenjak menikah jadi mirip ibu-ibu komplek, tupperware lebih dipikirin daripada suami atau anaknya.
Halilintar hanya mengangguk mengerti, dia menyalakan mobilnya dan menoleh kearah [Name] kembali, "mau pulang bareng? Ku anter,"
Wanita itu mengerjapkan matanya, dia tampak berpikir dua kali ingin menerima tawaran tersebut atau tidak. Faktanya, ia pergi ke kantor Thorn menggunakan gojek karena dirinya tak bisa menyetir di malam hari.
Terus kenapa kok mikir dua kali? Kan enak jadi gaperlu nunggu gojek.
Ikut halilintar itu ada plus minus nya.
Plus nya, [Name] gak perlu keluar uang, aman kalo bareng Halilintar.
Minusnya, pasti dimobil bakal canggung karena mereka berdua mantan, terus pasti Thorn bakal cemburu.
"Mau ikut gak?"
Kembali ditawari, akhirnya [Name] mengangguk dan jalan kearah Halilintar.
"Makasih, ya, Hali." Halilintar hanya mengangguk,
"Tapi nanti turunin aku depan minimarket aja, ada yang mau kubeli soalnya, gapapa kan?"
"Mau beli apa emangnya?"
"Susu ibu hamil, sama kebutuhan lainnya."
"Oh—"
"—HAH, tunggu, siapa yang hamil?"
Halilintar memelankan kecepatan mobilnya, dia menoleh kearah adik iparnya yang ada di sebelah.
"... Aku??"
JDERR!
Halilintar menatapnya tak percaya,
"Kamu hamil?"
"Iya. Memangnya gak ada yang ngasih tau?" yang ditanya menggelengkan kepalanya.
"Padahal saudaramu yang lain sudah tau loh—oh, iya, kata Thorn memang kamu harus jadi orang terakhir di keluarga yang tau kabar ini."
Oke, Halilintar hanya bisa mendengus saja saat ini. Bisa-bisanya dia ketinggalan berita besar ini. Bukan ketinggalan sih, memang sengaja, sudah direncakan oleh adik-adiknya agar dia tahu ini belakangan.
"Dasar... Thorn, makin besar makin jadi, ya." gumamnya mencoba sebisa mungkin tuk tak kesal dengan adik nya yang nomor dua dari belakang.
--------------
HALOOO, AKU BALIKKK
huhuhu sorry, niatnya mau ku update kemarin, tapi gak sempettt
See u minggu depan, yaaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
suami atau anak; b. thorn [√]
Random❛❛BoBoiBoy Thorn (Duri) x Reader❜❜ 𝘐𝘯𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢-𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘪 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘵𝘢𝘸𝘢, 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. [Name] menikah dengan Thorn, si an...