Sifa

51.4K 232 4
                                    

Di gudang belakang sekolah yang terletak jauh dari gedung utama sekolah ini, Sifa meringkuk kesakitan sembari mencengkeram perutnya erat. Bayi dalam perutnya akan segera lahir. Bayi hasil perkosaan.

Sebelumnya, Sifa hanya siswi kelas 10 SMA dengan kehidupan yang normal. Namun, guru olahraga bejat itu mengubah hidupnya. Di gudang belakang sekolah ini dia diperkosa. Dengan dalih meminta pertolongan pada Sifa untuk membantu guru itu membawa beberapa barang ke belakang sekolah, guru bejat itu malah memperkosa Sifa. Saat itu, Sifa mencoba memberontak dan berteriak sekuat tenaga, namun gedung ini terlalu jauh dari gedung utama dan hampir tidak pernah didatangi orang-orang. Apalah daya Sifa dengan tubuh kecilnya yang tidak dapat melawan tua bangka berusia 40 tahun bertubuh besar. Sifa hanya bisa menangis ketika ia dimasuki secara paksa oleh guru bejat itu, ketika hal yang dijaganya direnggut secara tidak beradab.

Setelah kejadian itu, Sifa berusaha kembali ke kehidupan normalnya, Sifa berlaku seakan hal itu tak pernah terjadi. Kemudian, dunia seakan berpihak pada Sifa, dua bulan setelah kejadian itu, guru itu mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Sifa sangat puas atas karma yang ada. Tetapi, kepuasan itu tak bertahan lama, tiga bulan kemudian, Sifa harus menerima kenyataan bahwa ia telah mengandung bayi dari guru bejat itu.

Di sini lah ia sekarang, merintih kesakitan di tempat penderitaan itu bermula. Gudang belakang sekolah. Awal dan akhir semua penderitaan Sifa.

Sifa sengaja memilih tempat ini untuk melahirkan. Selain karena tempatnya yang terpencil dan jarang didatangi, Sifa tidak mau ada orang yang tau tentang kehamilannya. Selain itu, itu di sini pula Sifa ingin mengakhiri nyawa bayi itu. Tak peduli bahwa bayi itu baru lahir atau tidak.

Kontraksi yang ia rasakan sudah berlangsung sejak kemarin dan saat ia datang ke sekolah pagi ini, ia sudah mencapai pembukaan lima. Niatnya ke sekolah pagi ini memang untuk melahirkan karena dia tidak mau mengotori rumahnya untuk melahirkan bayi dari guru bejat itu. Untuk menghindari guru-guru dan temannya, Sifa berangkat lebih pagi hari ini. Jam 5 pagi dia sudah siap di gudang belakang sekolah. Untung orang tuanya sedang pergi dinas ke luar kota, jadi tidak ada yang mempertanyakan alasan kenapa dia berangkat sangat pagi.

Sifa mengatur napasnya, berusaha meredakan rasa sakit dari kontraksi ini. Ia memilih duduk bersandar pada dinding, beralaskan kain-kain yang ia dapatkan dari gudang. Peluh membanjiri sekujur tubuhnya, giginya bergemeletuk tatkala kontraksi menghantamnya.

"Ouchhh... hahh... hahhh... dasar bayi sialan." Runtuk Sifa ketika bayi itu menendangnya keras, berusaha keluar dari rahimnya.

Kandungannya yang berusia 10 bulan masih terbelit kuat oleh korset di perutnya. Sifa belum berniat melepaskan korset itu, ia ingin menyiksa bayi dalam kandungannya lebih lama dengan memberikan ruang gerak terbatas. Walaupun pada akhirnya itu menyiksa dirinya sendiri.

Melihat perutnya yang terlihat cukup besar meskipun telah dililit korset yang ketat. Sifa menebak bayinya berukuran besar. Sifa tak tau secara pasti karena dia tidak pernah memeriksakan kandungannya, mungkin bobot bayi itu sekitar 4 kg. Hal ini wajar mengingat guru bejat itu memiliki fisik yang juga besar.

"AArggghhh!!! Sial!!! Cepatlah keluar sialan!!!" Dahinya mengernyit merasakan jeda kontraksi yang semakin pendek.

Jam 10 pagi.

Sifa menyelipkan jarinya ke dalam legging miliknya, mengecek vaginanya, pembukaan 8. Sebentar lagi bayi itu akan lahir.

Sweater kebesaran yang dia gunakan untuk menutupi kehamilannya telah ditanggalkan entah kemana, begitu pula dengan seragam. Yang tersiaa hanya korset, kaos hitam, dan legging ketat yang dipakai Sifa.

Merasa harus menyimpan tenaga untuk mengejan nanti, Sifa memutuskan untuk berbaring berbantalkan tas miliknya. Sesekali tangannya mencengkeram alas kainnya, melampiaskan rasa sakit yang ia rasakan.

Giving Birth AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang