41 • Swimming Pool [NC]

2.9K 74 4
                                    

Hari ini sebenarnya Jake tidak ada kuliah.

Ia ditunjuk langsung oleh profesornya untuk menjadi panitia persiapan seminar yang akan diadakan nanti sore.

Jake sebenarnya tidak tau apa yang harus ia lakukan mengingat ia anak baru dan tidak ada yang dikenalnya. Tapi karena profesor yang turun langsung untuk memintanya, jadi dia tidak bisa menolaknya.

Diberikan seragam khusus panitia, Jake selesai menulis nama di card holder yang dikalungkan di lehernya.

Tidak mengenal siapapun yang jadi panitia disitu, Jake berusaha bersosialisasi dan mendengarkan araha dari ketua.

Dan untungnya ia telah mendapatkan tugas. Setidaknya ia bisa bernapas lega karena tau tugasnya meskipun belum dijalani.

Bersama Sam, kakak tingkatnya, yang berambut panjang berpenampilan khas anak seni, ia diminta pergi ke patisserie untuk mengambil pesanan snack yang akan dibagikan untuk peserta seminar, dan juga menu khusus untuk pengisi seminar.

Tadinya mereka akan pergi dengan naik taksi dan sudah diberi ongkos, tapi ternyata Sam membawa mobil dan mengambil ongkos taksi untuk biaya pengganti bensinnya. Jake hanya tersenyum saja mengikuti.

Di mobil mereka tidak banyak bicara dan hanya berkenalan saja.

Jake merasa tak cocok dengan Sam, karena sejak tadi ia hanya mendengarkan lagu reggae dan menyanyi dengan sumbang dan cukup nyaring. Sangat tidak enak didengar.

Sampai di lokasi yang dituju, Jake turun sementara Sam menelpon dengan orang yang sepertinya kekasihnya.

Jake cuma bisa pasrah diserahi tugas membayar separuh pembayaran snack dimana bukan ia yang pesan.

Ia menyerahkan kwitansi dan sejumlah uang dalam amplop.

"Tolong dihitung dengan benar" kata Jake sopan.

"Sudah benar, kami akan mengemas pesanan kalian"

"Ah ya, tolong tanda tangan disini sebagai bagian dari proposal acara"

"Disini?"

"Benar"

"Sudah"

"Terima kasih"

"Kami butuh waktu untuk mengemasnya karena kalian datang lebih awal"

"Ah tidak apa-apa, maaf karena kami datang tanpa memberitahu"

"Tolong tunggu disana, aku akan membuatkanmu minuman sambil menunggu"

"Ya, terima kasih"

Jake pun duduk menunggu. Tak lama ada yang memberinya minuman.

Cukup lama, hingga Sam datang menghampirinya.

"Sudah selesai?"

Kalau bukan kakak senior, Jake mungkin akan memukulnya.

Jake menggeleng.

"Ini minumanmu? Aku haus, aku minta sedikit ya?"

Sebelum dijawab, Sam sudah memasukkan sedotan ke dalam mulutnya, membuat Jake semakin tak menyukai kakak seniornya ini.

"Sunbae, boleh aku tanya?"

"Tanya saja"

Apa kau tidak punya sopan santun?

Jake menatap Sam datar. Rasanya ingin mengutarakan isi hatinya. Tapi, tidak mungkin. Ia tak mau merusak suasana dan dimarahi Profesor.

Satu-satunya hal yang harus ia lakukan adalah ✨ bersabar ✨

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang