12

2.3K 121 0
                                    

Setelah selesai mengumpulkan nyawa dan membasuh wajah mereka masing masing, Jaehyun dan si kembar keluar satu persatu dari dalam kamar dan bersama menuju ruang makan.

Disana, sudah ada sepasang suami istri yang sudah menunggu kedatangan ketiga anaknya. Yunho menunggu dengan wajah cerahnya, sedangkan Boa dengan wajah suramnya. Jaehyun berserta kedua adiknya duduk bersama, dan memperhatikan Boa yang terlihat suram "ayah, ibu kenapa?" tanya Jaehyun

"Kalian bermain menggunakan pengamankan?!" sontak Jaemin. "Kami tidak ingin memiliki seorang adik!!" imbuh Jeno.

Masih pagi, tapi si kembar malah memulai ulah mereka. Berbicara sembarangan. Yunho langsung memasang raut serius, dengan tatapan tajam menuju Jeno dan Jaemin "apa yang kalian bicarakan?"

"Ibu kalian baik baik saja, tidak ada yang terjadi padanya"

"Lalu, kenapa ibu menjadi suram seperti itu?!" tanya Jaemin

"Yaaa~ memang ayah bermain sedikit serius, sehingga ibu kalian kewalahan" jawab Yunho dengan santainya

"Tapi ayah tetap pakai pengamankan?!"

"Ayah han-"

"Kalian, Hentikan pembicaraan kalian!!!" seru Boa, sukses membuat keempat priannya dengan kompak terkejut "ini masih pagi, tolong bicarakan hal yang normal" imbuh Boa, berusaha untuk menetralkan emosinya. Jaehyun merasa kasihan dengan ibunya yang harus menanggung beban sebagai seorang istri.

"Jaehyun, Jeno, dan juga Jaemin, kami akan memberitahu kalian sebuah informasi" ucap Boa, yang kini dengan raut seriusnya, membuat ketiga anaknya juga serius mendengarkan informasi yang akan diberitahukan kepada mereka.

"Keberangkatan kami akan dipercepat nanti malam, entah kenapa pekerjaan ayah kalian yang disana tiba tiba menjadi kacau, dan harus ayah yang menanganinya. Kami akan berangkat pukul 7 malam menuju Paris" jelas Boa gang diangguki Yunho.

Jeno dan Jaemin, mereka bersorak dalam diri mereka masing masing, kepergian kedua orang tuanya berarti sebuah kebebasan. Bebas melakukan apapun dirumah, dan bebas untuk mendekati Jaehyun tanpa halangan apapun. Satu bulan bersama sang kakak terkasih merupakan kebahagiaan langka bagi si kembar.

"Dan ayah minta kepada kalian, selama kami pergi tetap jaga rumah, jangan mengundang siapapun kecuali ada hal genting. Dan untuk kalian Jeno dan Jaemin, selama ibu pergi, kalian harus menjaga sikap kalian disekolah, kalian mengerti?!!" imbuh Yunho dengan nada tegasnya.

Ketiga anak itu mengangguk paham dengan semua penjelasan yang orang tua mereka berikan, hanya saja Jaehyun, ia merasa sedih dan juga takut. Saat ini tangan kanan Jaemin dan tangan kiri Jeno berada dipaha Jaehyun sambil mengelus dan sedikit meremasnya. Jaehyun memiliki perasaan tidak enak untuk nanti malam.

Sesi sarapan telah selesai, kini seluruh anggota Jung disibukan dengan kesibukan mereka masing masing. Yunho sebagai kepala keluarga, disibukkan dengan urusan kantornya, Boa disibukkan dengan urusan sekolahnya, sedangkan Jaehyun, ia disibukkan dengan kedua adiknya yang sedang menikmati tubuhya didalam kamarnya.

"Hhnnggghhh... "
"Ja-Jaeminnhhh.... Sshhh... "
Jaemin yang disebutkan dalam desahan Jaehyun sedang melakukan aksinya yaitu menyesapi punting kakaknya, dan Jeno ia hanya mendengusi ceruk leher Jaehyun. Kaos Jaehyun dibuang ke sembarangan arah oleh kedua adik kembarnya.

Posisi mereka ada disofa kamar milik Jaehyun. Jeno yang menjadi sandaran Jaehyun, Jaehyun yang pastinya selalu berada ditengah, dan Jaemin berada diatas tubuh Jaehyun, sedang mengulum punting Jaehyun.

"Hhnngghh... "
"Ja-Jaeminnhhh.. Su-sudahlaahh.. "

Desah Jaehyun meminta Jaemin ingin menyudahi perbuatannya, dan Jaemin pun berhenti. Mendongak an kepalanya, menatap kakaknya dengan penuh nafsu "kenapa? Bukankah ini nikmat? Kakak menyukai nya juga kan?" tanya Jaemin beruntun.

Memang benar yang dikatakan oleh Jaemin, Jaehyun menikmatinya. Saat Jeno menyesapi puntingnya pun, Jaehyun juga menikmatinya. Namun, ia tidak boleh terbuai dengan kenikmatan yang seperti ini, karena Jaehyun menganggap yang mereka bertiga lakukan ini adalah perbuatan yang salah.

Jaehyun terdiam, ia bingung harus menjawab pertanyaan adiknya, Jaehyun menatap sekelilingnya untuk menghindari tatapan mata Jaemin. Tangan Jaemin terulur, mengusap rahang kakaknya, dan berharap mata mereka salaing bertemu.

Saat rahang Jaehyun diusap lembut oleh Jaemin, Jaehyun pun menatap adiknya, memohon untuk berhenti "kak, jangan kau pikirkan inilah adalah perbuatan salah atau tidak, kau nikmati saja apa yang kami lakukan terhadapmu"

"T-tapi-"

"Ssttt... " Jeno menginstruksikan Jaemin dan Jaehyun untuk diam, ia mendengar derap langkah kaki yang sepertinua menuju kemari.

Tok..
Tok...
Tok.....
Dan benar saja, terdengar bunyi ketukan pintu. Dan mau tak mau mereka harus bersikap normal, seperti tak melakukan apapun. Jeno mengambilkan kaos Jaehyun yang sempat terbuang, lalu menyerahkannya ke Jaehyun, kemudian ia berjalan mendekati pintu untuk mengetahui siapa yang telah menganggu aktivitasnya.

"Maaf tuan muda Jeno, saya diminta untuk memanggil tuan muda Jaehyun"

"Ada perlu apa?"

"Tuan muda Jaehyun dipanggil untuk keruang kerja tuan besar"

Jaehyun langsung beranjak dari tempat, dan menghampiri ART itu "aku akan kesana sekarang" ucapnya, meninggalkan kamarnya yang saat ini dihuni oleh kedua adik kembarnya.

Diruang kerja, Jaehyun yang sedang berhadapan dengan sang ayah berdiri tepat dimeja ayahnya. Kedua tangan Jaehyun bermain ujung bajunya untuk menghilangkan kegugupan "iya ayah, ada yang perlu Jaehyun bantu?"

"Tidak, ada yang ingin ayah sampaikan" jawab Yunho.

"Selama ayah dan ibu pergi, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka berbuat onar lagi, dirumah, maupun disekolah. Sebulan bukan waktu yang sebentar, bukan juga waktu yang lama, kau mengerti Jaehyun?" imbuhnya.

Jaehyun mengangguk, sebulan ayah dan ibunya akan pergi dari rumah ini. Hanya sebulan, tinggal bersama kedua adiknya yang- "ayah, bolehkah aku mengundang temanku dan memintanya menginap disini?" tanya Jaehyun.

"Kenapa? Apa dia tidak punya rumah?"

"Ti-tidak, bukan begitu.. A-aku punya tugas yang harus diselesaikan bersamanya." bohong Jaehyun, ia tak berani mengadukan sikap kedua adik kembarnya yang sebenarnya kepada sang ayah.

Yunho tampak menimang nimang permintaan Jaehyun, tak ada raut kebohongan disana, tapi tak ada raut kejujuran yang nampak. "Kumohon ayah.. " pinta Jaehyun yang kali ini dengan nada dan wajah memelasnya. "Baiklah, tapi jangan terlalu banyak mengundang temanmu, panggil 1 atau 2 orang saja."

"Baik ayah!!" Jaehyun senang dengan izin yang diberikan oleh Yunho "kalau begitu, kau boleh pergi"

Jaehyun membungku sebentar dan pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya. Hatinya sangat lega, karena ayahnya mengizinkan temannya untuk menginap. Bukan karena tugas, tapi untuk menjaganya dari gangguan Jeno dan Jaemin.

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang