"I haven't punished you."
****
Siang ini cuaca cukup panas dengan suguhan yang begitu istimewa untukku. Bagaimana perasaanmu jika seseorang yang begitu didambakan jatuh ke dalam genggamanmu begitu saja? Seberapa jauh kau akan terus mencoba mempertahankannya? Akankah walaupun sampai kau berada di titik tertinggi alam semestapun kau masih mampu untuk berusaha menggenggamnya?
"Ah ssh ah.. Lisa i come. Please, touch me.."
Mungkin kau mampu membayangkan bagaimana tubuh telanjang seorang wanita menggeliat indah dihadapanku tanpan rasa malu setelah dia mendapatkan orgasmenya dengan begitu cepat.
Demi Tuhan, aku hanya berdiri di ujung ranjang menonton adegan panasnya dengan segelas soju ditanganku. Sial sekali aku tidak menyimpan Vodka ataupun Wiski didalam lemari pendinginku.
"Hentikan tanganmu!"
Aku mendekatinya melarang pergerakannya yang berusaha menyingkirkan kain yang menutupi matanya dengan menggunakan satu tangan yang baru saja selesai menggerayangi tubuhnya sendiri. Bahkan saat telapak tanganku mulai datang menyentuh kulit hangat bagian dadanya, satu tangannya kembali dia turunkan untuk menyambut terpaan hangat telapakku.
"Aku tidak tahan, ahh i'm cum emh—"
Jemariku mencegah lidahnya untuk berbicara. Aku membiarkan ibu jariku bermain dengan rongga mulut Jennie yang begitu hangat dan berlendir karena ludahnya. Dia menghisapnya dalam-dalam saat tubuhnya mulai melengkung dan menggeliat diiringi dengan getaran yang kuat.
"Hmph!" lenguhnya panjang.
Setelahnya Jennie mengeluarkan jarinya dari dalam lubang vaginanya yang sudah sangat berlendir. Kedua tangannya terkulai lemas dikedua sisi tubuhnya dengan nafas tersengal dan keringat membasahi area lehernya.
"That's good?"
Jennie meredupkan kedua matanya saat aku bergerak menyingkap kain panjang itu dari sana dan membiarkan cahaya masuk menerangi pupil matanya. Dengan sekali anggukan Jennie mengiyakan menandakan kepuasannya yang menurutku masih belum ada apa-apanya.
Aku tersenyum sarkas padanya lalu mendudukkan bokongku ditepi ranjang membelakanginya dengan menenggak segelas soju sampai habis tak tersisa lalu meletakkan gelas kosong itu diatas nakas.
"Come here.."
Aku memerintah padanya tanpa melihat responnya. Belum ada satu menit dia berbaring setelah mendapatkan klimaksnya namun aku masih ingin berlama-lama dengannya apalagi saat berada di dalam situasi menakjubkan seperti ini.
Aku menoleh saat tak kunjung mendapatkan jawaban melihatnya sedang berusaha duduk mengumpulkan kembali tenaganya kemudian beranjak menuruti perkataanku. Aku menuntunnya dengan senang hati membiarkan dia berada dalam posisi setengah berdiri menekuk kakinya dibawahku.
"Help me open this."
Kelihatannya dia begitu terkejut saat aku bangun dan mengisyaratkannya untuk menarik celanaku kebawah dengan bantuan darinya ingin segera menyusulnya memamerkan paha dan juga vaginaku.
Sesaat kemudian dia menganggukiku ragu saat aku bergerak sedikit membungkukkan badan menarik dagunya untuk mendongak menatapku lantas aku kembali pada posisi tegakku seperti semula. Bahkan kini tinggi badannya hanya selaras dengan pinggulku. Jika saja aku memiliki penis rasanya akan sangat pas jika dia mengulumnya dalam posisi seperti saat ini.
Perlahan tapi pasti, dia membiarkan pahaku terekspos didepan matanya menyingkirkan celanaku agar tidak mengganggunya lantas kembali menarik benang terakhir yang menutupi vaginaku yang sudah mulai basah dan berlendir dengan menengguk ludahnya berkali-kali menandakan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JERK of HYPER
Fanfiction"Sebenarnya siapa yang hypersexual disini? Kau atau aku?" "Kita berdua." THE JERK of HYPER Can you control yourself? ⚠️18+ Area⚠️