Bab 117. Mumpung ada kesempatan

172 8 0
                                    

Bab 117. Mumpung ada kesempatan.
★★★★

Hari ini pelajaran begitu membosankan menurutku, entah mengapa bisa begitu, padahal hari hari sebelumnya aku jarang merasakan hal seperti ini. Mungkin karena tidak ada Alex kali, jadi terasa ada yang kurang karena sering membuat ulah. Terlebih dengan ancaman dan itu telah dilakukannya hingga ada korbannya.

Walaupun aku merasa tenang, namun ada rasa bersalah yang ku rasakan. Dan juga kini bertambah lagi masalah yang masih jadi misteri mengenai Latif yang disuruh bertanya tentang keadaan Alex ini seperti jadi tanya besar buatku.

Apa mungkin Riko ada hubungannya dengan Alex yang mengalami luka luka yang cukup parah, hampir kehilangan nyawanya kalau saja sampai aku terlambat menolongnya. Seperti tabrak lari kejadian yang alami oleh Alex.

Apa mungkin Alex tahu siapa pelakunya? Atau mungkin Alex tidak tahu siapa pelakunya yang coba menghilang nyawanya?

Aku akan mencari dan menemui Riko, aku akan menanyakan padanya, apa benar kecurigaan ku terhadap Riko kalau memang dia pelakunya. Lalu apa maksud dibalik kejadian ini?

Tet, tet, tet,,,(WAKTUNYA ISTIRAHAT!) ada suara wanita yang menggema dari pengeras suara. Seluruh siswa beristirahat keluar dari ruang kelasnya masing masing.

Latifah terlihat diam saja tanpa menyapaku, mungkin kesal dengan sikap juga sikap cewek cewek yang lain.

Beda dengan cewek cewek yang tak bermasalah mereka terlihat enjoy dan bergembira, melenggang keluar ruangan bersama dengan teman temannya bersendau gurau.

Aku masih saja duduk ditempatku, karena aku malas untuk keluar, rasanya aku hanya ingin disini saja. Bukannya aku tidak punya, tadi saat aku akan pergi ke sekolah...

"Dek, ini ada uang jajan sedikit dari mas, mohon diterima"

Awalnya aku ragu, setelah mas Surya seperti menyakinkan ku maka ku terima pemberiannya.

"Terima kasih mas" pungkasku, ku masukkan kedalam saku celana. Uang lebaran dua, seratusan ribu masih utuh hingga tak sadar aku merogoh saku kanan celanaku. Masih ada dan utuh, sejenak ku lihat. Sambil tersenyum.

"Ya sama sama. Kamu gak usah merasa gak enak ya"

Ku anggukan kepalaku. Mas Surya hanya tersenyum cool senyum yang mampu membalikan dunia siapa saja yang memandangnya termasuk diriku. Buru buru ku alihkan pandangan ku secara tidak sadar.

Kini, secara sadar aku kembali lagi keduniaku, didepanku ada beberapa cewek sedang mengerumuniku. Entah apa maksud mereka?. Aku hanya kenal tiga orang saja, Sarah, Oktavia dan Latifah. Tidak mungkin Latifah sudah dicabuli oleh Alex mengingat dia sering bersama ku tapi, aku juga jarang berinteraksi dengannya, atau jangan jangan memang benar dugaanku kalau Latifah telah,,,

Terus ada lima cewek lagi yang wajahnya bermuram durja, seperti tertekan. Kenapa mereka berdiri dihadapanku, ada maksud apa mereka disini?

"Bening,,," kata Latifah ragu.

"Bening, kita ada perlu sama Lo!" ucap Oktavia tegas. Masih saja terlihat angkuh. Aku suka type cewek seperti Oktavia tapi agak illfeel juga. Sudah lah suka suka dia. Itu hak nya buat ngomong.

"Iya bener, Bening, kita ada perlu sama Lo. Mengingat saat ini Alex mumpung lagi sakit. Ini kesempatan buat kita untuk,,," Sarah tidak meneruskan ucapannya, kini menatap kearah Latifah. Mungkin karena dia gadis yang pemberani dalam berekspresi maupun berspekulasi.

"Kenapa harus aku sih?" gumam Latifah lirih, tapi aku masih sempat mendengarnya, mungkin juga yang lainnya.

Sedang ke lima cewek yang lainya memilih untuk menunggu dan diam. Karena dari wajah mereka terlihat rona ketakutan beda dengan Sarah dan Oktavia maupun Latifah seperti mencari keadilan. Tapi, kenapa harus ke aku?.

Penjerat Mimpi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang