18. Tabir Yang Terkuak

171 24 35
                                    

💙Selamat Membaca💙

Aji masih terdiam, dia menunggu jawaban Keshwari. Bukan dia takut dengan pertanyaan dari Andaru tetapi dia hanya ingin tahu bagaimana jawaban dari wanita itu.

"Ibu mau beresin pecahan cangkir dulu," Keshwari mencoba menghindar.

"Ibu, bisa menjawab dulu."

"Kalau kelamaan nanti bisa mengundang semut."

"Menjawab pertanyaan dari Daru juga tidak lama, Bu."

"Tidak, Ibu dan Pak Aji tidak saling mengenal."

Aji masih terdiam dengan posisi membelakangi Keshwari dan Daru,  dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh perempuan itu. Rupanya wanita itu masih tidak mau mengakui.

"Oh, ya sudah, kalau memang Ibu tidak mengenal Pak Aji. Berarti kemiripan kami memang hanya kebetulan saja."

Keshwari mengangguk kemudian dia berniat untuk membereskan pecahan cangkir tadi. Namun kemudian suara Sangaji berhasil menghentikan niatnya.

"Saya ingat pernah mengenal Sita, adik kelas saya sewaktu SMA."

Daru menatap tajam ke ara dua orang dewasa yang ada di hadapannya.

"Keshwari Dira Nirwasita, bukankah itu nama kepanjangan Ibumu, Daru?"

"Ya." jawab Daru singkat.

"Mungkin Bu Keshwari mengingat sedikit tentang Rita Setyowati? Teman atau sahabat saat sekolah dulu?"

"T-tidak, saya tidak mengenalnya. Pak Aji mungkin salah orang!"

"Benarkah? Baiklah, bagaimana kalau saya membawa Rita ke sini?"

"A-apa? S-silakan saja!"

"Atau saya ingin jika Daru di test DNAnya."

Keshwari terbelalak mendengar ucapan Sangaji. Apa mau pria ini sebenarnya. Daru pun sama terkejutnya.

"Bapak sudah gila, kita saja tidak saling mengenal. Untuk apa test DNA. Jelas Daru bukanlah anak Anda!" Wanita itu tetap mengelak dan menolak keinginan Aji.

"Benarkah? Apa saya harus ...."

"Bisakah kalian bicarakan tentang masa lalu itu di luar saja? "

Daru sudah tidak tahan dengan perdebatan kedua orang dewasa itu

"Daru?" Keshwari  terkejut mendengar perkataan anaknya sendiri.

"Daru sudah dewasa, Bu. Sampai kapan semua ini akan di sembunyikan dan kenapa?"

Aji terdiam, dia tidak pernah berniat menyembunyikan semuanya. Hanya saja kebodohan dia di masa lalu yang membuat keadaan menjadi rumit. Memang benar ternyata, narkoba merusak jaringan otak dan pikirannya.

"Bu?"

Keshwari masih menunduk, haruskah dia membuka semua ini sekarang? Bagaimana dia akan memulainya dan haruskah dia mengakui di depan laki-laki ini?

"Kalau Ibumu tidak mau menjelaskan, kita test DNA saja. Setelah itu saya akan menjelaskan semuanya!"

Karena melihat Keshwari hanya terdiam akhirnya Aji pun angkat bicara.

"Tidak! Tidak perlu test DNA, saya tidak butuh pengakuan dari Anda!"

"Saya tidak pernah berkata jika kamu butuh pengakuan. Saya hanya ingin membuktikan bahwa Daru itu anak saya, Sita. Jadi benar 'kan Daru itu anakku?

Keshwari tidak menjawab, dia hanya menunduk dengan bulir-bulir bening yang mulai turun dari kedua kelopak matanya.

"Bu?" Suara Daru penuh harap.

Bukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang